SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Senin, 15 Februari 2016

Solopos hari ini memberitakan kabar-kabar terkini di Soloraya.

Solopos.com, SOLO – Penjabat (Pj) Wali Kota Solo, Budi Yulistianto, mendukung langkah Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo terkait penertiban Surat Hak Penempatan (SHP) pedagang di Pasar Singosaren.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kabar ini menjadi berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi hari ini, Senin (15/2/2016). Kabar lain, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar mengintensifkan pemantauan terhadap dua rekahan tanah yang berpotensi longsor di Dusun Dukuh, Koripan, Matesih, dan Dusun Melikan, Desa/Kecamatan Ngargoyoso.

Simak rangkuman berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi hari ini, Senin, 15 Februari 2016;

PENGELOLAAN PASAR: Pj. Wali Kota Dukung Penertiban SHP

Penjabat (Pj) Wali Kota Solo, Budi Yulistianto, mendukung langkah Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo terkait penertiban Surat Hak Penempatan (SHP) pedagang di Pasar Singosaren.

Dia menegaskan SHP yang sudah diberikan mestinya tidak disewakan apalagi dijual belikan kepada pihak lain. “Kalau sudah dapat SHP mestinya digunakan dengan sebaik-baiknya, bukan malah disewakan,” ujar Budi saat ditemui wartawan di area car free day (CFD) Jl. Slamet Riyadi, Minggu (14/2).

Sebanyak 90% kios di Pasar Singosaren diduga disewakan kepada pedagang lain. DPP lantas membuat surat teguran bagi pemegang SHP yang berujung keresahan di pusat penjualan handphone (HP) tersebut.

Para penyewa kios terancam terdepak setelah munculnya teguran yang meminta pemilik SHP kembali menempati kiosnya. Pj. Wali Kota menilai solusi paling logis adalah mengembalikan pengelolaan kios kepada pemilik dokumen sah.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

DAMPAK BANJIR: Sentra Industri Batik Pilang Terancam

Perekonomian di sentra industri batik Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Sragen terancam terkena dampak banjir bila tanggul Bengawan Solo yang jebol sepanjang 12 meter tak segera diperbaiki. Jika banjir terjadi, sebanyak 2.200 orang pekerja di 47 produsen batik akan kesulitan bekerja.

Sekretaris Desa (Sekdes) Pilang, Suparman, mengkhawatirkan potensi tersebut bila Balai Besar Wilayah Bengawan Solo (BBWSBS) tak segera memperbaiki tanggul itu secara permanen. Dia waswas peristiwa banjir yang merendam Pilang pada 2009 terulang lagi yang berdampak aktivitas ekonomi satu desa lumpuh.

“Banjir 2009 itu ketinggiannya sampai satu meter. Balai desa saja yang jauh dari sungai terendam apalagi warga di bantaran sungai,” kata Suparman saat berbincang dengan Espos, Minggu (14/2).

Selain lumpuhnya aktivitas ekonomi, Suparman juga mengkhawatirkan tanaman padi seluas 147 hektare. Dia mengatakan tanaman padi itu akan panen serentak pada dua pekan mendatang. “Kalau Bengawan Solo meluap sudah pasti 100% wilayah Desa Pilang kebanjiran. Apalagi setelah ada tanggul yang jebol justru membahayakan warga karena arusnya akan deras. Tanaman padi yang siap panen itu bisa hancur. Kerugiannya sulit dihitung bila hal itu terjadi,” ujar Suparman yang dipercaya sebagai Penanggujawab (Pj) Kepala Desa Pilang itu.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

FESTIVAL JENANG: Papeda Papua Bikin Penasaran

Pernahkah anda mencoba papeda? Bubur sagu yang disajikan bersama kuah kuning dan ikan tongkol ini adalah makanan khas Papua. Warga Solo tak perlu melawathingga Indonesia timur untuk merasakan gurihnya papeda karena makanan itu tersaji di area car free day (CFD), Minggu (14/2).

Tak perlu waktu lama, demo masak papeda yang digelar di simpang empat Ngarsopuro langsung diserbu pengunjung CFD Jl. Slamet Riyadi. Puluhan warga berebut mengulurkan takir jenang pada Ellen Lamera, 23, dan Sina Asso, 23, mahasiswa asal Papua yang menyajikan papeda. Mereka tak berhenti membagikan papeda sejak pukul 06.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB. Beberapa warga rela hanya mendapatkan kuah jenang bertekstur lengket itu. “Cepatlah, aku sudah lapar ini,” canda seorang pengunjung sambil menirukan logat Papua.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

LONGSOR KARANGANYAR: Dua Rekahan Tanah Dipantau

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar mengintensifkan pemantauan terhadap dua rekahan tanah yang berpotensi longsor di Dusun Dukuh, Koripan, Matesih, dan Dusun Melikan, Desa/Kecamatan Ngargoyoso.

Penjelasan tersebut disampaikan Kepala Pelaksana harian BPBD Karanganyar, Nugroho, saat ditemui Espos, di Posko Bencana Longsor Desa Beruk, Jatiyoso, Minggu (14/2). Pemantauan dilakukan para sukarelawan, personel BPBD, dan tokoh masyarakat.

Pemantauan untuk mengetahui terjadinya pergerakan tanah. Berdasarkan catatan BPBD, lebar rekahan tanah selalu bertambah sekitar lima hingga 10 sentimeter seusai musim penghujan.



”Potensi melebarnya rekahan cukup tinggi,” kata dia. Nugroho menjelaskan ancaman longsor di dua titik rekahan tersebut terbilang tinggi, utamanya bila terjadi hujan deras beruntun. ”Laporan sementara belum ada penambahan lebar rekahan. Tapi musim penghujan kan masih panjang, kami terus waspada,” imbuh dia.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya