SOLOPOS.COM - Ilustrasi Investasi (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SOLO -- Kawasan Soloraya disebut masih menyimpan potensi cukup besar sebagai lokasi investasi. Selain sumber daya manusia yang terus disiapkan dengan Upah Minimum Kota/Kabupaten terjangkau, sumber energi pun terus dipersiapkan.

Pada pembahasan Solo Industry Outlook 2020 di The Sunan Hotel belum lama ini, disampaikan ketersediaan pasokan listrik di Solo dan sekitarnya masih sangat mencukupi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bahkan dari data Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) PLN Surakarta, saat ini beban puncak listrik baru sekitar 50%-60% dari daya mampu yang ada.

"Untuk pasokan listrik masih mencukupi. Di UP3 Surakarta, daya mampu sekitar 960 MVA dan beban puncak saat ini 482 MVA," terang Manager Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan Kantor UP3 PLN Surakarta, Andi Kurniawan, dalam acara tersebut.

Terkait persiapan untuk menyambut pertumbuhan investasi di Solo dan sekitarnya, pihak PLN mengaku telah melakukan pemetaan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) beberapa kabupaten di Soloraya.

"Menurut RTRW dari beberapa daerah seperti di Sragen, Karanganyar, kami sudah menyiapkan untuk 2020, kami sudah usulkan gardu baru di Kebakkramat," kata dia.

Dia juga memastikan kebutuhan listrik untuk kebutuhan sektor industri di Solo dan sekitarnya masih aman.

Di sisi lain dia mengatakan pemakaian listrik di 2019 turun dari 2018. Sektor yang paling berdampak pada penurunan tersebut adalah sektor industri yang turun 14% per November.

"Tapi di sisi lain, tarif bisnis ada kenaikan naik 11%. Walaupun secara keseluruhan di penjualan berkurang 0,56% sebab tarif industri adalah penopang utama kami," kata dia.

Namun di 2020 pihaknya optimistis tumbuh, seiring pertumbuhan ekonomi.

"Kalau pertumbuhan ekonomi terjadi 5%, kami juga bisa tumbuh lebih atau minimal sama," lanjut dia.

Perwakilan Badan Pengurus Nasional Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Harrison Silaen, mengatakan meski Solo bukan merupakan kota industri, namun daerah di sekitar Solo merupakan daerah industri.

Dari industri yang ada di wilayah Soloraya, salah satu yang banyak menyerap tenaga kerja adalah industri tekstil.

"Kami memberikan gambaran industri tekstil di Soloraya. Kami memiliki karyawan di Soloraya sekitar 265.000 karyawan," kata dia. Jumlah tersebut diperkirakan jumlah tersebut terus meningkat.

Terlebih menurutnya, saat ini peta industri tekstil akan bergeser ke Jawa Tengah, termasuk di Soloraya. Salah satu yang mendorong hal tersebut adalah perkembangan industri di daerah lain seperti di Jawa Barat sudah terdampak upah minimum regional (UMR).

"Ini akan mendukung Solo sebab muaranya akan di sini. Kami sudah mengembangkan sekolah vokasi tekstil yang merupakan program dari Kementerian Perindustrian, asosiasi, dan pemda. Ada Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil, untuk mendukung industri. Negara akan maju jika sudah masuk ke industri," kata dia.

Meski saat ini secara umum kondisi induatri telstil mengalami sedikit penurunan karena grmpuran impor kain, dia berharap ke depan industri tekstil terus berkembang.

"Bisa bertahan saja saat ini sudah syukur. Walaupun ada perang dagang, tidak semua industri tekstil terdampak. Mudah-mudahan ke depan meningkat," kata dia.

Salah satu tantangan industri tekatil saat ini adalah pembaharuan mesin untuk mendukung produktivitas.

Sementara itu Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Solo, Gareng S. Haryanto, menilai dengan pembangunan infrastruktur saat ini akan membuka kesempatan bagi Solo dan sekitarnya untuk terus berkembang.

Keberadaan tol, sarana transportasi yang terintegrasi dan sebagainya diharapkan akan mendukung sektor usaha ke depannya. "Ke depan akan ada kereta bandara, sekarang ada tol. Kemudian 2021 nanti direncanakan juga akan ada KRL,"kata dia.

Sebelumnya, Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Solo, Toto Amanto, mengatakan tahun ini ada satu investor yang mengembangkan apartemen di wilayah Solo utara.

"Ya baru satu itu. Tapi itu nanti akan memancing yang lain untuk datang. Dengan adanya apartemen, nanti akan mengikuti yang lain termasuk layanan kesehatan, pendidikan, pusat perbelanjaan, dan sebagainya," kata dia kepada belum lama ini.

Dia juga mengatakan dengan adanya gerbang tol yang menghubungkan jalur tol Trans Jawa dengan kawasan Solo utara, nantinya kawasan utara juga akan menjadi wajah kota.



Hal tersebut dinilai juga akan berdampak pada perkembangan kawasan Solo utara. Sebab dengan adanya gerbang tol tersebut akses masuk ke Solo utara lebih terbuka.

Baca pula: Ini 4 Spot Menarik Rayakan Malam Pergantian Tahun Di Soloraya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya