SOLOPOS.COM - Bangunan warung di wilayah Dukuh Nolojayan, Desa Somopuro, Kecamatan Jogonalan, Klaten, Jateng, Minggu (12/7/2020), yang tak pembangunannya ditunda hingga ada kejelasan terkait rencana proyek jalan tol Solo-Jogja. (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Masyarakat mempertanyakan kejelasan sosialisasi rencana proyek pembangunan jalan tol Solo-Jogja yang melintasi wilayah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Pasalnya, proyek pembangunan jalan bebas hambatan itu disebut-sebut mulai dikerjakan pada November 2020 mendatang dan dimulai dari kawasan Prambanan,
Klaten.

Klaten menjadi daerah terluas terdampak proyek jalan tol Solo-Jogja di wilayah Jateng. Jalan tol Solo-Jogja akan melintasi sekitar 50 desa dari 11 kecamatan di Kabupaten Bersinar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Salah satu warga, Himawan Pambudi, 42, mengatakan kabar rencana proyek jalan tol Solo-Jogja sudah diketahui warga sejak 2019 lalu. Terlebih, warga sudah mengetahui peta dan data calon bidang dan pemilik tanah terdampak rencana proyek pembangunan jalan tol sejak November 2019.

Bocah Meninggal Tertimpa Truk di Sragen Anak Tunggal, Ibunya Divonis Tak Boleh Hamil Lagi

Himawan menjelaskan hingga kini belum ada kepastian kapan rencana sosialisasi proyek jalan tol dilakukan. Sementara, sudah beredar berbagai informasi soal perkembangan proyek tersebut.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, sudah menandatangani izin penetapan lokasi (IPL) daerah terdampak proyek tol di wilayah DIY.

Sementara, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menyatakan informasi yang dia dapatkan dari PT Adhi Karya selaku kontraktor, pembangunan tol Jogja-Solo dimulai pada November 2020.

Rencananya, ruas Solo-Klaten akan dimulai dari Prambanan.

"Di Klaten sosialisasi saja belum ada, sementara beredar kabar November akan dimulai. Saya sudah komunikasi dengan kepala desa tentang perkembangannya dan hingga Jumat [10/7/2020] belum ada informasi kapan sosialisasi digelar. Kami [sebagai calon warga terdampak] menjadi gelisah dan bingung dengan informasi yang sudah beredar," kata Himawan saat ditemui di Dukuh Nolojayan, Desa Somopuro, Kecamatan Jogonalan, Minggu (12/7/2020).

Himawan mengatakan sesuai UU No. 2/2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, tahapan sosialisasi serta konsultasi publik wajib dilakukan.

"Setelah itu baru proses penetapan lokasi dilanjutkan pemasangan patok. Dilanjutkan tahap selanjutnya [pembahasan pembebasan lahan]," jelas dia.

Sosiaslisasi Tertunda karena Covid-19

Himawan mengatakan dari informasi yang dia terima rencananya sosialisasi proyek tol Solo-Jogja di Klaten dilakukan pada Maret lalu. Lantaran ada pandemi Covid-19, rencana sosialisasi proyek tol ditunda.

Himawan mengatakan belum jelasnya sosialisasi membuat warga kebingungan dan ragu-ragu seperti saat berniat mendirikan bangunan. Himawan mencontohkan seperti yang dia rasakan.

Dari peta yang sudah menyebar, sebagian bidang tanah milik Himawan dengan total luas lahan 485 meter persegi yang berada di wilayah Dukuh Nolojayan masuk dalam perencana proyek jalan tol.

Lokasinya berada di tepi jalan raya Solo-Jogja. "Saya sudah membangun pondasi untuk perluasan bangunan warung yang saya sewakan. Itu saya lakukan sebelum sebelum muncul peta [rencana proyek tol]. Setelah ada peta itu, pembangunan tidak saya lanjutkan. Nanti kalau sudah berdiri ternyata ikut terdampak akhirnya rugi," kata Himawan.

Spekulan Mulai Bermain

Selain keraguan untuk membangun, belakangan spekulan tanah mulai bermunculan menawar bangunan dan tanah calon terdampak proyek tol. Dia mencontohkan seperti tanah serta bangunan di dekat bidang tanah miliknya.

Tanah seluas 1.000 meter persegi beserta bangunan yang berdiri di atasnya ditawar spekulan senilai Rp4 miliar. Namun, pemilik tanah memilih tak menerima tawaran
tersebut.

"Semakin lama menunda sosilisasi semakin membuka spekulan tanah bermain," kata dia.

Lebih lanjut, Himawan berharap segera ada kejelasan sosialisasi agar warga terdampak rencana proyek tol Solo-Jogja segera mendapatkan kepastian.

"Kami khawatir nanti prosesnya dilompati. Sosialisasi dianggap konsultasi publik terus dilanjutkan pematokan. Padahal dalam konsultasi publik itu kalau ada satu warga terdampak tidak setuju harus dilakukan konsultasi publik ulang. Idealnya seperti itu," jelas dia.

Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Klaten, Wahyu Prasetyo, mengatakan hingga kini belum ada informasi kelanjutan pembangunan jalan tol dari pelaksana proyek yang diterima Pemkab Klaten.

"Namun, informasi terakhir dari Pak Gubernur memang seperti itu [proyek pembangunan jalan tol direncanakan segera dimulai]," jelas dia.

Lantaran hal itu, Wahyu mengatakan Pemkab Klaten segera menindaklanjuti. Dia menjelaskan Pemkab Klaten segera melakukan penjadwalan ulang kegiatan sosialisasi rencana proyek tol Solo-Jogja.

Kontak Erat dengan Pasien Positif Covid-19, 1.000 Warga Ponorogo Jalani Rapid Test



Pada Maret lalu, pejabat pembuat komitmen (PPK) dan Pemprov Jateng berencana menggelar sosialisasi dan publik di Klaten. Namun, rencana itu tertunda setelah ada pandemi Covid-19.

"Kami akan tindaklanjuti. Tahapan-tahapan yang sudah direncanakan saat pertemuan di ruang paripurna DPRD akan dilanjutkan. Tetapi semua dilakukan sesuai protokol Covid-19," urai dia.

Wahyu mengatakan tahapan sosialisasi serta konsultasi publik tetap wajib dilakukan pada proyek strategis nasional itu. Dari tahapan sosialisasi dan konsultasi publik warga terdampak diharapkan bisa aktif menyampaikan aspirasi mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya