SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Jumat, 22 Agustus 2014

Solopos.com, SOLO – Halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Jumat (22/8/2014) memberitakan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mendorong penyidik Polres Sukoharjo memeriksa Raja Keraton Surakarta Hadiningrat, Paku Buwono (PB) XIII.

Kabar lain datang dari rembug Soloraya hingga kedatangan Chris John di Griya Solopos. Simak rangkuman berita Soloraya Harian Umum Solopos edisi Jumat, 22 Agustus 2014;

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

SKANDAL RAJA SOLO: Polisi Didesak Periksa Sinuhun

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mendorong penyidik Polres Sukoharjo memeriksa Raja Keraton Surakarta Hadiningrat, Paku Buwono (PB) XIII, yang dilaporkan sebagai pelaku pencabulan terhadap At, 14.

Menurut LPSK, hambatan teknis tak bisa dijadikan alasan kelambatan aparat memeriksa orang yang diduga sebagai pelaku. Hambatan teknis yang dimaksud adalah hilangnya saksi kunci.

Saksi kunci berinisial Wt ini diduga merupakan mucikari yang mengetahui identitas pelaku pencabulan terhadap At. “Selama ini aparat terkendala teknis dalam memeriksa saksi kunci. Saya berharap penyidik tak terpaku pada laporan,” ujar Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi Pasaribu, kepada wartawan selepas menemui tim penyidik di Polres Sukoharjo, Kamis (21/8).

L ebih jauh, ia menjelaskan penyidik Polres Sukoharjo diharapkan tak hanya fokus pada persoalan child trafficking dalam kasus itu. “Salah satunya pelaku pencabulan. Bukan semata isu perdagangan anak-anaknya,” terang Edwin.

Menurut Edwin, melakukan hubungan badan kepada anak di bawah umur, meski tanpa paksaan atau penipuan, tetap tak bisa dibenarkan berdasarkan undang-undang.

(Baca Juga: Ditetapkan Jadi Tersangka, Wt Sang Perantara Buron, Ini Kondisi Siswi SMK yang Diduga Korban Pencabulan PB XIII, Dugaan Pencabulan PB XIII, KPAI Sebut Ada Sindikat Terlibat, Dugaan Pelecehan Seks PB XIII, KPAI dan LPSK Turun Tangan)

WAWANCARA CHRIS JOHN: Nikmati Masa Pensiun, Antar Anak ke Sekolah

Sudah delapan bulan, Chris John, pension dari dunia tinju. Saat mengunjungi Griya Solopos, bersama awak PT Sido Muncul Kamis (21/8), dia menceritakan kesibukan barunya kepada wartawan Solopos, Hanifah Kusumastuti.

Hai Chris, apa kesibukannya sejak gantung sarung tangan tinju pada Desember 2013 lalu?

Tidak terlalu banyak kegiatan. Sekarang saya lebih banyak mencurahkan waktu bersama keluarga. Saat masih main, mungkin sudah jadi konsekuensi hanya memiliki sedikit waktu dengan keluarga. Jadi sekarang saya ingin membayarnya, jadi lebih banyak waktu untuk keluarga.

Apa kegiatan bersama keluarga yang dahulu jarang bisa dilakukan?

Kalau pagi hari antar anakanak ke sekolah. Saya punya dua putri [Maria Luna Ferisha, 6, dan Maria Rosa Christiani, 9]. Kata istri saya [Anna Maria Megawati], sekarang giliran saya yang antar mereka. Istri saya malah sering tugas ke luar Jawa, dia kan juga ada pekerjaan di bidang asuransi. Jadi sekarang giliran saya. [Chris John tertawa].

Masih banyak fans Anda yang menyayangkan kenapa pensiun di usia 34 tahun. Ada pihak menilai tahun lalu bukan momentum yang tepat Anda pensiun, sebab Anda baru sajamenelan kekalahan untuk kali pertama sepanjang karier Anda. Apakah Anda menyesal?

Memang saat itu sudah saatnya saya pensiun. Saya juga tidak menyesal. Selain itu, dia [Simpiwe Vetyeka yang mengalahkan Chris John di Pert, Australia, Desember 2013] memang jago. Dia petinju bagus.

(Baca Juga: Chris John Prihatin Dunia Tinju Indonesia Lesu)

REMBUG SOLORAYA: Pasar Tradisional sampai Revolusi Mental Jadi Sorotan

Pasar tradisional, sektor pariwisata, dan revolusi mental menjadi sorotan peserta diskusi Rembug Soloraya bertema Solo, Mau Dibawa Ke Mana?di Griya Solopos, Rabu (20/8).

Ilustrasi Hal-Hal yang Jadi Sorotan di Kota Solo (JIBI/Solopos)

Ilustrasi Hal-Hal yang Jadi Sorotan di Kota Solo (JIBI/Solopos)

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Cabang Solo, Abdullah Suwarno, mengatakan tidak ada destinasi yang jelas di bidang pariwisata Solo. Padahal, pembangunan perhotelan telanjur menjamur.

Akibatnya, terjadi perang tarif yang tidak sehat. Peserta diskusi menyayangkan pembatalan investasi Trans Studio yang semula santer diwacanakan dibangun di Solo. Dia mengakui wacana itu memicu pesatnya pertumbuhan pembangunan hotel. Padahal wacana itu akhirnya tak terwujud. “Saya akui, branding Solo hebat, tapi isi keropos,” tutur dia.

Ia juga merasa kurangnya kerja sama antardaerah. Padahal, menurut anggota DPRD Solo, Umar Hasyim, adanya kerja sama melalui wadah Subosukowonosraten dapat menyelesaikan berbagai masalah, seperti problem air, serta pembuatan paket pariwisata terpadu, dsb. Jika itu dilakukan, ujar dia, akan sangat menguntungkan semua pihak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya