Solopos.com, SOLO — Sejumlah petani di Kecamatan Andong, Boyolali, harus kehilangan pekerjaan sementara waktu akibat musim kemarau. Lahan pertanian mereka mengalami puso.
Petanipun harus mencari sumber penghasilan alternatif, ada yang fokus beternak, jadi buruh serabutan, hingga kuli bangunan.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Sebagai informasi, berbagai kawasan di wilayah Boyolali utara hanya memiliki dua kali musim tanam karena pengaruh lingkungan. Tipe sawah tadah hujan membuat lahan pertanian mustahil ditanami saat kemarau panjang seperti bulan ini. Rata-rata sawah tipe tadah hujan di daerah kering hanya produktif selama tujuh bulan atau dua kali musim tanam dalam satu tahun.
Kemarau panjang di wilayah Boyolali utara yang mengakibatkan lahan sawah puso menjadi problem rutin tahunan. Puluhan warga Desa Kunti, Kecamatan Andong, Boyolali berusaha menemukan solusi dengan menggelar Rembukan Gayeng, Minggu (4/8/2019) di Dusun Sawit, Kunti.
Menghadirkan sejumlah akademisi, berbagai solusi mengatasi kekeringan pun mengemuka. Solusi berbasis lingkungan dinilai menjadi jalan keluar paling mutakhir.