SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Rabu, 6 September 2017.

Halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini membahas penolakan warga Kadipiro terhadap rencana pembangunan jalur kereta api Bandara.

Solopos.com, SOLO – Sosialisasi persiapan pembangunan jalur kereta api Bandara Adi Soemarmo- Stasiun Balapan Solo, Senin (4/9/2017) malam diwarnai aksi penolakan warga Kadipiro, Banjarsari, Solo. Warga yang bakal terdampak meminta kepastian nilai ganti rugi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berita mengenai penolakan warga terhadap sosialisasi pembangunan kereta bandara itu menjadi headline Halaman Soloraya Harian Umum Solopos, Rabu (6/9/2017). Selain itu ada berita tentang geliat perdagangan di Sragen dan berita fenomena kekeringan di Wonogiri.

Berikut ini cuplikan berita Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Rabu 6 September 2017;

KERETA BANDARA: Warga Tolak Teken Berita

Sosialisasi persiapan pembangunan jalur kereta api Bandara Adi Soemarmo-Stasiun Balapan Solo, Senin (4/9) malam, diwarnai aksi penolakan warga Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Solo, yang bakal terdampak.

Warga menolak menandatangani berita acara sosialisasi lantaran belum ada kejelasan nilai ganti rugi dalam proyek tersebut. Berdasarkan pantauan Espos, sosialisasi diikuti 120 warga pemegang hak milik (HM) di Aula Stikes PKU Muhammadiyah Solo dimulai sejak pukul 20.00 WIB.

Hadir dalam forum tersebut pejabat dari PT Kereta Api Indonesia (KAI), Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Jateng, Badan Pertanahan Nasional (BPN), dan perwakilan Pemkot Solo. Sosialisasi diawali paparan umum kepada warga tentang rencana proyek jalur kereta bandara. Dalam sosialisasi itu disebutkan warga yang terdampak proyek akan didata dan ada penghitungan lahan serta pemberian kompensasi ganti rugi.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com

PERDAGANGAN SRAGEN: Toko Modern Diminta Jual Produk UMKM

Toko modern diminta turut memajang dan menjual produk-produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) Sragen. Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, mengatakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen sedang memproses permohonan izin operasi tiga toko modern (minimarket) baru di Bumi Sukowati.

Yuni menjelaskan izin tiga toko modern baru tersebut diproses karena permohonannya sudah lama. “Proses perizinan sudah lama. Mereka minta izin karena sudah promosi dan sebagainya. Dan itu sudah dulu. Tapi, belum saya izinkan. Saya sampaikan kalau memang mau, khusus yang tiga ini, harus ada persyaratan,”kata Bupati saat ditemui wartawan di Sragen, Selasa (5/9).

Yuni menerangkan persyaratan yang dia maksud yaitu toko modern baru harus memajang produk-produk UMKM Sragen. Persyaratan itu untuk ikut mengangkat penjualan potensi UMKM lokal. ³Banyak sekali produk UMKM Sragen. Kalau memang [produk] tidak memenuhi syarat, ajari bagaimana agar bisa memenuhi standar. Dan kami juga akan masukkan produk yang sudah kami verifikasi dulu.´

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com

KEKERINGAN WONOGIRI: Dua Kecamatan Butuh Bantuan Pangan

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri mendeteksi dua kecamatan terancam kekurangan pangan, yakni Kecamatan Kismantoro dan Paranggupito. Kedua wilayah tersebut dilanda kekeringan dan penduduknya tergolong miskin.

Kepala Seksi Ketersediaan dan Diversifikasi Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Wonogiri, Hariyadi, mengatakan di dua kecamatan itu terdapat empat desa dan dua kelurahan yang rawan pangan transien dan mengancam ketersediaan pangan masyarakat. ”Di Kecamatan Kismantoro ada Desa Ngroto dan Kelurahan Kismantoro. Sedangkan di Kecamatan Paranggupito ada Desa Songbledeg, Desa Ketos, dan Desa Paranggupito,” ujarnya kepada awak media di kantornya, Selasa (5/9).

Oleh karena itu, menurut dia, pemkab mengajukan permohonan beras kepada Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah untuk mengantisipasi kekurangan pangan di dua kecamatan itu. Perhitungannya, dibutuhkan 37.730 kg beras untuk empat desa dan satu kelurahan. Dia menyebut Desa Ngroto terdiri atas 600 keluarga dengan asumsi satu keluarga terdiri atas empat orang. Sedangkan bantuan beras yang ingin diberikan sebanyak 0,25 kg masing-masing orang selama dua pekan. Total diperlukan beras sebanyak 8.400 kg untuk 600 keluarga di Ngroto. Sedangkan di Kelurahan Kismantoro dibutuhkan 9.716 kg bantuan beras untuk 694 keluarga.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya