SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Selasa (16/11/2021).

Solopos.com, SOLO – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca dagang Indonesia pada Oktober 2021 mengalami surplus sebesar US$5,73 miliar. Peningkatan surplus tersebut didorong oleh kinerja ekspor yang lebih tinggi dibandingkan impor.

Harian Solopos edisi Selasa (16/11/2021) menyajikan headline terkait adanya surplus hingga US$5,73 miliar dalam neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2021.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Terdongkrak Harga Minyak Dunia

JAKARTA-Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus tertinggi sepanjang sejarah pada Oktober 2021. Hal ini ditopang kenaikan harga minyak dunia dan komoditas yang mendongkrak nilai ekspor Indonesia ke level tertinggi sepanjang sejarah.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca dagang Indonesia pada Oktober 2021 mengalami surplus sebesar US$5,73 miliar. Peningkatan surplus tersebut didorong oleh kinerja ekspor yang lebih tinggi dibandingkan impor.

Nilai ekspor pada Oktober 2021 mencapai US$16,29 miliar, sementara impor mencapai US$10,79 miliar. Surplus neraca perdagangan Indonesia secara kumulatif atau mulai Januari hingga Oktober 2021 mencapai US$30,81 miliar.

Baca Juga: Wow, Neraca Perdagangan RI Surplus 17 Bulan Beruntun!

Kepala BPS Margo Yuwono menyampaikan surplus neraca perdagangan Indonesia terus mengalami tren positif sejak 2016. “Neraca perdagangan barang pada Oktober 2021 surplus US$5,73 miliar. Kalau kita lihat secara tren, neraca perdagangan Indonesia telah membukukan surplus 18 bulan secara beruntun,” kata Margo dalam konferensi pers virtual, Senin (15/11/2021).

Margo menyampaikan tiga negara peyumbang surplus Indonesia adalah Amerika Serikat, China, dan Filipina. Indonesia mengalami surplus dari Amerika Serikat sebesar US$1,72 miliar, dengan China sebesar US$1,32 miliar dan dengan Filipina sebesar US$685,7 juta. Selama Oktober 2021, nilai ekspor Indonesia mencapai US$22,03 miliar, meningkat 6,894 secara bulanan atau 53,354 secara tahunan.

Masih di halaman depan, Harian Solopos menyajikan laporan terkait hasil pertandingan antara Persis Solo melawan PSIM Jogja bertajuk Derbi Mataram dalam lanjutan kompetisi LIga 2 Indonesia. Dalam laga itu, Persis Solo menelan kekalahan perdana atas tim yang jadi musuh bebuyutan Laskar Sambernyawa.

Kekalahan Pertama Persis Begitu Menyakitkan

Persis Solo harus mengakui keunggulan PSIM Jogja dengan skor 0-1 dalam laga lanjutan Liga 2 di Stadion Manahan pada Senin (15/11/2021) malam WIB. Kekalahan itu menjadi kekalahan perdana Persis Solo dalam Liga 2 tahun ini. Kekalahan Persis Solo justru terjadi di partai sarat gengsi, Derbi Mataram.

Persis bermain tanpa arah saat menghadapi skuat PSIM. Irfan Bachdim yang tampil sebagai starter gagal memberikan performa terbaik. Irfan dimainkan Eko Purdjianto menjadi pemain sayap. Persis Solo bahkan kesulitan mencetak tendangan ke gawang.

Di sisi lain PSIM bermain efektif. Umpan-umpan pendek PSIM mampu meredam permainan cepat Persis Solo. Gol PSIM terjadi pada menit ke-52 oleh Sugeng Effendi.

Baca Juga: Ratusan Fans Persis Solo Geruduk Stadion Manahan Usai Laga Lawan PSIM

Seusai laga, ratusan pendukung Persis memenuhi kawasan luar Stadion Manahan. Polisi memukul mundur para suporter menggunakan gas air mata. Hingga pukul 23.15 WIB, para owner Persis belum meninggalkan Stadion Manahan.

Sementara itu, Coach Eko Purdjianto tidak menghadiri sesi jumpa pers usai laga. Persis diwakili oleh asisten pelatih Haryanto Prasetyo Adi Utomo. Baru pertama kali Eko Purdjianto tidak hadir dalam jumpa pers. Sedangkan perwakilan pemain Persis diwakili oleh Rian Miziar.

Haryanto “Tommy” mengatakan permohonan maaf kepada para suporter atas kekalahan itu. Ia segera memperbaiki kondisi tim untuk menyapu bersih dua laga sisa.

Sementara di halaman Soloraya, Harian Solopos menyajikan headline terkait usulan perlunya larangan siswa nongkrong di Kota Solo guna menekan kasus Covid-19.

Masukkan Larangan Siswa Nongkrong

SOLO-Seratusan pelajar di Kota Bengawan kedapatan nongkrong sepulang sekolah di sejumlah pusat perbelanjaan, warung maupun lokasi lain. Padahal, mereka sudah diminta langsung pulang ke rumah guna menekan persebaran Covid-19.

Berdasar pantauan Espos di salah satu mal di Kota Solo, Senin (15/11/2021), para pelajar SMP dan SMA berjalan-jalan sepulang sekolah. Mereka masih menggunakan seragam sekolah. Beberapa dari mereka langsung menuju toilet untuk mengganti seragam dengan pakaian bebas. Mereka lalu berjalan-jalan, sementara sebagian ada yang menuju bioskop.

Baca Juga: Duh! Satpol PP Solo Pergoki Seratusan Pelajar Nongkrong Seusai PTM

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Solo, Arif Darmawan, mengatakan temuan para pelajar yang nongkrong sepulang sekolah membuatnya mengusulkan larangan bagi anak berseragam sekolah masuk mal/pusat perbelanjaan/restoran dan sejenisnya.

“Jadi banyak sekali dilakukan penertiban di selter, restoran, tempat makan, mal, khususnya yang ada Wifi (jaringan Internet nirkabel). Alasannya mengerjakan tugas. Padahal dalam SE (Surat Edaran) Wali Kota diwajibkan selesai PTM [pembelajaran tatap muka] harus langsung pulang. Makanya kami usulkan tempat-tempat usaha dilarang menerima pelajar berseragam,” kata dia kepada wartawan di Balai Kota, Senin (15/11/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya