SOLOPOS.COM - Herlita Jayadianti (JIBI/Harian Jogja/Tri Wahyu Utami)

Herlita Jayadianti (JIBI/Harian Jogja/Tri Wahyu Utami)

Bagi Herlita Jayadianti, mendidik anak berkebutuhan khusus (ABK) mesti dengan hati, sikap ramah dan sabar selalu dijaga. Mengajar sama dengan menghibur.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Herlita tercatat sebagai guru keterampilan di SMP Tumbuh, Jogja, sejak tahun ajaran pertama Juli 2011. Andilnya cukup besar dalam penyusunan mata pelajaran, mengingat sekolah saat itu baru dibuka untuk kelas SMP.

Melihat kondisi anak-anak, guru tidak boleh menyerah,” ujarnya, suatu siang pekan lalu. Murid ABK harus didorong supaya bersemangat dan memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu, minimal bagi dirinya sendiri.

Tidak hanya kesabaran, ketegasan juga penting. Pasalnya, kadang anak-anak kerap semaunya sendiri dan tidak bisa dikontrol. Jangankan anak ABK, yang tumbuh normal pun seringkali membuat guru pusing tujuh keliling. Sebagai contoh, saat Herlita pertama kali mengajar.

Ada salah satu anak yang bicara sendiri di kelas. Herlita sudah menduga, anak itu mencari perhatian teman-temannya dan guru. Anak itu lalu keluar kelas dengan membanting pintu.

Herlita bersikap santai, tetap mengajar. Setelah selesai pelajaran, barulah si anak diajak bicara baik-baik. “Sampai menyentuh hati anak,” ujar perempuan berusia 35 tahun ini tersenyum.

Ada lagi, anak tidak mau mengumpulkan tugas. Dalam situasi begini, guru harus tegas. “Tidak dimarahi. Saya jelaskan pada anak, dia harus mengumpulkan tugas karena kalau tidak dia tidak dapat nilai, dia juga tidak bisa melakukan seperti yang dilakukan temannya. Intinya, itu akan membuat rugi diri sendiri.” 

Sampah

SMP Tumbuh adalah satu-satunya sekolah di Indonesia yang menerapkan Tri R Consept (Reduce, Reuse, Recycle). Dengan konsep mengurangi (reduce), menggunakan ulang (reuse) dan olah ulang (recyle) Herlita melakukan aktivitas sekolah dengan berbagai kegiatan bersama siswa.

Salah satunya menciptakan alat permainan edukatif (APE) secara murah meriah dari limbah, seperti kertas, kardus, kaleng dan plastik. Murid diajak berkarya di halaman, di teras atau tempat-tempat yang menginspirasi. Karya dari murid tidak hanya dipajang di kelas. Karya mereka dikumpulkan, enam bulan sekali digelar pameran di galeri.

Karya mereka dilelang, hasilnya untuk membeli bibit pohon mangrove, lalu mereka diajak menanamnya di seputaran Kali Opak. Ke depan, akarnya akan dimanfaatkan sebagai pewarna batik.

Membuat mainan sendiri yang terpenting bukan nilai atau hasil yang diperoleh melainkan proses. Dari proses yang tidak instant itu banyak hal yang bisa dipetik, contohnya interaksi dengan temannya dan ketika gagal, ia terus mencoba hingga berhasil serta pengasahan ide terus menerus.

Meski proses sangat penting, namun tetap membuat karya yang bernilai jual. Ketika anak sudah lulus nanti, khususnya yang ABK mereka punya keterampilan bisa membuat kerajinan yang bisa dijual untuk suvenir misalnya,” katanya.

Kemahiran Herlita mengubah limbah menjadi APE murah itu bukan tanpa sengaja. Sejak kecil, ia hidup berpindah-pindah mengikuti pekerjaan orangtua. Akibatnya, ia menjadi anak rumahan.

Namun, dengan begitu, ia justru mengembangkan skill di dalam rumah dengan membuat pernak-pernik dan menggambar. Setelah lulus dari jurusan hukum Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Jogja 2002, ia lalu mengajar di ECCD-RC Jogja. Di sana, keterampilan membuat APE kian terasah.

Sampai ia menjabat sebagai Koordinator Media Kampanye ECCD-RC 2004-2011. Ia meraih berbagai penghargaan lomba kreativitas guru tingkat provinsi hingga nasional.

Ia juga menulis pengalaman serta cara membuat APE murah dalam tiga buku berjudul Cara Cerdas Mengolah Sampah Anorganik Menjadi Alat Permainan Edukatif (2011), Mengolah Sampah Kertas Menjadi Mainan Edukatif (2009) dan Mengolah Sampah Plastik Menjadi Mainan Edukatif (2009).

Posisi teratas sebagai koordinator kampanye itu bagi Herlita adalah sebuah prestasi karena dengan jabatan itu ia sering diundang menjadi narasumber di berbagai kegiatan berkaitan dengan APE seluruh Indonesia.

Berada dalam posisi nyaman itu tidak enak, saya perlu pengalaman baru,” katanya. Itu sebabnya, istri Faiz Fakhruddin ini memutuskan mengundurkan diri dari ECCD-RC lalu mendaftar di SMP Tumbuh. 

Curhat

Sosok Herlita yang ramah dan gesit itu, sangat disukai murid-murid di SMP Tumbuh. Perempuan berkerudung ini mengganggap murid sebagai teman. Tak heran jika ia akrab disapa Mbak Lita. “Mungkin karena tubuh saya kecil, padahal usia saya sudah 35 tahun,” ujar Herlita tertawa.

Sikap cair yang diciptakan Herlita tidak hanya di dalam kelas. Saat jam pelajaran usai, murid kerap mencarinya untuk curhat. Ngobrol layaknya dengan teman itu juga sering lewat sms, telpon sampai murid datang ke rumahnya. Kebanyakan murid curhat soal pacar dan masalah pertemanan. “Selain guru, saya juga konsultan murid dan orangtua,” ujarnya. 

BIODATA:

Nama : Herlita Jayadianti

Suami : Faiz Fakhruddin 

Pendidikan:

Juni 1997-Mei 2002 : Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta 

Pengalaman:

1. Guru Keterampilan di SMP Tumbuh (2011-sekarang)

2. Konsultan ahli di tabloid ibu dan anak, NAKITA (2011-sekarang)

3. Duta Komisi Penyiaran Indonesia Daerah DIY (2009-sekarang)

4. Konsultan anak di warnaislam.com (2008- sekarang)



5. Koordinator Media Kampanye ECCD – RC Yogyakarta (2004-2011) 

Penghargaan:

1. Juara 1 dalam lomba Alat Permainan Edukatif berbahan limbah se DIY oleh Dinas Pendidikan Provinsi DIY bulan Desember 2008.

2. Juara 3 lomba kreativitas guru tingkat nasional tahun 2008, oleh majalah Bobo Kreatif dengan bahan kertas origami.

3. Juara favorit pada lomba kreativitas guru tingkat nasional tahun 2007, oleh Majalah Bobo Kreatif. Dengan tema mengolah bahan kardus susu vitalac menjadi APE.

4. Pemenang favorit lomba desain kaos dagadu tahun 2002 

Buku:

2011 : Cara Cerdas Mengolah Sampah Anorganik Menjadi Alat Permainan Edukatif

2009 : Mengolah Sampah Kertas Menjadi Mainan Edukatif



2009 : Mengolah Sampah Plastik Menjadi Mainan Edukatif





Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya