SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Rabu, 6 Agustus 2014

Solopos.com, SOLO – Kabar Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Rabu (6/8/2014) memberitakan empat SPBU di Boyolali mendapati pembatasan solar. Empat SPBU itu mulai menerapkan pembatasan jam operasional sejak Senin (4/8/2014).

Kabar lain datang dari hari ulang tahun Klaten hingga pergerakan ISIS di Solo. Simak rangkuman berita Soloraya Harian Umum Solopos edisi Rabu, 6 Agustus 2014 berikut;

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

KEBIJAKAN ENERGI: Empat SPBU Batasi Solar

Empat stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Boyolali menerapkan kebijakan pembatasan jam operasional pembelian solar bersubsidi.

Empat SPBU tersebut adalah SPBU Cepogo, SPBU Andong, SPBU Karanggede, dan SPBU Simo. Sesuai kebijakan, keempat SPBU tersebut melayani pembelian solar bersubsidi mulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB. Empat SPBU itu mulai menerapkan pembatasan jam operasional sejak Senin (4/8).

Supervisor SPBU Cepogo, Yunianto, mengatakan pihaknya memberlakukan kebijakan tersebut atas instruksi dari pemerintah dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas). Sebelumnya ia sudah mengikuti rapat koordinasi dengan pihak terkait di Yogyakarta untuk membahas masalah tersebut.

(Baca Juga: Pembatasan Penjualan Solar Bersubsidi Kurangi Pendapatan SPBU

PEMBATASAN BBM, SPBU Dipantau Lewat CCTV)

HUT KLATEN: Terpaksa Sewa Pakaian Adat Hingga ke Jogja

Alun-alun Klaten tampak ramai dan meriah, Selasa (5/8) pagi. Ratusan orang memakai pakaian adat Jawa lengkap, yang laki-laki mengenakan beskap, sedangkan yang perempuan mengenakan kebaya.

Ada juga sejumlah orang yang mengenakan pakaian ala prajurit Keraton Solo dengan seragam berwarna merah, lengkap dengan tombak. Selain itu juga ada sekelompok pemain musik yang mengenakan pakaian mirip seragam Tentara Nasional Indonesia (TNI) model lama.

ANTISIPASI ISIS: Tokoh Agama Solo bakal Dikumpulkan

Pemerintah Kota (Pemkot) Solo berencana mengumpulkan tokoh agama dan menggelar rapat koordinasi lintas instansi untuk mengantisipasi munculnya kelompok Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) di Kota Bengawan.

Dukungan terhadap ISIS diduga telah berkembang di Kota Bengawan dengan adanya graffi ti bendera ISIS di daerah Tipes, Kecamatan Serengan. Kepala Kesatuan Bangsa (Kesbang) Kota Solo, Suharso, saat ditemui wartawan di Balai kota, Selasa (5/8), mengatakan lang kah mengumpulkan tokoh agama sangat penting. Selain itu diperlukan pendekatan persuasive untuk mengetahui pergerakan tersebut, apakah melenceng dari kaidah agama Islam atau ideologi Pancasila.

“Rencananya Rabu [hari ini] kami menggelar rapat lintas instansi dan mengumpulkan tokoh agama. Kami belum sepenuhnya mengetahui keberadaan ISIS di Solo karena memang belum ada pergerakan,” kata dia.

Mengenai munculnya graffiti ISIS di Solo, Suharso menyatakan hal itu belum tentu hasil buatan warga Solo. Pihaknya perlu melakukan klarifikasi terlebih dahulu. Namun, Suharso menegaskan Pemkot bakal menyikapi dampak dari perkembangan ISIS di Solo, karena kelompok itu resmi dilarang.

(Baca Juga: Buntut Munculnya Graffiti ISIS, 137 Jamaah Islam Garis Keras di Karanganyar Diawasi, Warga Cat Tembok Tutupi Graffiti ISIS, Terkait Jaringan ISIS, UMS Copot Dosen Amir Mahmud)

TOKO MODERN: Pemkot akan Berlakukan Zonasi Minimarket

Pemerintah Kota (Pemkot) Solo berancang-ancang menertibkan operasional minimarket di Kota Bengawan dengan menerapkan sistem zonasi. Langkah ini dilakukan menyusul kian menjamurnya took modern di wilayah Solo.

Ilustrasi, 9 Minimarket Baru yang Sudah Diizinkan Beroperasi (Harian Umum Solopos Rabu, 6 Agustus 2014)

Ilustrasi, 9 Minimarket Baru yang Sudah Diizinkan Beroperasi (Harian Umum Solopos Rabu, 6 Agustus 2014)

Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, ketika dijumpai wartawan Selasa (5/8), mengatakan gagasan zonasi minimarket sebagai salah satu solusi penyelesaian persoalan pertumbuhan minimarket di Solo. Saat ini, Rudy mengatakan zonasi minimarket tengah dalam kajian tim. “Hasil kajian dari tim UNS [Universitas Sebelas Maret] sudah ada. Berapa sih jumlah ideal minimarket di Solo.

Nah ini yang kami kaji lagi bagaimana zonasi minimarket,” kata dia. Rudy mengatakan penertiban operasional toko modern dilakukan dengan disesuaikan zona wilayah. Hal ini guna menjaga pertumbuhan toko modern, sehingga keberadaannya tidak melampaui angka ideal yang ditetapkan. Rudy menilai perlu dilakukan zonasi minimarket.

Bahkan jika dimungkinkan bisa terjadi pergeseran penempatan minimarket disesuaikan dengan zonasi tersebut. Rudy mencontohkan seperti letak satu minimarket dengan minimarket lainnya seharusnya tidak berhadap-hadapan. Menurutnya hal ini harus dilakukan penataan. “Misalnya Alfamart sama Indomaret tidak boleh hadap-hadapan. Tapi bisa di geser ke tempat lain. Ini memungkinkan diubah,” tuturnya.

(Baca Juga: 9 Minimarket Tanpa Izin Usaha Beroperasi di Solo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya