SOLOPOS.COM - Polisi menetapkan MSD, 66, sopir Mercedes-Benz E300 atau Mercy yang melawan arah di Tol JORR dan menyebabkan kecelakaan beruntun sebagai tersangka. (Instagram @jktinfo)

Solopos.com, JAKARTA — Polisi menetapkan MSD, 66, sopir Mercedes-Benz E300 atau Mercy yang melawan arah di Tol JORR, Sabtu (27/11/2021), dan menyebabkan kecelakaan beruntun sebagai tersangka.

Namun sopir Mercy tersebut tidak ditahan dikarenakan yang bersangkutan mengidap demensia atau penurunan daya ingat atau yang dikenal publik dengan mulai pikun.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal itu diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan tim dokter Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Metro Jaya.

“Dokter menyatakan bahwa yang bersangkutan (MSD) ada demensia,” kata Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Timur Edy Surasa, seperti dikutip Suara.com, Selasa (30/11/2021).

Penyakit apakah demensia itu? Berikut tulisan Solopos.com yang disadur dari www.alodokter.com, Selasa (30/11/2021).

Dementia atau demensia adalah penyakit yang mengakibatkan penurunan daya ingat dan cara berpikir. Kondisi ini berdampak pada gaya hidup, kemampuan bersosialisasi, hingga aktivitas sehari-hari penderitanya.

Baca Juga: Jadi Tersangka, Sopir Pikun yang Melawan Arah di Tol Tak Ditahan 

Jenis demensia yang paling sering terjadi adalah penyakit Alzheimer dan demensia vaskular. Alzheimer adalah demensia yang berhubungan dengan perubahan genetik dan perubahan protein di otak. Sedangkan, demensia vaskular adalah jenis demensia akibat gangguan di pembuluh darah otak.

Perlu diingat, demensia berbeda dengan pikun. Pikun adalah perubahan kemampuan berpikir dan mengingat yang biasa dialami seiring pertambahan usia. Perubahan tersebut dapat memengaruhi daya ingat namun tidak signifikan dan tidak menyebabkan seseorang bergantung pada orang lain.

Penyebab Demensia

Demensia disebabkan oleh rusaknya sel saraf dan hubungan antar saraf pada otak. Berdasarkan perubahan yang terjadi, ada beberapa jenis demensia, yaitu:

Penyakit Alzheimer

Penyakit Alzheimer merupakan jenis demensia yang paling sering terjadi. Penyebab Alzheimer masih belum diketahui namun perubahan genetik yang diturunkan dari orang tua diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini.

Selain faktor genetik, kelainan protein dalam otak juga diduga dapat merusak sel saraf sehat dalam otak.

Demensia vaskular

Demensia vaskular disebabkan oleh gangguan pembuluh darah di otak. Stroke berulang merupakan penyebab tersering dari demensia jenis ini.

Faktor Risiko

Terdapat faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko demensia, yaitu pertambahan usia, adanya riwayat demensia dalam keluarga, serta gaya hidup yang tidak baik, seperti pola makan tidak sehat, tidak rutin berolahraga, merokok, dan kecanduan alkohol.

Selain itu, ada beberapa penyakit yang juga berisiko menimbulkan demensia, antara lain:

Sindrom Down
Depresi
Sleep apnea
Kolesterol tinggi
Obesitas
Hipertensi
Diabetes

Gejala Demensia

Gejala utama demensia adalah penurunan memori dan perubahan cara berpikir, sehingga tampak perubahan pada perilaku dan cara bicara. Gejala tersebut dapat memburuk seiring waktu.

Kapan harus ke dokter

Konsultasi ke dokter saraf atau psikiater sebaiknya dilakukan apabila seseorang mengalami salah satu atau beberapa gejala demensia, guna mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

Demensia sering disamakan dengan pikun pada orang tua, karena sama-sama berkaitan dengan penurunan daya ingat. Namun jika penurunan daya ingat terus memburuk hingga menyulitkan penderita untuk melakukan aktivitas sehari-hari, pemeriksaan demensia harus segera dilakukan.

Pemeriksaan oleh dokter perlu segera dilakukan jika mengalami seluruh atau beberapa gejala yang dicurigai sebagai gejala awal demensia, antara lain:

Mudah lupa.
Sulit mempelajari hal baru.
Sulit konsentrasi.
Sulit mengingat waktu dan tempat.
Suasana hati tidak menentu.
Sering kehilangan benda akibat lupa tempat meletakkannya.
Sulit menemukan kata yang tepat saat berbicara.
Apatis atau tidak perduli terhadap lingkungan sekitar.
Sering mengulang aktivitas yang sama tanpa disadari.
Sulit melakukan aktivitas yang biasa dilakukan sehari-hari.

Beberapa penyakit, seperti diabetes, kolesterol, dan hipertensi, dapat meningkatkan risiko demensia. Jika Anda menderita penyakit tersebut, disarankan untuk rutin berkonsultasi dengan dokter untuk memantau perkembangan penyakit dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Terapi khusus

Terdapat beberapa terapi yang dapat dilakukan untuk menangani gejala dan perilaku yang muncul akibat demensia, yaitu:

Terapi stimulasi kognitif

Terapi ini bertujuan untuk merangsang daya ingat, kemampuan memecahkan masalah, serta kemampuan berbahasa, dengan melakukan kegiatan kelompok atau olahraga.

Terapi okupasi

Terapi ini bertujuan untuk mengajarkan penderita cara melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman sesuai kondisinya, serta mengajarkan cara mengontrol emosi dalam menghadapi perkembangan gejala.

Terapi ingatan

Terapi ini berguna untuk membantu penderita mengingat riwayat hidupnya, seperti kampung halaman, masa sekolah, pekerjaan, hingga hobi.

Rehabilitasi kognitif



Terapi ini bertujuan untuk melatih bagian otak yang tidak berfungsi, menggunakan bagian otak yang masih sehat.

Dukungan Keluarga

Selain terapi-terapi di atas, untuk menjaga kualitas hidup penderita demensia, diperlukan dukungan dari keluarga atau kerabat. Dukungan atau bantuan tersebut dapat meliputi:

Berkomunikasi dengan penderita menggunakan kalimat yang singkat dan mudah dimengerti, disertai dengan gerakan, isyarat dan kontak mata.

Melakukan olahraga yang dapat meningkatkan kekuatan, keseimbangan, dan kesehatan jantung bersama penderita.

Melakukan aktivitas menyenangkan bersama penderita, seperti memasak, berkebun, melukis, atau bermain musik.

Menciptakan kebiasaan sebelum tidur untuk penderita, seperti tidak menonton televisi dan menghidupkan lampu rumah.

Membuat agenda atau kalender sebagai alat bantu mengingat acara dan aktivitas yang harus dilakukan penderita, serta jadwal pengobatan.

Membuat perencanaan pengobatan selanjutnya bersama penderita, untuk menentukan pengobatan apa yang harus dijalaninya.







Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya