SOLOPOS.COM - Soloraya Hari Ini Selasa (27/12/2016)

Halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini mengabarkan pendaftaran BKMS telah dibuka.

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mengganti nama program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Solo (PKMS) menjadi Bantuan Kesehatan Masyarakat Solo (BKMS). Bantuan kesehatan ini akan disalurkan per 1 Januari nanti.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pendaftaran kepesertaan dibuka di kantor kelurahan dan secara kolektif diteruskan ke Dinas Kesehatan Kota (DKK). Hal itu disampaikan Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, ketika dijumpai wartawan di rumah dinas Loji Gandrung, Senin (26/12/2016).

Adapun persyaratan pendaftaran kepesertaan BKMS yakni memiliki kartu tanda penduduk elektronik (EKTP) atau nomor induk kependudukan (NIK), membawa fotokopi kartu keluarga (KK), kartu tanda insentif anak (KIA), serta berdomisili tiga tahun berturut-turut di Solo.

Pemkot Solo mulai membuka pendaftaran BKMS menjadi headline halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Selasa (27/12/2016). Halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini juga mengabarkan Pemkot Solo ingin timbun Viaduk Gilingan, susul kakek memancing, anak balita tenggelam di Boyolali, dan kisah unik pernikahan di Boyolali.

Simak cuplikan kabar halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Selasa:

PRASARANA TRANSPORTASI : Pemkot Ingin Timbun Viaduk Gilingan

Setelah proyek pembangunan underpass di viaduk Gilingan batal dikerjakan tahun ini, Pemkot Solo kini berencana menimbun viaduk agar tidak banjir saat hujan deras turun.

Rencana penimbunan viaduk Gilingan disampaikan Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, ketika berbincang dengan wartawan di rumah dinas Loji Gandrung, Senin (26/12/2016).

Wali Kota segera mengonsultasikan rencana penimbunan Viaduk kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub). “Kalau viaduk ditimbun lebih baik. Tak mungkin banjir lagi. Negatifnya, akan ada persimpangan sebidang,” kata dia.

Selama ini viaduk Gilingan kerap banjir saat diguyur hujan deras sehingga tidak bisa dilalui kendaraan apa pun. Kondisi ini disebabkan karena posisi ketinggian drainase viaduk lebih rendah dibanding sungai disana.

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

KECELAKAAN AIR : Susul Kakek Memancing, Anak Balita Tenggelam

Nasib nahas menimpa Deri Rifandi, bocah balita asal RT 006/ RW 001, Dukuh Pulokadang, Desa Mojolegi, Teras, Boyolali. Bocah berusia 3,5 tahun itu ditemukan tenggelam dan tak bernyawa di Sungai Winong, Jumat (23/12/2016) dini hari.

Informasi yang dihimpun Mapolsek Teras, Senin (26/12/2016), peristiwa nahas tersebut bermula ketika ayah korban, Sigit, menjemput Deri yang tengah asyik memancing bersama kakeknya, Purwanto, di Sungai Winong, Desa Mojolegi pada Kamis (22/12/2016) sekitar pukul 17.00 WIB.

Sungai tersebut tak jauh dari rumah Sigit. Sigit kemudian mengajak Deri pulang, sementara kakeknya masih memancing. Sesampainya di rumah, Deri rupanya belum puas memancing bersama kakeknya.

Ia lantas pamit kepada ayahnya untuk kembali memancing di sungai menyusul kakeknya. Sigit yang tak mendapatkan firasat apa-apa mengizinkan anaknya pergi menyusul sang kakek.

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

KISAH UNIK : Mempelai Pria Sumbang Darah, Resepsi Diskors

Ulah tak biasa dilakukan pasangan temanten asal Desa Tawangsari, Kecamatan Teras, Boyolali, ini. Di tengah perayaan hari kebahagiaan mereka, ratusan tamu yang hadir dibikin terheran-heran.

Ini karena pasangan pengantin ini tiba-tiba turun dari pelaminan dan menghampiri petugas Palang Merah Indonesia (PMI) yang ternyata ikut hadir bersama tamu undangan.

Tanpa banyak bertanya, temanten pria langsung menyingsingkan lengan bajunya. Lalu, ia mempersilakan petugas PMI untuk mengambil darahnya. Pembawa acara yang sempat bingung akhirnya menghentikan sementara acara resepsi.

“Mohon izin. Mempelai rupanya inginn menyumbangkan darah dulu,” ujar pembawa acara resepsi pernikahan Agung Sapto Nugroho, 26, dan Army Tri Prastyanti, 23, nama pasangan manten itu, Senin (26/12/2016).

Sebenarnya, pesta pernikahan mereka sangat wajar, sebagaimana umumnya resepsi pernikahan di desa-desa. Namun, resepsi yang digelar di RT 002/ RW 001 Desa Tawangsari, Kecamatan Teras itu terasa tak biasa lantaran Agung mendadak mohon izin meninggalkan pelaminan guna menyumbangkan darahnya. Seusai menyumbangkan darah, pasangan itu pun kembali ke panggung dan melanjutkan resepsi seolah tanpa ada apa-apa.



Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya