SOLOPOS HARI INI : Soloraya Hari Ini: Putri Jokowi Menikah, Pemkot Siapkan Rekayasa Lalin

Halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini membahas persiapan pernikahan Kahiyang Ayu.

Solopos.com, SOLO – Mirip dengan saat pesta pernikahan putra pertama Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo akan menyiapkan rekayasa lalu lintas saat pesta pernikahan Kahiyang Ayu (Ayang).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Rekayasa lalu lintas dilakukan untuk menyediakan kantong-kantong parkir bagi tamu undangan. Berkaca dengan pengalaman saat hajatan pernikahan Gibran, pemkot akan memperhatikan kantong parkir hingga pengaturan sirkulasi tamu undangan.

Berita tentang Pemkot Solo yang menyiapkan rekayasa lalu lintas untuk pernikahan Ayang menjadi headline Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Selasa (19/9/2017).  Selain itu ada berita tentang warga Desa Wiro, Bayat, Klaten yang bergotong royong melestarikan bangunan balai desa.

Berikut ini cuplikan berita halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Selasa 19 September 2017;

PERNIKAHAN ANAK JOKOWI : Solo Siapkan Rekayasa Lalin

Pemkot Solo bersiap-siap ikut menangani hajatan pernikahan putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu (Ayang), 8 November mendatang.

Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo mengatakan persiapan menjelang pernikahan Ayang akan dilaksanakan Pemkot sama seperti saat hajatan pernikahan putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dengan Putri Solo 2009, Selvi Ananda di Gedung Graha Saba Buana pada 11 Juni 2015. “Acaranya kan sebenarnya sederhana, hanya tamunya yang tidak sederhana karena pejabat negara semua,” kata Rudy sapaan akrabnya ketika dijumpai wartawan di Balai Kota, Senin (18/9).

Sejauh ini, Rudy mengatakan belum mendapatkan perintah secara pribadi dari Presiden terkait berlangsungnya pernikahan Ayang. “Belum didhawuhiPresiden. Kalau didhawuhiya saya berangkat,” kata dia.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com/

PELESTARIAN BANGUNAN: Kerangka Balai Desa Lama Persatukan Warga

Semangat warga Desa Wiro, Kecamatan Bayat, Klaten, memang luar biasa. Dilandasi keinginan melestarikan bangunan lama bekas balai desa yang lama mangkrak, mereka beramai-ramai memikul delapan tiang penyangga bangunan joglo bekas pendapa balai desa yang masih terangkai utuh, Senin (18/9) pagi. Kerangka bangunan itu dipikul warga diiringi arak-arakan tokoh masyarakat serta kesenian tradisional seperti reog dan jatilan dari lapangan hingga kantor desa setempat yang berjarak 1,5 km.

Bangunan yang dipikul memiliki panjang 8 meter dan lebar 4,4 meter. Setiap tiang berupa balok dengan lebar 20 sentimeter dan tinggi 3,5 meter. Saking beratnya tiang kayu jati itu, dibutuhkan 200 orang untuk memikulnya.

Proses pemindahan membutuhkan waktu sekitar 50 menit. Setiap menempuh jarak tujuh hingga delapan meter, arak-arakan warga berhenti sejenak untuk mengganti pemikul. Lagu Holopis Kuntul Baris terus dinyanyikan bersama-sama sebagai penyemangat.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com/

KEBAKARAN HUTAN : Hutan Suaka Margasatwa Terbakar

Hutan Suakamargasatwa Gunung Tunggangan, Sambirejo, Sragen, seluas 750 meter persegi terbakar pada Sabtu (15/9) pukul 17.30 WIB. Kebakaran hutan itu juga menghanguskan hutan rakyat milik warga seluas lebih kurang 1 hektaran yang terletak di pinggiran hutan yang dikelola Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah Wilayah I Surakarta.

Hutan suakamargasatwa yang terbakar itu berada antara pal 116-117. Lokasi tersebut terletak di wilayah Dukuh Sambi Lenguk, Desa Jetis, Sambirejo. Jarak lokasi kebakaran hutan dengan permukiman sekitar 1,5 km. Seorang warga Dukuh Sambi Lenguk RT 006, Desa Jetis, Sambirejo, Sragen, Agus Widoyo, 36, saat ditemui Espos, Senin (18/9), mengaku mengetahui adanya kejadian hutan itu saat hendak membeli mi ayam bersama istrinya. Dia melihat kobaran api berwarna kuning kemerahan di perbukitan hutan Gunung Tunggangan pada pukul 18.00 WIB.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com/