SOLOPOS.COM - Solopos hari ini tentang pilkada solo 2020 terhindar dari kotak kosong (Anik Sulistyawati)

Solopos.com, SOLO—Koran Solopos hari ini edisi Sabtu (22/8/2020) mengulas tentang pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Solo 2020 tentang kemungkinan terhindar dari kotak kosong.

Pasangan cawali-cawawali dari jalur perseorangan Bagyo Wahyono-F.X. Supardjo atau Bajo berpeluang besar menjadi lawan tanding pasangan PDIP Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa atau Gibran-Teguh dalam Pilkada 2020.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Peluang besar Bajo menantang Gibran-Teguh di Pilkada Solo seiring terpenuhinya syarat minimal dukungan sebesar 35.870 suara atau 8,5 persen dari daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2019.

Berdasar verifikasi dukungan Bajo yang dilakukan KPU Solo, jumlah dukungan memenuhi syarat duet tukang jahit dan ketua RW itu mencapai 38.831 suara.

Baca Selengkapnya di E-paper Solopos.

21 Menit Dirilis, Dynamite BTS Capai 10 Juta Views

KBM di Sekolah Terlalu Berisiko

Selain soal Pilkada Solo 2020, Koran Solopos membahas soal sejumlah daerah di Soloraya mewacanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di sekolah dimulai pada akhir Agustus atau awal September mendatang. Latar belakang pembukaan sekolah tersebut adalah perubahan Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri. Izin pembelajaran tatap muka diperluas ke zona kuning, dari sebelumnya hanya di zona hijau.

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Solo, Hari Wahyu Nugroho, menilai keputusan sejumlah daerah itu terlalu tergesa mengingat 15 kriteria yang disetujui epidemiolog, pengamat dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk menentukan zona hijau belum tercapai.

“Apabila 15 kriteria itu belum bisa dipenuhi sebenarnya KBM tatap muka belum bisa dilaksanakan. Terlalu berisiko, mengingat tingkat kematian anak akibat Covid-19 di Indonesia lebih tinggi dari rata-rata dunia,” kata dia, dihubungi Espos, Jumat (21/8/2020).

Namun, apabila daerah di zona kuning tetap berencana membuka sekolah, maka ada sejumlah aturan yang wajib dipenuhi. Pertama, menyediakan fasilitas seperti tempat cuci tangan, ada akses menuju fasilitas pelayanan kesehatan di sekitar wilayah sekolah, mewajibkan penggunaan masker dan pengecekan suhu badan lewat thermo gun. Kemudian, peserta didik dan pengajar harus dalam kondisi sehat.

Baca Selengkapnya di E-paper Solopos.

Ditolak Di Bonagung Sragen, Pabrik Sepatu Pernah Gagal Dibangun Di Sambungmacan & Sumberlawang

Solo Satu Data, Kunci Program Tepat Sasaran

Pemerintah Kota (Pemkot) Solo membangun integrasi database sektoral dalam aplikasi tunggal bernama Solodata. Aplikasi dibangun berdasarkan tiga jenis data meliputi, data berbasis nomor induk kependudukan (NIK), data geospasial, dan data agregat. Sistem data itu diklaim mampu mengurangi potensi salah sasaran maupun salah perencanaan dalam penyusunan kebijakan.

Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Solo, Tulus Widajat, mengatakan Solodata bakal menggabungkan data dari 18 Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

Namun pada tahap awal, baru mengintegrasikan data dari lima OPD. Meliputi, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil), Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) serta Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DIsperum KPP).

Baca Selengkapnya di E-paper Solopos.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya