SOLOPOS.COM - SIMULASI OPERASI -- Contoh tampilan untuk simulasi operasi militer pada program Soyus Wargaming System, yang berfungsi melatih personel militer melakukan manajemen operasi militer. (Infoglobal.com)

Tanpa banyak gembar-gembor, sejumlah putra Indonesia berhasil membuat program komputer yang bernilai tinggi dan berperan penting dalam menunjang pertahanan negara. Mereka adalah para ahli hasil didikan dalam negeri yang kemudian bergabung dalam perusahaan bertajuk Infoglobal.

PEMANTAUAN TERINTEGRASI -- Contoh tampilan hasil pantauan radar pada program TDAS. Sistem ini mengintegrasikan pengolahan data hasil pantauan radar sipil dan militer. (Infoglobal.com)

Promosi Moncernya Industri Gaming, Indonesia Juara Asia dan Libas Kejuaraan Dunia

Dari tangan dan pikiran para ahli yang berasal dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya ini, sudah lahir di antaranya dua produk yaitu Soyus Wargaming System dan TDAS. Soyus Wargaming System seperti dijelaskan dalam situs Infoglobal adalah program simulasi untuk pelatihan operasi dan strategi militer. Program ini sudah dipakai di tingkat Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI AU sejak tahun 2006.

Melalui program pelatihan ini, perwira siswa bisa berlatih merancang dan menggelar rencana operasi dalam situasi simulasi peperangan. Rencana operasi tersebut bisa diatur dalam berbagai skala yang mencakup pengaturan logistik dan taktik. Rencana dan pelaksanaan operasi ini bisa “diduelkan” dengan rencana operasi dari “pihak lawan.” Instruktur juga bisa secara aktif memantau pelaksanaan simulasi operasi militer tersebut.

SIMULASI OPERASI -- Contoh tampilan untuk simulasi operasi militer pada program Soyus Wargaming System, yang berfungsi melatih personel militer melakukan manajemen operasi militer. (Infoglobal.com)

Program lain yang dirilis Infoglobal adalah Tactical Display Air Situation (TDAS). Program ini berupa sistem informasi pemantauan kondisi lalu lintas udara yang mengintegrasikan pergerakan semua pesawat terbang hasil pantauan radar, baik radar sipil maupun militer secara real time di suatu kawasan. Semua data itu diproses dan ditampilkan dalam bentuk peta pergerakan digital real time. Dengan pengintegrasian hasil pantauan radar ini, maka status sebuah objek terbang bisa segera diketahui, misalkan apakah legal atau ilegal dan sebagainya. Dengan demikian semua bentuk pelanggaran hukum udara khususnya yang berpotensi mengancam kedaulatan nasional bisa segera ditindaklanjuti.

Menurut riwayatnya, sistem ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas), dan mulai dikembangkan sejak 1999. Program pengembangannya hingga kini terus dilakukan untuk memenuhi berbagai perkembangan situasi dan kebutuhan. TDAS sejauh ini sudah dipakai di Komando Sektor Pertahananan Udara Nasional (Kosekhanudnas) I dan Pusat Operasi Pertahanan Udara Nasional (Popunas) di Jakarta, Kosekhanudnas II Makassar, Kosekhanudnas III Medan dan Kosekhanudnas IV Biak. Dalam upaya pengembangannya, sistem ini diarahkan untuk terintegrasi pula dengan sistem pemantauan untuk dimensi lain seperti kelautan.

bas/berbagai sumber

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya