SOLOPOS.COM - Ilustrasi (detikcom)

Ilustrasi (detikcom)

JEDDAH--Bus pengangkut jamaah haji Indonesia asal embarkasi Solo-Jawa Tengah (SOC 44) mengalami kecelakaan karambol di check point antara Makkah-Jeddah. Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan itu.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sebanyak 17 jamaah mengalami luka-luka. Mereka dibawa di tiga rumah sakit di Jeddah. Sedangkan jamaah yang mengalami luka ringan dirawat di hotel transit Majlis Quraiys oleh dokter dan perawat kloter.

Tabrakan terjadi akibat sopir bus Tamimi dan Saihati mengendarai dengan ugal-ugalan setelah minta uang tips dari jamaah. Kecelakaan terjadi pada Senin (12/11/2012) sore arah Kota Jeddah.

Salah satu saksi mata yang juga korban, Ali Asadi ,54, warga Demak di hotel transit Majlis Qurays menuturkan, sebanyak delapan bus Tamimi dan Saihati berjalan beriringan dari Mekkah. Setelah melewati check point, dua bus berjalan cepat dan saling mengejar.

Menurut Ali, penumpang perempuan sempat berteriak memperingatkan sopir, namun tidak dihiraukan. Saat saling mendahului, tiba di depan ada sebuah truk yang berjalan lambat. Salah satu bus berusaha menghindar dan masuk dalam iringan bus.

“Karena laju bus cepat, bus langsung menabrak bus depan. Dua bus di belakang langsung ikut tabrakan karambol. Total empat bus yang tabrakan karambol,” ungkap Ali yang mengalami luka ringan pada hidung akibat membentur pegangan kursi belakang.

Bus yang paling parah kerusakannya adalah bus ketiga dan keempat dari belakang karena kaca bus pecah. Jamaah di bus ketiga mengalami luka akibat benturan dan terkena pecahan kaca langsung dirujuk ke rumah sakit. Korban luka ringan mendapatkan perawatan dari dokter kloter di hotel transit.

Sementara itu, jamaah lainnya Samrotul Tuada mengungkapkan, bus berhenti setelah di check point. Sopir kemudian mengambil salah satu kopiah jamaah kemudian menuju tempat duduk penumpang. Sopir setengah memaksa langsung meminta uang tips jamaah.

“Meski sudah diberi tips 50 riyal dari ketua rombongan, tetapi sopir meminta lagi pada jamaah. Alasannya sedekah,” katanya.

Jika uang tips yang diminta kurang, sopir mengatakan, orang Indonesia pelit atau baqil. Setelah itu, mereka mengendarai dengan ugal-ugalan di jalan. Ada pula jamaah yang meminta tolong menurunkan koper juga diminta uang tips. “Praktek semacam ini harus dihentikan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya