SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Rabu, 20 Mei 2015

Solopos hari ini memberitakan kabar terkini seputar Soloraya.

Solopos.com, SOLO — Komunitas pemerhati bangunan cagar budaya Solo merasa renovasi Pasar Buah di kawasan Pasar Gede Solo dapat mengancam kelestarian cagar budaya. Kabar ini menjadi headline di halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Rabu (20/5/2015).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pasalnya, menurut rencana, renovasi akan melalui proses pemugaran pada lantai yang menurut pelindung cagar budaya bernilai sejarah. Renovasi Pasar Buah ini dikhawatirkan menghapus nilai keindahan dari sejarah pasar tersebut.

Selain itu, ada berita seputar optimisme Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri terhadap wacana pembangunan pelabuhan di Pantai Kalimirah, Dusun Dawung, Desa Gudangharjo, Paranggupito, Wonogiri. Pasalnya, ada pengusaha semen yang akan berinvestasi di Wonogiri.

Berita yang juga tak boleh ketinggalan disimak adalah upaya Pertamina dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo meredam kepanikan warga atas kelangkaan elpiji 3 kg.

Simak rangkuman berita utama di halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Rabu, 20 Mei 2015;

PELESTARIAN CAGAR BUDAYA: Rehab Pasar Buah Dinilai Rusak BCB
Komunitas warga pemerhati bangunan cagar budaya (BCB) yang menamakan dirinya Komunitas #Kotasolo mengkritik renovasi Pasar Buah di kawasan Pasar Gede Solo. Mereka menilai renovasi pasar buah itu tidak memperhatikan nilai sejarah Pasar Gede. Menurut anggota Komunitas #Kotasolo, Yayok Aryoseno, renovasi pasar buah itu tidak mengindahkan estetika bangunan cagar budaya yang merupakan peninggalan zaman Belanda.

“Pencanangan tiang beton [untuk sekat dhasaran] serta lantainya yang memiliki motif kuno dibongkar merusak bangunan karya arsitek zaman Belanda, Thomas Karsten,” kata dia seusai mengunjungi bangunan pasar itu bersama beberapa rekannya, Selasa (19/5).

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

[Baca juga: Proyek Sargede Rp5 Miliar Dimulai Juni]

HUT KABUPATEN WONOGIRI: ”Saatnya Introspeksi…”
Suasana Kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Wonogiri, Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Danar Rahmanto dan SMAN 3 Wonogiri terasa meriah, Selasa (19/5). Pegawai di Kantor Disdik Wonogiri dan guruguru SMAN 3 Wonogiri mengenakan pakaian adat Jawa. Lelaki mengenakan pakaian kejawen sedangkan perempuan mengenakan kebaya.

Pegawai dan guru tak canggung mengenakan pakaian adat tersebut. Guru-guru tetap mengajar seperti biasa sedangkan pegawai di Kantor Disdik Wonogiri melayani masyarakat yang datang mencari informasi. Anggota staf Tata Usaha Disdik Wonogiri, Medi, duduk di kursi sembari membolak balikkan lembar kertas di mejanya.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

[Baca juga: Pemkab Targetkan 1.260 Investor]

PELABUHAN PARANGGUPITO: Pemkab Optimistis Pembangunan Pelabuhan Terwujud
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri optimistis pembangunan pelabuhan di Pantai Kalimirah, Dusun Dawung, Desa Gudangharjo, Paranggupito, Wonogiri bakal terwujud. Optimisme Pemkab Wonogiri berdasarkan adanya Detailed Engineering Design (DED) yang sedang disusun PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) bersama pengusaha semen yang akan berinvestasi di Wonogiri.

Bupati Wonogiri, Danar Rahmanto, mengatakan pembangunan pelabuhan di Wonogiri dasarnya murni business to business alias B to B. Sumber pembiayaan itu kemungkinan besar dari investor dan pusat.

“Awal munculnya rencana pembangunan pelabuhan itu dasarnya adalah business to business yang dilakukan antara Pelindo dan pengusaha swasta semen,” ujar Danar

saat ditemui Espos seusai acara peringatan HUT ke-274 Wonogiri di ruang kerjanya, Selasa (19/5).

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

[Baca juga: Bina Marga Jateng Belum Dengar Rencana Tol Laut di ParanggupitoKemenhub Ingatkan Pembangunan Pelabuhan Wonogiri Tak Mudah]

KEBUTUHAN ELPIJI: Atasi Kepanikan Warga, Sukoharjo Gelar OP di 12 Kecamatan
Pertamina dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo menjadwalkan operasi pasar (OP) elpiji 3 kg atau gas melon di 12 kecamatan di Sukoharjo hingga akhir Mei ini. Langkah itu dilakukan lantaran warga masih sulit mendapatkan gas melon.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sukoharjo, Bambang Sri Setiyono, saat ditemui Espos di kantornya, Selasa (19/5), menyampaikan OP digelar atas usulannya. OP mendesak dilakukan agar warga tidak panik. Menurutnya, jika kepanikan warga dibiarkan justru bisa menimbulkan kekacauan.

Bambang meminta warga tidak panik karena Pertamina pasti menjamin ketersediaan gas melon. OP digelar di desa tiap kecamatan yang jumlah pangkalannya sedikit, seperti Klaseman, Kecamatan Gatak dan Kemasan, Kecamatan Polokarto. Minimnya pangkalan gas melon membuat persediaan elpiji di desa itu juga sedikit karena distribusinya tidak maksimal.

Setiap OP, Pertamina menyiapkan 560 tabung sehingga gas melon yang digelontorkan khusus untuk seluruh OP di 12 kecamatan mencapai 5.620 tabung. Setiap tabung dijual seharga Rp15.500 sesuai harga eceran tertinggi (HET) pangkalan yang ditetapkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.



Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

[Baca juga: Kondisi Elpiji 3 Kg di Solo Paling ParahPangkalan di Sragen Mulai Batasi Penjualan Elpiji]

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya