SOLOPOS.COM - Petugas kepolisian membawa tersangka aksi kejahatan dan kekerasan jalanan yang sering disebut 'klitih'oleh masyarakat Yogyakarta saat jumpa pers di Mapolresta Yogyakarta, Selasa (14/3/2022). ANTARA/Andreas Fitri Atmoko

Solopos.com, JOGJA — Sosiolog kriminalitas Universitas Gadjah Mada (UGM) Suprapto mendesak polisi mengusut tuntas aksi kejahatan jalanan atau klithih yang sudah sangat meresahkan masyarakat bertahun-tahun.

Suprapto menduga ada tokoh di balik layar dari kelompok-kelompok remaja yang kerap membuat resah karena menyerang pengguna jalan tanpa sebab itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kalau saya selalu mengusulkan jangan hanya menangani pelaku, tetapi ditelusuri sampai diketahui siapa yang ada di balik pelaku,” kata Suprapto kepada Antara dan dikutip Solopos.com, Rabu (6/4/2022).

Baca Juga: 5 Fakta Klithih Jogja Tewaskan Pelajar SMA: Tersinggung & Meninggal

Suprapto yang pernah melakukan penelitian sejak 2004 hingga 2009 terkait kejahatan jalanan atau acap disebut klithih di Yogyakarta menilai bahwa aksi kejahatan remaja usia sekolah itu tidak murni inisiatif mereka.

Ia menduga mereka terorganisasi dan ada yang melatih mulai dari penyiapan senjata tajam, pembagian tugas antara yang mengemudi sepeda motor dan yang mengeksekusi sasaran, hingga antisipasi ketika ada patroli kepolisian.

“Kalau saya melihat ada yang di balik mereka, ada yang mencuci otak, ada yang ‘ngompori’ karena kalau mereka murni sepertinya tidak mungkin bisa membuat clurit sendiri, membuat pedang agar ayunan jadi ringan,” tutur dia.

Baca Juga: Sadis! Begini Pengakuan Remaja Solo Pelaku Klitih di Andong Boyolali

Menurut dia, kejahatan jalanan oleh kalangan remaja atau pelajar bisa terus berkelanjutan hingga kini disebabkan para pelakunya terorganisasi sehingga memungkinkan adanya proses regenerasi.

Oleh sebab itu, menurut Suprapto, aparat penegak hukum perlu memutus rantai kejahatan jalanan oleh kalangan remaja ini dengan menelusuri pihak-pihak yang ada di balik tindakan kriminal itu.

Menurut dia, ada aktor atau senior di belakang mereka sehingga membuat para pelaku berani melakukan aksi kekerasan di jalanan, apalagi biasanya didukung dengan konsumsi minuman keras.

Di sisi lain, menurut dia, kejahatan jalanan oleh remaja muncul disebabkan banyak faktor, salah satunya rendahnya kepedulian para orang tua atau keluarga terhadap kegiatan anak.

Baca Juga: Gubernur Jabar Ridwan Kamil Beri Saran untuk Atasi Klitih di Jogja

“Ini kan selalu terjadinya dini hari. Harusnya orang tua mempertanyakan anaknya jam 12 malam ke atas di mana, sama siapa, ngapain. Ternyata banyak yang tidak peduli,” ucap Suprapto.

Sebelumnya diberitakan, seorang pelajar asal Kebumen yang belajar di Yogyakarta tewas setelah terkena sabetan benda tajam oleh pelaku kejahatan jalanan di Jalan Gedongkuning, Kota Jogja, Minggu (3/4/2022).

Saat itu korban dan temannya mengendarai sepeda motor keluar dari tempat kos untuk makan sahur.

Korban sempat dilarikan ke RSUP Hardjolukito oleh petugas Direktorat Sabhara Polda DIY yang sedang berpatroli, namun nyawanya tak tertolong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya