SOLOPOS.COM - Sejumlah angkutan umum terlihat mengular di depan Kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Batang buntut aksi mogok yang dilakukan sopir menuntut penyesuaian tarif imbas harga BBM naik, Kamis (8/9/2022). (Solopos.com-Ponco Wiyono)

Solopos.com, BATANG – Ratusan sopir angkutan umum baik bus maupun angkot di Kabupaten Batang, Jawa Tengah (Jateng), menggelar aksi mogok di depan Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Batang, Kamis (8/9/2022). Akibat aksi sopir angkot itu sejumlah penumpang terlantar.

Aksi mogok itu diwarnai dengan penurunan penumpang angkot di jalan. Hal itu dikarenakan sejumlah sopir angkutan yang tengah melintas diminta untuk ikut melakukan aksi mogok dan tidak melayani penumpang.

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

Praktis, penumpang yang sudah terlanjut naik bus maupun angkot pun terpaksa harus turun sebelum mencapai tujuan. Para penumpang pun menjadi terlantar akibat aksi mogok sopir angkot dan bus di Batang itu.

Seorang sopir angkot yang turut aksi, Toni, mengatakan aksi mogok itu dilakukan sebagai respons keputusan pemerintah yang menaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Mereka pun mendesak ke pemerintah agar melakukan penyesuaian tarif angkutan umum di Batang atau meminta adanya kenaikan.

“Harusnya tarifnya naik biar tidak eyel-eyelan dengan penumpang, karena penumpang tidak mau naik,” katanya di pinggir Jalan Raya Pantura Batang, Kamis (8/9/2022).

Baca juga: Harga BBM Naik, Tarif Angkot di Kabupaten Semarang Ikut Terkerek

Aksi itu membuat sejumlah penumpang yang diturunkan di tengah jalan bingung. Satu di antaranya Daryuni, 53, warga desa Cempereng, Kecamatan Kandeman.

“Tahu-tahu tadi dicegat. Terus penumpang disuruh turun, bingung,” katanya.

Daryuni adalah pedagang di Pasar Banyuputih yang menjual ikan panggang. Setiap hari, ia selalu naik angkot untuk berangkat berjualan dan membayar Rp8.000 untuk sekali jalan.

Baca juga: Ini Usulan Tarif Baru Angkot di Semarang Imbas Harga BBM Naik

Perempuan paruh baya itu itu mengaku bingung karena membawa banyak dagangan berupa makanan. Untung, ia dan sejumlah penumpang yang ditelantarkan sopir angkot karena menggelar aksi mogok mendapat bantuan kendaraan dari Dinas Perhubungan Kabupaten Batang. “Kalau saya tarifnya naik engga apa-apa. Yang penting bisa jualan,” ucapnya.

Lain lagi dengan Sukayati, 47, warga Kelurahan Kauman, Kecamatan Batang, yang memilih berjalan kaki untuk pulang setelah diturunkan secara paksa sopir angkot. Namun, rencana menjenguk cucu di wilayah Jrakah Payung, Kecamatan Tulis, pun buyar.

Ia dan rombongan memilih pulang ke kota Batang karena menggendong anak kecil. Sukayati dan rombongannya harus berjalan kaki sekitar 6 kilometer untuk pulang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya