SOLOPOS.COM - Makam di pinggir jalan Kampung Teposan, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Solo. (Detik.com)

Solopos.com, SOLO – Makam tanpa nama di jalan Kampung Teposanan, Sriwedari, Solo, ternyata milik tokoh ternama. Warga sekitar menyebut makam itu milik Mbah Precet.

Makam tersebut berada di Jl Abiyoso, Kampung Teposanan, Kelurahan, Sriwedari, Laweyan, Solo. Makam tersebut dibatasi besi di bagian kiri dan kanannya dengan pusara berhias ubin bercorak merah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Makam tersebut menjadi misteri lantaran tidak ada nama yang tertulis di sana. Namun, dikabarkan Detik.com, Rabu (1/7/2020), terlihat ada sisa bunga yang hampir layu di atas makam.

Makam di Kampung Teposanan itu berada di badan jalan yang lebarnya hanya sekitar tiga meter. Kuburan itu berbatasan dengan pagar GOR Sritex di sisi barat.

Ekspedisi Mudik 2024

Hore! Grojogan Sewu Karanganyar Siap Dibuka Lagi

Mbah Precet

Ketua RT 002/RW002 Kampung Teposanan, Kardi, 46, mengatakan, makam itu milik tokoh bernama Mbah Precet. Dia mengatakan lokasi itu merupakan bekas permakaman.

Pada 1980-an, hampir semua makam dipindah. Namun, hanya satu yang tidak, yakni makam milik Kiai Precet atau Mbah Precet. Makam itu tidak dipindah berdasarkan pesan dari Kiai Precet.

“Sesuai pesan terakhir sebelum meninggal, Mbah Precet ingin dimakamkan di sini,” terang Kardi.

Duh, 1.460 Keluarga di Klaten Belum Punya Jamban

Bromocorah

Ketua Komunitas Solo Societeit, Dhani Saptono, mengatakan, Mbah Precet merupakan bromocorah atau penjahat. “[Mbah Precet] yang dihukum mati kemudian dimakamkan di situ. Dan pada zaman dahulu di sekitar lokasi itu sangat angker,” terang Dhani.

Jika dilihat dari asal-usul penamaan wilayah, Precet adalah orang kecil. Dhani menambahkan ada tiga tokoh penting di Kampung Teposanan, Sriwedari, Solo, tempat Mbah Percet dimakamkan.

"Yakni Teposono 1 di era Panembahan Senopati, awal Kerajaan Mataram Islam. Teposono ke-2 adalah putra Amangkurat IV adalah ayah dari RM Garendi (Sunan Kuning) pemimpin pemberontakan Geger Pecinan di Kartasura, karena sakit hati terhadap peristiwa hukuman mati ayahnya. Sementara yang terakhir adalah Teposono 3 putra dari Paku Buwono ke-4", urainya.

Hore! Grojogan Sewu Karanganyar Siap Dibuka Lagi

Mataram

Lantas apa hubungan antara Mbah Precet dengan kedua tokoh Teposono? Dhani menjelaskan ketiganya sama-sama dihukum mati.

“Semuanya adalah tokoh yang menjadi legenda di Bumi Mataram,” sambung Dhani.

Dhani menjelaskan anggota komunitasnya yang fokus membahas sejarah sudah melakukan riset soal makam Mbah Precet. Ada juga beberapa diskusi yang menyinggung tentang hal tersebut.

Diberitakan sebelumnya, area permakaman tempat Mbah Precet dikuburkan itu dipindah. Setelahnya pemerintah membangun daerah-daerah tersebut menjadi sekolahan, puskesmas, hingga rumah dinas lurah Sriwedari.

Perjalanan Cinta Laudya Cynthia Bella dan Engku Emrah dari Nikah Sampai Cerai

Pernah suatu ketika ada mobil yang tak sengaja parkir di atas makam di pinggir jalan Kampung Teposanan tersebut. Akibatnya lampu di dalam GOR Bakti atau Sritex padam.

Meski demikian warga sekitar mengaku tak pernah mendapat gangguan supranatural atau lainnya akibat keberadaan makam itu. Mereka sama sekali tidak terganggu dengan keberadaan makam di pinggir jalan Kampung Teposanan itu.

Pemerintah Kelurahan Sriwedari pun tak berani memindah makam karena terganjal wasiat Mbah Precet. Menurut pengakuan warga sekitar, setiap malam Jumat makam itu selalu ditaburi bunga. Ada juga yang berziarah ke makam tersebut pada malam hari sekitar 22.00 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya