SOLOPOS.COM - Soloraya Hari Ini Senin (26/12/2016)

Halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini mengabarkan pabrik di Sragen dan Klaten terbakar dalam sehari.

Solopos.com, SOLO — Musibah kebakaran kembali terjadi di Soloraya. Dalam sehari dua pabrik terbakar. PT Pan Brothers yang beralamat di Dusun Dawangan, Desa Purwosuman, Sidoharjo, Sragen, terbakar hebat, Sabtu (24/12/2016).

Promosi Digitalisasi Mainkan Peran Penting Mendorong Kemajuan UMKM

Sementara di Klaten, sebagian pabrik pengolahan kayu PT Alam Green Wood di Jl. Diponegoro No. 25, Desa Karanganom, Klaten Utara, hangus dilalap si jago merah. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam dua musibah tersebut.

Kerugian material ditaksir mencapai miliaran rupiah. Kebakaran di PT Pan Borthers kali pertama diketahui oleh Dwi Miarto, 30, petugas satpam pabrik garmen tersebut pada pukul 14.00 WIB. Saat itu dia melihat kepulan asap tebal keluar dari gudang B. Saat itu, api membakar ruang pengepakan pakaian jadi yang siap diekspor.

Dua pabrik di Klaten dan Sragen yang hangus terbakar menjadi headline halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Senin (26/12/2016). Halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini juga mengabarkan pembangunan flyover Manahan, pesan Natal lewat pohon botol bekas di GKJ Baki, dan jadi penginapan, tempat indekos akan ditertibkan di Solo.

Simak cuplikan kabar halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Senin:

FLYOVER MANAHAN : Pemkot Siapkan Dua Desain

Pemkot Solo menyiapkan dua pilihan desain pembangunan flyover (jalan layang) Manahan yang menelan dana Rp30 miliar. Pemilihan desain masih menunggu detail engineering design (DED) flyover selesai disusun.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Solo, Endah Sitaresmi Suryandari, mengatakan dua alternatif desain tersebut terkait awal dan berakhirnya tanjakan flyover. Opsi pertama, flyover berawal dari patung Manahan dan berakhir di lampu merah perempatan Kota Barat.

Opsi kedua flyover berawal dari patung Manahan dan berakhir di Masjid Kota Barat. “Kalau berakhirnya di lampu merah Kota Barat, tanjakannya agak tinggi. Tapi kalau berakhirnya di sekitar Masjid Kota Barat sedikit landai,” jelas Sita ketika berbincang dengan wartawan di Loji Gandrung, Minggu (25/12/2016).

Dua opsi tersebut kini masih dimatangkan dan dikaji lebih lanjut, termasuk kajian dalam rekayasa lalu lintasnya. Untuk membahas rekayasa ini, ia segera berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo).

Sita masih menunggu DED sebelum membahas lebih lanjut terkait pembangunan flyover. “Panjang flyover nanti tergantung akhirannya. Apalagi rencananya di bagian utara, jalan layang bisa membentuk letter Y dari Kota Barat ke Jl. M.T. Haryono dan Jl. Adisucipto. Tapi kita tidak tahu nanti anggarannya cukup atau tidak,” katanya.

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

HARI RAYA : Pesan Natal Lewat Pohon Botol Bekas

Ratusan anggota jemaat Gereja Kristen Jawa (GKJ) Baki mengikuti misa Natal, Minggu (25/12/2016). Sebagian di dalam gereja. Namun, tak sedikit jemaat yang duduk di halaman gereja saat mengikuti misa Natal itu. Seusai misa, para jemaat gereja tak langsung pulang.

Mereka berkerumun di halaman gereja sisi barat yang terdapat pohon Natal berukuran besar. Menariknya, pohon Natal setinggi sekitar 10 meter itu terbuat dari botol bekas kemasan air mineral yang disusun rapi dan dikaitkan menggunakan tali. Jumlah botol bekas tersebut ada 2016.

“Ada lima pengurus gereja yang fokus membuat pohon Natal dari botol bekas kemasan air mineral. Proses pembuatannya sangat simpel karena hanya mengaitkan botol dengan potongan bambu menggunakan tali,” ujar seorang panitia perayaan Natal GKJ Baki, Hari Wibowo, di halaman gereja, Minggu (25/12/2016).

Hari bersama para pengurus gereja lainnya ingin perayaan Natal kali ini berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Biasanya para pengurus gereja menghiasi ruangan ibadah dengan memasang beberapa pohon Natal dari pohon cemara imitasi.

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

USAHA PEMONDOKAN : Jadi Penginapan, Tempat Indekos akan Ditertibkan

Pemerintah Kota (Pemkot) Solo bakal menindak tegas penyalahgunaan izin usaha tempat indekos sebagai penginapan. Penyalahgunaan izin tersebut berpotensi merugikan pendapatan daerah.

Hasil pendataan tempat pemondokan yang dihimpun dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Solo, saat ini sedikitnya ada 2.250 tempat indekos yang mengajukan perizinan.

Sedangkan perizinan rumah penginapan ada lima.Kabid Sarana Wisata Disbudpar Solo, Suwoto, menjelaskan merujuk Perda No.9/2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Pemondokan, terdapat perbedaan antara rumah indekos dan penginapan.

Tempat penginapan adalah rumah atau kamar yang disediakan untuk tempat tinggal yang dipungut bayaran untuk jangka waktu kurang dari sebulan, bisa mingguan maupun harian.



Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya