SOLOPOS.COM - Harian Umum Solopos edisi Rabu 17 Januari 2017.

Berita Halaman Utama Harian Umum Solopos membahas tentang perkembangan kasus E-KTP.

Solopos.com, SOLO – Pengusutan kasus dugaan korupsi pengadaan e-KTP 2011-2012 dinilai belum gereget karena KPK belum menerapkan pasal tindak pidana pencucian uang (TPPU).

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) Dian Ediana Rae di Jakarta, Selasa (16/1). ”Kasus e-KTP kalau tidak diikuti dengan tindak pidana money laundryini kurang gereget,” ujar dia.

Berita tentang keterangan Wakil Ketua PPATK itu menjadi headline halaman utama Harian Umum Solopos, Rabu (17/1/2018). Selain itu ada berita menarik lainnya seperti di bawah ini:

Ekspedisi Mudik 2024

PASAR TRADISIONAL: Menjual Pesona Pasar Sangkrah lewat Jaladara

Di balik meja los pelataran Pasar Sangkrah yang baru direvitalisasi, Sri Sarwosih, 63, memilah beberapa bahan kebutuhan pokok yang diminta seorang pembeli. Sebagian barang dagangannya tidak bisa digelar di meja lapak yang hanya berukuran 1 meter x 1 meter.

Gantungan besi yang menjadi batas antarlapak juga hanya bisa untuk menggantung sebagian dagangan. Sebagian lagi dia letakkan di bawah meja lapak. Dia tidak bisa menggeser ke kanan atau ke kiri dari lapaknya karena ada pedagang lain yang juga menempati lapak berderet-deret di lantai satu pasar tersebut.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com/

Di Halaman Soloraya ada perkembangan terbaru terkait relokasi warga bantaran Kali Pepe yang terdampak proyek Penanganan Banjir Kota Solo Paket 3. Warga nekat membangun rumah baru di Kampung Padasan, Desa Mranggen, Polokarto, Sukoharjo.

Mereka tidak memedulikan masalah perizinan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo. Wakil Ketua Pokja Relokasi Warga Bantaran Gandekan, Samiran, 62, kecewa dengan sikap Pemkab Sukoharjo yang bersikukuh tidak menyetujui dokumen site planrelokasi warga Gandekan. Dia meminta kelonggaran dari Pemkab Sukoharjo. Mereka rata-rata masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan hanya mampu membeli tanah dengan luas 40 meter persegi/kaveling di Padasan.

Berita tersebut menjadi headline di Halaman Soloraya, selain itu ada berita menarik lainnya di bawah ini:

OPERASI PASAR BULOG: Kerja Keras Siapkan Beras untuk OP

Sebuah gudang beras milik Usaha Dagang (UD) Wiwid Putra berdiri megah di Jl. Sragen-Ngawi, Krujon RT 030, Desa Toyogo, Sambungmacan, Sragen. Gudang berkapasitas 1.000 ton beras itu sepi. Seorang lelaki membukakan pintu saat pemiliknya, Widyastuti, 44, datang, Selasa (16/1). Perempuan berhijab itu memeriksa stok beras yang dipak untuk persiapan operasi pasar (OP) beras pada Rabu (17/1) ini.

Wiwid, sapaan akrabnya, menunjukkan perbedaan beras yang dipoles dan sebelum dipoles. Beras yang sudah dipoles lebih putih dan bersih. Beras yang sudah diolah itu dijual senilai Rp9.350/kg dalam OP beras yang dilakukan di sejumlah kecamatan.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com/

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya