SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Selasa (27/9/2022).

Solopos.com, SOLO — Diskusi tentang kasus dugaan suap menyeret Hakim Agung Sudrajad Dimyati membuat eks Hakim Agung, Asep Iwan Iriawan, menuding adanya dugaan mafia peradilan dalam sengketa lahan Sriwedari, Solo.

Hal itu direspons kuasa hukum ahli waris lahan Sriwedari, Anwar Rachman, dengan anggapan Asep merendahkan harkat dan martabat pengadilan dan ia meminta Asep mencabut pernyataan itu. Asep mengungkit sengketa lahan saat menjadi narasumber Kompas TV, disiarkan lewat saluran YouTube pada Sabtu (24/9/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat itu, ia menanggapi pertanyaan pembawa acara tentang kemungkinan mafia peradilan pada kasus perdata. Asep mengatakan banyak kasus perdata terkait aset pemerintah yang lepas karena adanya mafia peradilan. Diskusi itu mengalir saat membahas penegakan hukum di lingkup Mahkamah Agung (MA).

Asep diminta berkomentar tentang kemungkinan ada hakim dan perangkat peradilan lain yang menjadi mafia peradilan. Namun, Asep menyatakan kemungkinan mafia peradilan bermain di kasus-kasus perdata.

“Perdata nilainya gede. Saya sebut saja, ndak usah jauh-jauh, di kampung Pak Jokowi silakan buka. Iya, semua tahu. Tanya Rudy [EX. Hadi Rudyatmo] itu penggantinya Jokowi, atau tanya langsung Pak Jokowi. Itu perkara sampai geleng-geleng kepala itu,” ujar dia.

Baca juga: Eks Hakim Agung Beberkan Kasus Mafia Peradilan MA, Sriwedari Solo Ikut Disebut

Menurut Asep, kasus yang dia maksud sudah ada sejak Jokowi belum menjadi Wali Kota Solo hingga sekarang menjadi Presiden dua periode. Dia menyebut tanah yang disengketakan berada persis di depan Kantor Pengadilan Negeri (PN) Solo.

“Perkaranya tidak selesai. Itu asetnya. Mau disebut? Silakan, itu di depan pengadilan malah. Nilainya juga besar sekali. [Aset yang disengketakan] Taman Sriwedari saya sebut. Itu baru satu. Belum yang di BUMN saya sebut,” urai dia. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Selasa (27/9/2022).

Mengenang Suprapto Suryodarmo Lewat Arsip

SOLO — Ada yang seolah hadir saat pameran bertajuk 1.000 day and Forever mengenang 1.000 hari wafatnya Suprapto Suryodarmo digelar di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), Jebres, Solo, Senin (26/9/2022).

Kehadiran Prapto, panggilan akrab mendiang, ada di dalam arsip berita media cetak, sejumlah barang peninggalan, serta arsip video Joget Amerta karya Mbah Prapto. Ya, Mbah Prapto, orang-orang di sekelilingnya dulu lebih akrab memanggil tokoh seni dan budaya itu.

Selain itu, ada foto serta rekaman sebelum Mbah Prapto tutup usia. Itu semua bisa dinikmati dan dirasakan lewat pameran yang digelar hingga 29 September 2022. Para pengunjung bisa merasakan kehadiran Mbah Prapto dengan lebih dekat.

Baca juga: Mbah Prapto dan Jawa

Di antara koleksi itu, terdapat beberapa dokumentasi foto serta kegiatan yang diinisiasi Mbah Prapto. Sejumlah kegiatan yang diinisiasi di antaranya aktivitas mendirikan Padepokan Lemah Putih pada 1986. Mulanya bangunan itu untuk pembelajaran Joget Amerta lalu menjadi tempat terbuka untuk berkesenian.

Selanjutnya Srawung Seni Segara Gunung yang berpindah-pindah lokasi, salah satunya di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Sragen atau Situs Sangiran. Kemudian Srawung Seni Candi yang kali terakhir dilaksanakan pada 1 Januari 2019. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Selasa (27/9/2022).

Jl. Ir. Sutami Macet

SOLO — Arus lalu lintas JI. Ir. Sutami, Solo, terpantau macet pada jam pulang kerja sekitar pukul 16.00 WIB, Senin (26/9/2022) atau hari pertama penutupan jembatan Jurug B dan jembatan Mojo pada waktu bersamaan. Dinas Perhubungan (Dishub) Solo menyebut pengaturan traffic light vital.

Berdasarkan pantauan Solopos, Senin sore, antrean kendaraan dari barat ke timur sebelum simpang lampu lalu lintas Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo terjadi sampai depan Markas Koramil 0735/04/Jebres Solo. Sejumlah kendaraan roda empat antre.

Baca juga: Mulai Dibongkar, Jembatan Jurug B Solo Sebentar Lagi Tinggal Kenangan

Sementara itu, kendaraan roda dua melintasi jalur lambat. Ada juga kendaraan roda dua dari barat ke timur yang melawan arus dengan mengambil jalur kanan.

Kondisi itu membuat Solopos yang melintas dari Taman Budaya Jawa Tengah menuju Balai Kota Solo sulit menyeberang di Jl.Ir.Sutami. Sementara itu, berdasar pantauan dari kamera CCTV Dishub Solo, kondisi macet terjadi di simpang UNS.

Kendaraan dari UNS yang akan ke barat kesulitan melintas karena antrean kendaraan dari barat tidak memberikan ruang. Kondisi dua jalur penuh. Begitu pula dengan kendaraan dari timur menuju pintu masuk UNS juga kesulitan akibat antrean kendaraan dari barat. Selengkapnya di halaman Soloraya Harian Solopos edisi Selasa (27/9/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya