SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Rencana Pemkot Solo melakukan penataan PKL sebanyak 59 unit di Jalan Radjiman Laweyan menuai kecaman. Solidaritas Masyarakat Pinggiran Surakarta (Sompis) menilai, rencana Pemkot yang merelokasi para PKL ke pasar-pasar terkesan arogan dan mengabaikan proses dialog dengan PKL.

“Kami menyatakan menolak rencana relokasi ke pasar-pasar formal, karena akan membunuh mata pencaharian PKL,” tegas Dewan Presidium Sompis, Muhammad Mukti kepada Espos, Kamis (11/12).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut Mukti, habitat PKL bukanlah di dalam pasar formal sebagaimana anggapan Pemkot Solo selama ini. Sehingga, jika Pemkot memaksakan kehendak untuk merelokasi PKL ke dalam pasar-pasar yang masih kosong, maka hal itu sama halnya dengan membunuh kehidupan PKL.

Selain alasan tersebut di atas, hal lain yang menurut Mukti tak masuk akal ialah karena relokasi selama ini mengabaikan proses dialog dan sosialisasi. “Yang ada adalah sosialisasi final bahwa kami harus mengosongkan tempat dagangan. Ini kan tak fair,” jelas pria yang yang ketua paguyuban PKL Ronggolawe.

Bukan itu saja. Pemkot Solo, kata Mukti,  dalam membikin kebijakan dinilai tak memperhatikan aspek kelayakan di sekitar PKL Radjiman. Pasalnya, keberadaan PKL di Jalan Radjiman selama ini dinilai tak menggangu arus lalu lintas baik itu pejalan kaki atau pengendara. “Kami yang lebih tahu apa kebutuhan kami. jadi, kami butuh kenyamanan dalam bekerja,” terangnya.

asa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya