SOLOPOS.COM - Solopos Hari Ini Rabu (21/9/2016)

Solopos hari ini mengabarkan subsidi listrik dan elpiji 3 kg dibatasi untuk warga miskin.

Solopos.com, SOLO — Badan Anggaran (Banggar) DPR dan pemerintah menyepakati subsidi listrik dan elpiji 3 kilogram (kg) dibatasi hanya untuk warga miskin.

Promosi Wealth Management BRI Prioritas Raih Penghargaan Asia Trailblazer Awards 2024

Subsidi listrik hanya akan diberikan kepada pelanggan 450 volt ampere (VA) dan sebagian pelanggan 900 VA. Sedangkan sasaran elpiji 3 kg juga dikerucutkan bagi warga miskin dengan model distribusi tertutup (selengkapnya lihat grafis). ”Untuk 2017, pelanggan 900 VA adalah 4,05 juta pelanggan yang mendapatkan tarif bersubsidi.

Berarti harus ada sekitar 18 juta pelanggan dipindahkan ke nonsubsidi. Untuk 450 VA 19,1 juta pelanggan,” jelas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara di Ruang Rapat Banggar DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (20/9/2016). Penerima subsidi listrik ditetapkan berdasarkan data dari TNP2K.

Kabar subsidi listrik dan elpiji 3 kg dibatasi hanya untuk warga miskin menjadi headline Harian Umum Solopos hari ini. Solopos hari ini juga mengabarkan sistem pendidikan, PON IX, dan penanganan terorisme. Simak cuplikan kabar Solopos hari ini, Rabu (21/9/2016):

SISTEM PENDIDIKAN : Soloraya Mendukung Uji Coba Full Day School

Dinas pendidikan di tujuh kabupaten/kota di Soloraya mendukung uji coba full day school. Sementara itu, 34 SMA/SMK di Boyolali tidak setuju dengan wacana full day school.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Solo, Etty Retnowati, mengemukakan belum ada pemberitahuan secara tertulis dari pemerintah pusat terkait wacana itu. ”Apakah Solo termasuk yang akan ditunjuk untuk uji coba atau tidak, kami juga belum tahu. Terkait itu, kalau kami menunggu saja,” ujar Etty ketika ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (20/9/2016).

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

PENANGANAN TERORISME : Kompensasi Korban Diusulkan Masuk UU

Aliansi Indonesia Damai (Aida) meminta pasal kompensasi bagi korban kasus terorisme masuk dalam revisi Undang-Undang (UU) Terorisme. Hal itu diungkapkan dalam short course Penguatan Perspektif Korban dalm Peliputan Isu Terorisme Bagi Insan Media di Hotel Novotel, Solo, Senin-Selasa (19-20/9/2016).

Salah seorang korban bom J.W. Marriott pada 2003, Nagiyah, 42, mengatakan suaminya, Harna, 37, menjadi korban bom dan meninggal dunia di rumah sakit.

Suaminya meninggalkan ketiga anaknya yang masih kecil semua. ”Saya harus berjuang sendirian membesarkan ketiga anak.” Kehilangan satu-satunya tulang punggung keluarga sangat berat,” ujar Nagiyah warga Matraman, Jakarta Timur.

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

PON XIX BANDUNG : 6 Bulan Tak Makan Nasi, Impian 18 Tahun Terwujud

Perjalanan panjang Mualipi, 46, menekuni olahraga binaraga berakhir manis di Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Bandung. Darti susah tidur sepanjang malam,

Minggu (18/9/2016) lalu. Kabar gembira suaminya, Mualipi, meraih emas di PON Bandung justru membuatnya waswas. Hingga lewat dini hari ia tak jua bisa memejamkan mata. Baru mendekati subuh perempuan berusia 43 tahun itu tertidur meski hanya sebentar.

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya