SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Belakangan hari ini, cuaca panas yang ekstrem di siang hari terasa di wilayah Kota Solo dan sekitarnya. Ternyata, hal itu disebabkan lantaran beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Solo, sedang dalam masa pancaroba atau peralihan musim antara musim penghujan dan musim kemarau.

Hal itu dingkapkan langsung Kepala Bidang Informasi Iklim Terapan Klimatologi BMKG, Marjuki, seperti pada video yang dipublikasikan Suara.com, Jumat (19/4/2019) lalu. “Efek dari pancaroba,” ujar Marjuki.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut Marjuki, panas yang terjebak antara daratan dan atmosfer di masa pancaroba memicu rasa panas berlebih. “Sepanjang panas itu kan kita merasa pengap ya, lembab ya, karena itu pemanasan dari pagi sampai siang kemudian terjadi penguapan banyak, sementara di bagian atasnya sudah tidak mampu menerima uap air maka dia panasnya akan terjerembab di tengah antara daratan dan itu lah. Itu teorinya, terus kita merasa pengap,” lanjutnya.

Masyarakat di beberapa daerah perlu mewaspadai cuaca panas yang ekstrem karena bisa memicu puting beliung. Bukan hanya puting beliung, lanjut Marjuki, cuaca panas yang ekstrem juga bisa memicu hujan tiba-tiba disertai angin kencang hanya di satu titik.

“Seperti beberapa bulan lalu terjadi di Kuningan hujan lebat tapi tempat lain enggak,” jelas Kepala Bidang Informasi Iklim Terapan Klimatologi BMKG tersebut.

Di sisi lain, Marjuki menjelaskan cuaca tahun ini tak akan terlalu ekstrem. Cuaca panas berlebih dan hujan tiba-tiba yang juga terasa di beberapa kawasan di Indonesia. termasuk Solo dan sekitarnya, diprediksi akan berakhir sampai pertengahan Mei mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya