SOLOPOS.COM - Calon bupati, Joko "Paloma" Santosa bersama istri, Nurrohmah Prasetyo Utami menggunakan hak pilih di TPS 14 Desa Gumpang, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Rabu (9/12/2020). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Pasangan calon bupati-wakil bupati (cabup-cawabup), Joko Paloma Santosa-Wiwaha Aji Santosa atau Joswi, menyoroti tingginya jumlah suara tidak sah pada Pilkada Sukoharjo 2020.

Berdasarkan hasil pleno rekapitulasi penghitungan suara, jumlah suara tidak sah mencapai 20.727 suara. Cabup Joko Paloma Santosa menyampaikan hal tersebut kepada Solopos.com yang menemuinya di Desa Gumpang, Kecamatan Kartasura, Rabu (16/12/2020).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Jumlah suara tidak sah terbanyak yakni wilayah Kecamatan Kartasura sebanyak 3.535 suara dan Kecamatan Grogol sebanyak 3.497 suara. Sementara rata-rata jumlah suara tidak sah daerah lain berkisar 500-2.000 suara.

61 Warga Solo Meninggal Positif Covid-19 Dalam 15 Hari Terakhir, Total 176 Orang

“Suara tidak sah Pilkada Sukoharjo cukup tinggi sekitar 20.000 suara. Kok bisa jumlah suara tidak sah sampai puluhan ribu? Ini yang menjadi pertanyaan saya. Apakah masyarakat bingung saat menggunakan hak pilihnya di lokasi tempat pemungutan suara (TPS) atau pengaruh faktor lainnya?” katanya.

Joko Paloma mencontohkan wilayah Kartasura yang perolehan suaranya dimenangi Joswi sebanyak 28.985 suara atau 53,73 persen. Jumlah suara tidak sah pada wilayah Kartasura mencapai lebih dari 3.000 lembar.

Daerah lain dengan jumlah suara tidak sah lebih dari 2.000 pada Pilkada Sukoharjo antara lain Bendosari, Gatak, Mojolaban. Selama tahapan lanjutan pilkada, Joko mengapresiasi perjuangan para sukarelawan dari setiap desa/kelurahan. Mereka bersatu menginginkan gelombang perubahan pada segala aspek kehidupan.

Pemkot Solo Terbitkan SE Baru Disiplin Protokol Kesehatan, Ini Poin Utamanya

Catatan Khusus

“Masyarakat menginginkan calon pemimpin yang pro rakyat. Gelombang perubahan yang masyarakat inginkan benar-benar terlihat selama 71 hari masa kampanye pilkada. Mereka berjuang saat terjadi intimidasi dan tekanan dari birokrasi,” ujarnya.

Lebih jauh, Joko menyampaikan bakal berkomunikasi dengan tim kampanye maupun sukarelawan untuk menanggapi hasil pleno rekapitulasi penghitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sukoharjo, Selasa (15/12/2020).

Hal itu membutuhkan kajian dan pertimbangan matang dari seluruh elemen pemenangan pasangan Joswi. Ketua Tim Kampanye Joswi, Eko Sapto Purnomo, memberi catatan khusus terhadap perjalanan pesta demokrasi terbesar Kabupaten Jamu.

Dukung Kebijakan Karantina Pemudik Solo, Bandara dan Stasiun Siapkan Titik Penjemputan

Masyarakat justru lebih partisipatif melakukan pengawasan praktik politik uang atau money politics pada wilayah masing-masing. Eko juga mencatat tingginya jumlah suara tidak sah Pilkada Sukoharjo pada kantung-kantung suara Joswi.

Eko menyatakan selisih perolehan suara pasangan Joswi dengan pasangan cabup-cawabup, Etik Suryani-Agus Santosa atau EA, sekitar 6,7 persen. Tim kampanye bakal memberikan rekomendasi yang bersifat internal kepada pasangan Joswi atas hasil rekapitulasi penghitungan suara.

“Kami berharap cabup-cawabup terpilih setelah penetapan oleh KPU Sukoharjo merangkul semua pihak tanpa terkecuali. Pada hakikatnya, kepala daerah merupakan pemimpin yang mengemban amanah dari rakyat dan menjadikan Sukoharjo sebagai rumah besar bagi masyarakat,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya