SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Jumat (30/9/2022).

Solopos.com, JAKARTA — Resesi yang melanda Inggris mengintai ekonomi negara-negara lain. Pemerintah masih yakin ekonomi Indonesia mampu menahan gejolak global dampak resesi di Negeri Putih itu dengan kehati-hatian.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui gejolak ekonomi hingga resesi yang terjadi di Inggris akan menimbulkan sentimen negatif terhadap ekonomi global. Dia menyebut apa yang terjadi di Inggris merupakan efek yang muncul dari kebijakan negara itu. Diakuinya, resesi Inggris dapat turut memengaruhi sentimen perekonomian global.

Promosi Jadi Merek Bank Paling Berharga di RI, Nilai Brand BRI Capai US$5,3 Miliar

“Itu bisa memengaruhi sentimen karena terjadinya berurutan dengan pada saat Federal Reserve [The Fed] di Amerika Serikat menaikkan [suku bunga] 75 basis poin, jadi itu menimbulkan dua sentimen yang men-drive selama sepekan ini,” ujar Sri Mulyani seusai pemaparan VOB Economic Outlook 2023, Kamis (29/8/2022).

Meski demikian, Sri Mulyani meyakini gejolak di Inggris tidak akan berdampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Dia pun meyakini kebijakan fiskal Indonesia tetap berjalan sehingga bisa menjaga keuangan negara. Optimisme Menkeu muncul dari tingginya capaian penerimaan negara sepanjang tahun berjalan. Karena itu, defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tetap sesuai target.

Menurutnya, peran keuangan negara sangat krusial dalam meredam dampak dari gonjang-ganjing ekonomi global. Selain itu, tingginya porsi portofolio surat utang dalam negeri membuat Indonesia relatif terjaga dari risiko gejolak valuta asing (valas).

Baca juga: Presiden Jokowi: Bu Menkeu Dieman-Eman APBN Kita

Apalagi, kata Sri Mulyani, nilai tukar rupiah relatif baik dibandingkan pelemahan mata uang negara-negara lain. “Ini menempatkan kita dalam posisi yang tidak terialu vulnerable terhadap gejolak yang tadi akibat berbagai sentimen,” ujar Sri Mulyani.

Dilansir Bloomberg, Menteri Keuangan Inggris Kwasi Kwarteng memberlakukan kebijakan pemotongan pajak. Setelah itu, Bank of England pada Rabu (28/9/2022) menyatakan akan menjanjikan pembelian obligasi jangka panjang tanpa batas. Kedua kebijakan itu menimbulkan gejolak ekonomi di Inggris dan memperparah resesi yang sudah terjadi. Bahkan, banyak warga Inggris yang ditemukan kelaparan saat ini. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Jumat (30/9/2022).

Duduk Perkara Kisruh Lahan di Slamet Rivadi

SOLO — Sengketa lahan proyek hotel bintang lima dan pusat perbelanjaan oleh PT Kusuma Mulia Realty di JI. Slamet Riyadi, Solo, berlanjut. Perusahaan itu menyalahkan Kantor Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Solo yang tidak menerbitkan sertifikat atas nama pemilik semula.

Sebelumnya, diberitakan oleh Solopos, PT Kusuma Mulia Realty berencana membangun hotel dan apartemen di kawasan tersebut seiak era Wali Kota Solo Joko Widodo (Jokowi). Berdasarkan rencana, hotel 28 lantai dan apartemen akan dibangun di lahan 2.798 meter persegi, tidak jauh dari Museum Batik Danar Hadi. Namun, proyek tersebut terhenti karena masalah sertifikat yang tak kunjung selesai.

Sengketa bermula saat PT Kusuma Mulia berurusan dengan masalah pajak beberapa tahun lalu. Akibatnya, sejumlah aset disita termasuk lahan yang saat ini menjadi lokasi proyek bangunan hotel. Lahan itu kemudian dilelang. Namun eksekusi tersebut kemudian dibatalkan oleh Mahkamah Agung (MA). Meski demikian PT Kusuma Mulai masih belum bisa menggunakan lahan di Jl. Slamet Riyadi tersebut.

Baca juga: Sertifikat Calon Hotel 28 Lantai di Slamet Riyadi Solo Bermasalah, Ini Kata BPN

Pasalnya Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) diklaim belum bisa menerbitkan sertifikat atas nama pemilik sebelumnya, yaitu Rudy Indijarto. Rudy Indijarto mengaku telah mengadukan hal ini ke berbagai pihak mulai Presiden Jokowi hingga Menteri ATR/BPN Hadi Tiahjanto.

Dalam jumpa pers di sebuah kafe di Kota Solo, Kamis (29/9/2022), Rudy Indijarto beserta Johan Erwin Ishartanto sebagai Kuasa hukum, menyebut pihak ATR/ BPN semestinya sudah bisa mengeluarkan sertifikat lahan di Jl. Slamet Riyadi No.209 tersebut atas nama Rudi Indijarto. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Jumat (30/9/2022).

4 Kelurahan Terdampak Underpass

SOLO — Kelurahan Nusukan menjadi wilayah dengan jumlah bidang lahan terbanyak yang terdampak proyek pembangunan underpass di simpang Joglo, Kecamatan Banjarsari, Solo. Bangunan yang terdampak dalam proyek itu adalah tempat tinggal, tempat usaha, instansi, dan masjid.

Demikian materi yang disampaikan dalam kegiatan sosialisasi rencana pembangunan underpass di Pendapa Kelurahan Nusukan, Kamis (29/9/2022). Pemerintah menggelar sosialisasi perdana yang dibagi dalam dua kelompok warga Kelurahan Nusukan, yakni pagi dan siang hari.

Asisten Lahan Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah 3 Jateng Agus Mulyanto menjelaskan total lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan seluas 31.198 meter persegi. Satkernya belum memastikan berapa banyak lahan yang terdampak di masing-masing kelurahan.

Baca juga: Lahan Terdampak Proyek Underpass Simpang Joglo Solo, Warga: Kami Butuh Waktu

Empat kelurahan yang terdampak adalah Nusukan, Joglo, Banjarsari, dan Kadipiro. “Perkiraan Kelurahan Banjarsari 17 bidang. Joglo kurang lebih 30 bidang, Kelurahan Kadipiro 7 bidang, dan Nusukan 107 bidang tanah,” kata dia di sela-sela kegiatan sosialisasi. Agus menambahkan sudah memberikan sosialisasi kepada warga Kelurahan Banjarsari, Joglo, dan Kadipiro.

“Kalau yang ruas Jl. Sumpah Pemuda lebih banyak tanahnya yang punya instansi negara, seperti Kantor Kelurahan Banjarsari, Oditurat Militer, ada wakaf,” jelas dia. Selengkapnya di halaman Soloraya Harian Solopos edisi Jumat (30/9/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya