SOLOPOS.COM - Sabtu, 23 Februari 2013

Sabtu, 23 Februari 2013

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ekspedisi Mudik 2024


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng

Tips Aman Gunakan Lampu Jauh Saat Berkendara Motor

Tips Aman Gunakan Lampu Jauh Saat Berkendara Motor
author
Akhmad Ludiyanto Jumat, 19 April 2024 - 20:58 WIB
share
SOLOPOS.COM - Ilustrasi lampu utama motor. (Istimewa)

Solopos.com, SEMARANG – Adanya lampu jauh dan perkembangannya adalah termasuk penemuan revolusioner yang juga telah mengubah cara manusia menjelajahi jalanan di malam hari.

Sejarah awal tercatat tahun 1908 Fred W. Sanders dari Detroit, Michigan, mematenkan lampu depan “dip-switch” pertama, yang memungkinkan pengemudi untuk beralih antara sinar rendah dan tinggi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi tokoh ini sangat terbatas, walau begitu menjadi tonggak sejarah dalam dunia otomotif dan berkontribusi signifikan pada keselamatan dan kenyamanan berkendara di terutama di malam hari. Sebelumnya, pengemudi hanya memiliki pilihan antara lampu redup atau tidak sama sekali, yang membatasi visibilitas dan meningkatkan risiko kecelakaan.

Fungsi utama lampu jauh adalah menerangi area di depan kendaraan dalam jarak yang jauh, biasanya hingga 100 meter (lampu dekat rentang di bawah 40 meter).

Koran Solopos

Hal ini membantu pengendara melihat lebih jauh ke depan sehingga dapat mengantisipasi situasi di jalan dengan lebih baik. Menjadi sangat penting saat berkendara di jalan yang gelap pada malam hari untuk memastikan visibilitas jarak pandang yang lebih baik sehingga membantu pengendara mengidentifikasi obyek-obyek di kejauhan seperti rambu-rambu lalu lintas, persimpangan, tikungan tajam, atau bahkan hewan yang menyeberang bahkan keuntungan lain adalah memperingatkan pengguna jalan lain seperti pejalan kaki atau pengendara lain tentang kehadiran sepeda motor dari jarak jauh.

Regulasi tertulis dalam Peraturan Pemerintah PP Nomor 55 Tahun 2012 Pasal 70 tentang daya pancar dan arah sinar lampu utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (2) huruf g meliputi: a.  daya pancar lampu utama lebih dari atau sama dengan 12.000 (dua belas ribu) candela.

Ditambah dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, juga sudah dijelaskan mengenai Lampu dan pemantul Cahaya yang tertulis dalam Pasal 61 ayat 2 (e).

Emagazine Solopos

Terkait sistem lampu dan alat pemantul cahaya, untuk lampu utama dekat dan lampu utama jauh kendaraan diatur berwarna putih atau kuning muda.

Setiap orang yang menggunakan jalan, perilaku berkendara serta penggunaan lampu telah diatur di UU Nomor 22 Tahun 2009 Bagian Keempat, Tata Cara Berlalu Lintas, Paragraf satu, Pasal 105 hingga Paragraf dua Pasal 107. Selain itu ada etika yang tidak tertulis yang perlu dipahami yaitu:

  1. Gunakan saat diperlukan, terutama pada kondisi jalan yang gelap atau minim pencahayaan
  2. Perhatikan pengendara lain, jika ada pengendara lain dari arah berlawanan, segera beralih ke lampu dekat
  3. Jaga jarak yang aman, cahaya yang terlalu terang dapat membuat pengendara di depan terganggu, sehingga mempertahankan jarak yang aman adalah penting.
  4. Turunkan lampu jauh saat berbelok, menghindari menyilaukan pengendara berlawanan arah saat mengenali medan yang berkelok.
  5. Selalu pertimbangkan keamanan dan kenyamanan pengendara lain di berbagai kondisi jalan maupun pencahayaannya.

 

Interaktif Solopos

“Kemunculan teknologi yang berkembang untuk lampu jauh berdampak meningkatkan potensi #Cari_Aman saat berkendara, selain itu juga memperpanjang waktu menjelajah berkendara di malam hari, namun harus tetap ikuti etika berkendara yang benar,” ujar Oke Desiyanto Senior Instruktur Safety Riding Astra Motor Jawa Tengah, dalam siaran resmi kepada Solopos.com, Jumat (29/4/2024).



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Seusai Lebaran Sebagian Harga Komoditas Pangan di Solo Turun

Seusai Lebaran Sebagian Harga Komoditas Pangan di Solo Turun
author
Anik Sulistyawati Jumat, 19 April 2024 - 20:51 WIB
share
SOLOPOS.COM - Ilustrasi beras. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Harga beberapa komoditas pangan di Solo mengalami penurunan pasca Lebaran, Jumat (19/4/2024). Namun begitu ada pula beberapa komoditas yang naik harga.

Berdasarkan data harga yang ditampilkan di https://www.bi.go.id/hargapangan, harga beras di Solo masih stabil di harga Rp14.200-Rp18.050/kg. Daging ayam ras turun dari harga Rp38.500/kg menjadi Rp37.750/kg. Pada 12 April, harga daging ayam mencapai Rp39.750/kg.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Telur ayam ras naik dari Rp26.500/kg pada 15 April, menjadi Rp27.500/kg hingga Jumat. Bawang merah ukuran sedang turun dari Rp68.750/kg pada 17 April menjadi Rp66.250/kg pada 18 April dan Rp65.00/kg pad Jumat. Sedangkan bawang putih ukuran sedang turun secara bertahap sejak 16 April dari Rp46.250/kg, dan menjadi Rp44.250/kg pada Jumat.

Koran Solopos

Sedangkan untuk minyak goreng dan gula pasir juga masih stabil. Minyak goreng di harga Rp17.750/ liter untuk curah dan Rp18.150-Rp20.000/liter untuk kemasan. Harga gula pasir premium Rp18.900/kg dan harga gula pasir lokal Rp18.000/kg.
Sementara itu salah satu pedagang di Pasar Sangkrah, Solo, Kusmadi, menyampaikan untuk harga beras ada penurunan sekitar Rp500/kg.

“Untuk beras turun Rp500. Kalau telur hari ini Rp27.000,” kata dia, Jumat.

Untuk minyak curah yang dia jual ada penurunan harga sekitar Rp500/liter. Sedangkan harga gula pasir ada kenaikan sekitar Rp500/kg.

Emagazine Solopos

Interaktif Solopos


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Terseret Banjir Lahar Dingin Semeru, Pasutri Asal Lumajang Ditemukan Meninggal

Terseret Banjir Lahar Dingin Semeru, Pasutri Asal Lumajang Ditemukan Meninggal
author
Newswire , 
Abdul Jalil Jumat, 19 April 2024 - 20:38 WIB
share
SOLOPOS.COM - Petugas mengevakuasi jenazah korban yang hanyut terseret derasnya aliran lahar dingin Gunung Semeru di Desa Kloposawit, Kabupaten Lumajang, Jumat (19/4/2024). (ANTARA/HO-Polsek Candipuro)

Solopos.com, LUMAJANG – Pasangan suami istri asal Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terseret derasnya banjir lahar dingin Gunung Semeru, Kamis (18/4/2024). Pasutri bernama Bambang, 49, dan Ngatini, 46, itu ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Dikutip dari Antara, Kapolsek Candipuro, AKP Lugito, mengatakan peristiwa nahas itu terjadi saat pasutri tersebut sedang mengendarai sepeda motor melintas di Jembatan Sungai Mujur seusai pulang dari silaturahmi. Namun, saat melintas tepatnya di ujung jembatan banjir lahar dingin Gunung Semeru menerjang. Lahar dingin menghantam jembatan tersebut hingga ambrol.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kejadian itu membuat kedua korban terjatuh bersama sepeda motornya ke dasar sungai. Pasangan suami istri malang tersebut kemudian hanyut terbawa derasnya banjir lahar dingin Gunung Semeru di Sungai Mujur di Desa Kloposawit.

“Korban kemudian ditemukan meninggal dunia di aliran Sungai Dusun Kebonjati, Desa Kloposawit, sehingga petugas dan warga mengevakuasi kedua korban,” tuturnya, Jumat (19/4/2024).

Koran Solopos

Sebelumnya hujan deras mengguyur Kabupaten Lumajang dan berdasarkan informasi dari Pos Pemantauan Gunung Api (PGA) Gunung Semeru tercatat amplitudo maksimal (amak) getaran banjir mencapai level overscale atau di atas skala.

Pada Kamis (18/4/2024) pukul 18.30 WIB tercatat amplitudo mencapai 35 mm, kemudian naik menjadi 40 mm dalam waktu dua menit berikutnya, dan tetap tinggi pada 40 mm setelahnya.

Tingginya curah hujan di puncak Gunung Semeru menyebabkan banjir lahar dingin yang meluap ke permukiman warga dan menyebabkan kerusakan sejumlah jembatan.

Emagazine Solopos

Berdasarkan data BPBD Lumajang, tercatat sebanyak tujuh desa dan tiga kelurahan tersebar di lima kecamatan yang terdampak banjir akibat cuaca ekstrem tersebut yakni Kecamatan Pronojiwo, Candipuro, Pasirian, Lumajang, dan Sukodono.

Korban yang meninggal dunia yakni satu orang tertimbun tanah longsor di Desa Supiturang dan dua korban jatuh terseret derasnya aliran lahar dingin Gunung Semeru akibat jembatan ambrol di Desa Kloposawit.

Interaktif Solopos


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Memuat Berita lainnya ....
Solopos Stories