SOLOPOS.COM - Harian Umum Solopos Edisi Selasa (12/5/2020)

Solopos.com, SOLO -- Harian Umum Solopos Edisi Selasa (12/5/2020) menyajikan informasi terbaru pandemi Covid-19 di Tanah Air. Lewat judul "Transmisi Lokal bakal Kian Sporadis", Solopos Selasa menyoroti kebijakan baru pemerintah yang melonggarkan pembatasan kegiatan kepada warga berumur kurang dari 45 tahun.

Kebijakan itu menuai kritik karena justru kontraproduktif dengan pencegahan persebaran Covid-19. Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra, menilai langkah pemerintah sebagai langkah mundur.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Round Up Data Covid-19 Kota Solo: Positif Sembuh Tambah 5, Awas Gelombang Mudik Luar Negeri!

“Justru masyarakat di bawah 45 tahun tersebut lebih banyak terinfeksi virus dengan kriteria tanpa gejala atau OTG,” kata Hermawan kepada Bisnis, Senin (11/5/2020).

Ekspedisi Mudik 2024

Dia mengkhawatirkan pelonggaran itu justru bakal menimbulkan sejumlah transmisi lokal penyebaran Covid-19 di tengah masyarakat.

Baca selengkapnya di E-Paper Solopos

Transportasi ke Solo Dibuka

Solopos Edisi Selasa juga menyoroti pelonggaran aturan pembatasan di sektor transportasi. Setelah bus dan pesawat, kini giliran kereta api beroperasi di tengah pandemi.

PT Kereta Api Indonesia kembali mengoperasikan sejumlah perjalanan kereta api (KA) untuk masyarakat yang dikecualikan sesuai aturan pemerintah dengan penerapan protokol pencegahan Covid-19 yang ketat.

Didi Kempot Ciptakan Lagu Istighfar Sak Kuatmu, Asisten: Seperti Firasat Sebelum Meninggal

KA yang beroperasi adalah Kereta Api Luar Biasa (KLB) sebanyak 6 perjalanan untuk berbagai rute mulai 12 sampai 31 Mei 2020.

VP Public Relations PT KAI, Joni Martinus, mengatakan terdapat 6 perjalanan KLB yang dioperasikan untuk masyarakat yang dikecualikan sesuai aturan. Sesuai Surat Edaran Gugus Tugas Covid-19, masyarakat yang diperbolehkan menggunakan KLB ialah pekerja di pelayanan penanganan Covid-19, pertahanan dan keamanan, kesehatan, dan kebutuhan dasar.

Selain itu, masyarakat dengan fungsi ekonomi penting, perjalanan darurat pasien atau orang yang memiliki keluarga inti sakit keras atau meninggal, serta repatriasi.

Krisis Akibat Covid-19 di Karanganyar: Pemain Ketipung Jadi Jukir, Gitaris Jualan Bakso

“Adapun 3 rute yang dilayani adalah Gambir-Surabaya Pasarturi pergi pulang [Lintas Utara], Gambir-Surabaya Pasarturi [Lintas Selatan], dan Bandung-Surabaya Pasarturi,” ujarnya dalam rilis yang diterima wartawan, Senin (11/5).

Baca selengkapnya di E-Paper Solopos

AC hingga Wifi Usir Kebosanan Pasien Tanpa Gejala

Kabar lain yang ditampilkan di halaman 1 Solopos Edisi Selasa mengenai kesiapan daerah menyiapkan fasilitas karantina pasien positif Covid-19.

Di Sukoharjo Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mengubah barak Dalmas Polres Sukoharjo menjadi tempat karantina di Kelurahan Mandan, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo. Solopos Edisi Selasa menampilkan bagaimana kondisi tempat tersebut.

Relawan Bagi Ribuan Takjil Ke Kaum Marjinal Gonilan hingga Makamhaji Sukoharjo

“Jumlah pasien positif corona di Sukoharjo menduduki peringkat dua se-Jawa Tengah. Hingga Senin, jumlah pasien positif mencapai 51 orang dan empat pasien meninggal dunia. Hal ini menjadi perhatian serius untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Salah satunya dengan mengoperasikan rumah sehat Covid-19,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, Senin.

Baca selengkapnya di E-Paper Solopos

Underpass Sebelum Oktober

Sementara itu, di halaman Soloraya, Solopos Edisi Selasa menampilkan kabar terbaru pembangunan underpass Transito. Frekuensi perjalanan kereta api yang berkurang drastis mendorong percepatan proyek lintas bawah atau underpass Jl. Transito.

Salat Berjamaah, 30 Jemaah Musala di Tambora Terpapar Covid-19

Pembangunan sarana jalan tersebut enam kali lipat lebih cepat dari target seharusnya. Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Solo, Nur Basuki, mengatakan pekerjaan infrastruktur saat ini hampir 20 persen dari seharusnya hanya 3 persen.

“Karena window time [waktu jeda] perjalanan kereta lebih panjang, pekerjaan bisa lebih cepat. Material sudah siap semua di lokasi. Jadi nanti terserah pelaksana apakah akan menyelesaikan sesuai target selesai Oktober, atau dipercepat selesainya lebih awal dari tenggat itu,” kata dia di Balai Kota Solo, Senin.



Saat ini pemasangan penyangga sudah selesai 70 persen padahal baru pekan ke-8 pengerjaan. Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan pelaksana diberi pilihan untuk merampungkan proyek sebelum Oktober atau sesuai tenggat.

Baca selengkapnya di E-Paper Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya