SOLOPOS.COM - Soloraya Hari Ini Sabtu (18/2/2017)

Halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini mengabarkan perlintasan sebidang kereta api di Manahan ditutup.

Solopos.com, SOLO–Pemerintah Kota (Pemkot) Solo akhirnya sepakat dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) terkait rencana penutupan perlintasan kereta api sebidang di Manahan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Keputusan itu diambil agar proyek pembangunan flyover (jalan layang) Manahan segera terwujud. Wali Kota Solo, F.X Hadi Rudyatmo, beralasan tidak ingin terus berkutat pada pembahasan nasib pesepeda dan becak saat flyover beroperasi.

“Kalau kita berkutat masalah itu terus, ya flyover tidak jadi-jadi. Yang penting flyover jadi dulu,” kata Rudy, sapaan akrabnya, ketika dijumpai wartawan di Balai Kota, Jumat (17/2/2017).

Ekspedisi Mudik 2024

Pertimbangan lain, Rudy menambahkan terkait rencana PT KAI akan mengoperasionalkan double track dan elektrifikasi kereta sehingga akan berdampak pada meningkatnya frekuensi kereta melintas di kawasan tersebut.

Dengan demikian, perlintasan sebidang nanti dipertimbangkan ditutup. Langkah ini bertolak belakang dengan rencana sebelumnya di mana Pemkot berencana tetap mengaktifkan perlintasan sebidang.

Alasannya saat itu mempertimbangkan pesepeda dan becak atau kendaraan tak bermotor yang akan melintas dari Jl. dr. Moewardi ke Jl. M.T Haryono atau Jl. Adi Sucipto dan sebaliknya. “Lah kalau kita berkutat itu malah ndhak jalan.

Perlintasan kereta api sebidang di Manahan ditutup untuk pembangunan flyover menjadi headline halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Sabtu (18/2/2017). Halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini juga mengabarkan Festival Jenang Solo, Karanganyar perluas kawasan industri, dan 90% perempuan Boyolali tak tahu manfaat BPJS.

Simak cuplikan kabar halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Sabtu:

FESTIVAL JENANG SOLO : Antusiasme Warga Mengantre Jenang

Prosesi kembul bujana atau makan jenang bersama Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, dalam Festival Jenang Solo (FSJ) 2017 tidak berjalan mulus. Ribuan orang yang hadir di koridor Ngarsopuro, Jumat (17/2/2017) pagi, lebih dulu mendapatkan dan memakan jenang sebelum rombongan Wali Kota Solo sampai di lokasi.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Jenang Indonesia (YJI), Slamet Raharjo, menyebut animo pengunjung sangat tinggi untuk bisa segera menikmati jenang. Panitia FJS kesulitan membendung pergerakan masyarakat yang telah mengantre di setiap stan peserta festival.

”Antusiasme masyarakat sangat tinggi. Apa yang kami rencanakan tidak berjalan. Pengunjung tidak terbendung dan sulit dikendalikan sehingga pada akhirnya kami memutuskan untuk mengalir saja. Inti acara kan untuk masyarakat. Jadi kejadian ini tidak membuat acara meleset dari tujuan,” kata Slamet di Ngarsopuro, Jumat.

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

PENGEMBANGAN DAERAH : Karanganyar Perluas Kawasan Industri

Luas kawasan industri di Kabupaten Karanganyar diputuskan bertambah 1.967,66 hektare atau meningkat 123,97 persen dalam Raperda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tahun 2013-2032 yang merupakan perubahan Perda Nomor 1/2013.

Pembahasan raperda ini sempat alot dan paling lama dibandingkan tujuh raperda lain yang dibahas panitia khusus (pansus) DPRD. Lembaga perwakilan rakyat membentuk tiga pansus untuk membahas delapan raperda yang diajukan eksekutif akhir 2016. Pembahasan dimulai Senin (30/1/2016).

Ketua Pansus I DPRD Karanganyar, Endang Muryani, saat dihubungi via ponsel, Jumat (17/2/2017), mengatakan pembahasan Raperda RTRW tahun 2013-2032 akhirnya rampung pada Selasa (14/2/2017).

Dalam raperda tersebut diputuskan lahan industri diperluas menjadi 3.554,84 hektare.Jumlah tersebut naik signifikan dibandingkan laus lahan industri yang ditetapkan dalam Perda No. 1/2013 tentang RTRW seluas 1.587,17 hektare. ”Pembahasan di pansus sudah selesai. Tapi masih butuh sinkronisasi dengan Perda RTRW provinsi dan aturan di tingkat pusat,” tutur dia.

Menurut Endang, berdasarkan Raperda RTRW, lahan kawasan industri paling luas berada di Kecamatan Gondangrejo (2.130,45 hektare), Kecamatan Jaten (515,45 hektare), dan Kecamatan Kebakkramat (380,47 hektare).

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

PELAYANAN KESEHATAN : 90% Perempuan Boyolali Tak Tahu Manfaat BPJS

Solidaritas Perempuan untuk Kemanusiaan dan Hak Asasi Manusia (Spek-HAM) merilis hasil riset ter kait pengetahuan kaum perem puan Boyolali terhadap manfaat layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Hasilnya, lebih dari 90% kaum perempuan di usia produktif belum memahami manfaat BPJS Kesehatan atas kesehatan reproduksi mereka.Oleh karena itu, Spek-HAM Solo mendorong BPJS untuk lebih gia menyosialisasikan akses layanan kesehatan reproduksi kepada para perempuan.



Pegiat Spek-HAM Solo, Ra hayu Purwa, menjelaskan riset tersebut sengaja menyasar warga perempuan Boyolali. Sebab, kaum perempuanlah yang paling berpotensi besar berurusan dengan masalah kesehatan, khususnya soal reproduksi.

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya