SOLOPOS.COM - Sosialisasi Pemilu (ilustrasi /JIBI/dok)

Solopos.com, KLATEN–Sarasehan Pemilu 2014 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Klaten untuk menekan angka golongan putih (golput) di Pendapa Setda Klaten, Selasa (12/11/2013),  menuai kritik dari sejumlah kalangan. Pasalnya, sosialisasi tersebut dinilai tidak tepat sasaran lantaran tidak ada satu pun calon legislatif dari parpol yang diundang.

Salah satu pihak yang mengutarakan kritikan itu datang dari Ketua Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Pedan, Sarwono. Menurutnya, sosialisasi tersebut tidak tepat sasaran karena yang datang malah dari kalangan birokrat. “Sosialisasi itu malah kurang tepat sasaran. Kenapa orang partai tidak ada yang datang, yang datang malah dari birokrat dari SKPD,” paparnya kepada solopos.com di Klaten, Kamis (14/11).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dia mengaku partisipasi masyarakat dalam Pemilu legislatif maupun presiden masih cukup rendah. Oleh sebab itu, menurutnya, ada pihak yang tidak boleh dilupakan untuk menekan angka golput tersebut, yakni caleg itu sendiri. “Karena caleg itu sebenarnya mempunyai peranan untuk mendekati masyarakat supaya memilih, itu yang tidak dimiliki pihak lain,” katanya.

Pihaknya mengaku sangat menyayangkan acara tersebut, padahal sosialisasi itu cukup bagus. Menurutnya, dalam acara tersebut antara KPU, Panwas dengan caleg dari partai bisa menyamakan persepsi setelah mengikuti kegiatan tersebut.
“Semua kepentingan seperti Panwas, KPU, Caleg dan partai bisa menyamakan persepsi tentang kampanye. Apalagi sekarang banyak caleg yang belum tahu peraturan Pemilu yang baru disahkan,” tandasnya.

Hal itu terbukti dengan masih banyaknya ditemukan pelanggaran spanduk maupun baliho yang terpasang di sejumlah tempat. Selain itu, dia juga menyayangkan peserta sosialisasi yang membubarkan diri setelah pelantikan tim relawan demokrasi. Padahal, usai pelantikan itu peserta bisa memberikan masukan agar kinerjanya bisa maksimal.

Sementara, Ketua Permadi Klaten, Dwi Harjoko, juga mengungkapkan hal serupa dengan Sarwono. Menurutnya, masyarakat tidak akan datang ke tempat pemungutan suara (TPS) jika tidak kenal dengan Caleg. Oleh sebab itu, Caleg juga perlu dihadirkan agar tahu cara menekan golput di tingkat masyarakat.

“Justru menjadi pertanyaan besar kenapa seolah-olah KPU alergi terhadap Caleg, dengan bukti mereka tidak dihadirkan,” katanya saat dihubungi solopos.com, Kamis.

Lebih lanjut, dia mengatakan selama ini pendidikan politik kepada masyarakat yang dilakukan oleh KPU masih belum maksimal. Seharusnya, sambung dia, KPU terjun ke masyarakat untuk mendidik masyarakat dalam bidang politik. “KPU yang seharusnya aktif menyosialisasikan politik ke masyarakat, bukan malah mengundang masyarakat ke KPU,” jelasnya.


Sementara, Ketua KPU Klaten, Siti Farida, mengatakan dalam sosialisasi tersebut pihaknya mengundang perwakilan organisasi agama, Panwascam, PPK, Muspika, Pimpinan Parpol dan tokoh masyarakat. Pihaknya mengaku tidak mengundang Caleg karena keterbatasan tempat.

“Jumlah Caleg kan ada 400 orang lebih, oleh sebab itu bisa diwakili Pimpinan Parpol. Namun, kami mengucapkan terimakasih atas masukannya,” jelasnya saat dihubungi solopos.com, Kamis. Rencananya, KPU menggelar dialog interkatif yang dengan sasaran Caleg tentang penyelenggaraan Pemilu 2014.

Dialog tersebut akan disiarkan secara langsung melalui beberapa stasiun radio di Klaten. Harapannya, Caleg yang berhalangan hadir masih bisa mendengarkan dialog tersebut melalui siaran radio.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya