SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Selasa, 28 Juli 2015

Solopos hari ini memberitakan kabar-kabar terkini di Soloraya.

Solopos.com, SOLO – Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan dana Rp2,2 triliun untuk pembuatan embung, sumur dalam, dan dangkal di lahan tadah hujan di seluruh Indonesia.

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

Kabar ini menjadi headline halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Selasa (28/7/2015). Kabar lain, Aparat kepolisian mencurigai tersangka pembuangan bayi laki-laki di kebun pisang di RT 004/RW 001 Pucangsawit, Jebres pada Minggu (26/7), adalah penghuni tempat indekos yang berlokasi tak jauh dari tempat kejadian perkara (TKP).

Simak rangkuman berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Selasa, 28 Juli 2015, berikut;

MASALAH PERTANIAN: Kementan Siapkan Rp2,2 Triliun

Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan dana Rp2,2 triliun untuk pembuatan embung, sumur dalam, dan dangkal di lahan tadah hujan di seluruh Indonesia.

ke kami dan sumur dalam dan sumur dangkal itu segera dibangun. Dua pekan bisa ya?” kata Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, dalam kunjungannya di Giriroto, Ngemplak, Boyolali, Senin (27/7).

Mentan juga menjanjikan bantuan senilai Rp100 miliar untuk pembangunan sumur dalam. Hal itu disampaikan Mentan saat mengunjungi area persawahan di Dusun Ngunut, Desa Gebang, Kecamatan Masaran, Sragen, Senin. Dalam satu hari, Mentan melakukan kunjungan kerja ke Klaten, Sragen, dan Boyolali.

“Pembangunan sumur dalam itu akan difokuskan di wilayah Jawa Tengah. Mentan meminta setiap desa yang memiliki potensi sumber mata air melimpah bisa membangun sumur dalam,” kata Sekretaris Daerah Pemkab Sragen, Tatag Prabawanto, kepada Espos seusai menghadiri kegiatan kunker Mentan.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

HARI PERTAMA SEKOLAH: Jangan Sampai Anak-Anak Mogok Sekolah

Kawasan Monumen ’45 Banjarsari, Senin (27/7), terlihat semarak dengan kehadiran sekitar 250 anak yang hampir semuanya mengenakan busana muslim putih. Murid-murid SD Lazuardi Kamila GIS Solo itu diajak guru mereka ke monumen tersebut untuk menyemarakkan hari pertama masuk sekolah di Tahun Ajaran Baru 2015/2016.

Anak-anak itu tampak asyik melakukan cap jempol beraneka warna di kertas putih berukuran besar. Satu kelompok menggunakan satu warna. Ada yang merah, kuning, biru, dan hijau. Namun, aksi cap jempol yang dilakukan anak-anak itu tidak sembarangan karena ada pola huruf di kertas tersebut. Alvira Fatiyah Rahmadita, 6, menempelkan jempolnya yang berwarna kuning pada kertas yang disediakan guru kelasnya.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

PEMBUANGAN BAYI: Polisi Curigai Penghuni Tempat Indekos di Pucangsawit

Aparat kepolisian mencurigai tersangka pembuangan bayi laki-laki di kebun pisang di RT 004/RW 001 Pucangsawit, Jebres pada Minggu (26/7), adalah penghuni tempat indekos yang berlokasi tak jauh dari tempat kejadian perkara (TKP).

Kapolsek Jebres, Kompol Edison Panjaitan, mengatakan kecurigaan itu berdasar atas pernyataan sejumlah warga dan fakta di wilayah tersebut banyak tempat indekos. “Kami belum tahu apakah penghuni tempat indekos atau warga, tetapi kecurigaan tetap ada karena di situ juga banyak warga indekos,” ujar dia kepada wartawan, Senin (27/7).

Edison mengatakan akan meminta keterangan dari sejumlah puskesmas dan bidan di Pucangsawit dan Jebres. Upaya ini untuk mencari tahu data warga yang pernah memeriksakan kandungan di puskesmas. “Wanita hamil biasanya memeriksakan kehamilannya di puskesmas dan bidan. Ini supaya kami lebih mudah mencari tahu orang tua bayi itu,” kata dia.

Kondisi bayi, kata Edison, sudah membaik dan masih mendapatkan perawatan di Klinik Bhayangkara Polresta Solo. Saat ditemukan, bayi tersebut mengalami luka ringan di bibir akibat gigitan semut. Tersangka pembuang bayi diduga orang tua bayi itu.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

MUSIM KEMARAU: Petani di 6 Kecamatan Terancam Gagal Panen

Para petani di enam wilayah kecamatan di Kabupaten Wonogiri terancam tidak dapat me manen padi. Hasil pendataan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (DispertanTPH) Wonogiri menye butkan 135 hektare tanaman padi ter ancam gagal panen akibat musim kemarau panjang.

Kepala Bidang Tanaman Pangan DispertanTPH Wonogiri, Tri Luwarso, mengatakan tanaman padi yang terancam gagal panen itu tersebar di enam wilayah kecamatan yakni Bulukerto, Puhpelem, Purwantoro, Slogohimo, Selogiri, dan Kismantoro.

“Sebanyak 135 hektare tanaman padi terancam gagal panen itu hasil laporan sejak Juli,” ujar Tri saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin.



Dia memprediksi jumlah tanaman yang terancam gagal panen akan terus bertambah seiring hasil laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang me nyebutkan musim kema rau akan terjadi sampai Oktober. Pengalaman tahun lalu, jumlah tanaman padi gagal panen tersebar di 15 kecamatan.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya