Solopos hari ini memberitakan kabar-kabar terkini di Soloraya.
Solopos.com, SOLO – Sengketa Sriwedari hinga usulan tempe menjadi warisan budaya dunia menjadi berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Jumat (16/10/2015).
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Simak rangkuman berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi hari ini, Jumat, 16 Oktober 2015, berikut;
MAKANAN KHAS: Tempe Dibawa ke Pentas Dunia
Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan (Pergizi Pangan) Indonesia dan Forum Tempe Indonesia mengusulkan tempe sebagai penganan warisan budaya dunia. United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atau lembaga bidang pendidikan, sains, dan kebudayaan PBB.
Tempe yang diyakini berasal dari Klaten ini bahkan disebut sudah memiliki penggemar tetap di 20 negara dunia. Hal itu terungkap saat Seminar Tempe, dari Klaten untuk Indonesia dan Dunia di Pendapa Pemkab Klaten, Kamis (15/10).
Hadir sebagai pembicara dalam seminar tersebut, yakni Ketua Forum Tempe Indonesia, Made Astawan; Dosen Universitas Gadjah Mada (UGM), Marry Astuti; Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB), Rimbawan, dan produsen tempe asal Klaten, Sudiro Niti Suhardjo. Kegiatan yang dihadiri sejumlah kepala desa (kades), pengelola sekolah, dan anggota Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Klaten ini dibuka Asisten Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat, Purwanto Anggono Cipto.
Baca selengkapnya: epaper.solopos.com
OSN PERTAMINA: Berburu Kader Pemberi Solusi Lewat Kompetisi Sains
Aris Minardi dibantu beberapa temannya memasang selembar poster pada seutas tali yang telah tersedia di depan Gedung A Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo siang itu, Kamis (15/10).
Setelah poster terpasang, mahasiswa FMIPA UNS tersebut kemudian menggantungkan beberapa benda bulat lonjong berwarna cokelat pada tali yang sama, tepat di sebelah poster yang ia pasang.
Baca selengkapnya: epaper.solopos.com
SENGKETA SRIWEDARI: Pemkot Emoh Kompromi
Penjabat (Pj.) Wali Kota Solo Budi Suharto percaya diri akan memenangi sengketa lahan Sriwedari. Untuk itu, Budi emoh berkompromi dengan ahli waris.
Pernyataan Budi itu sekaligus mementahkan tawaran Koordinator ahli waris Sriwedari, Gunadi, yang siap menghibahkan sebagian lahan Sriwedari kepada negara. Sebagian lahan yang dimaksud adalah lahan Museum Radya Pustaka.
Budi menjelaskan Pemkot tidak akan menyiapkan opsi tertentu sebagai alternatif untuk menyelesaikan sengketa lahan ini. Pemkot kini tengah berupaya penuh untuk mengambil alih Sriwedari dengan pengajuan Peninjauan Kembali (PK) ke Mahkamah Agung (MA).
Budi yakin PK akan dikabulkan dan putusan tersebut akan turun sebelum eksekusi lahan Sriwedari dilakukan. “Kami tidak akan mau berbagi lahan dengan para ahli waris. Semua lahan harus kembali menjadi milik Pemkot,” tegas dia saat ditemui wartawan di Balai Kota, Kamis (15/10).
Baca selengkapnya: epaper.solopos.com