SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi hari ini, Sabtu, 20 Februari 2016

Solopos hari ini memberitakan kabar-kabar terkini di Soloraya.

Solopos.com, SOLO – Ir. Soekarno Sukoharjo menunggu tindakan nyata Bupati Wardoyo Wijaya terkait sepinya pasar tersebut. Setelah ditetapkan sebagai bupati terpilih, Desember 2015 lalu, Wardoyo berjanji turun tangan sendiri menyelesaikan masalah itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kabar ini menjadi berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi hari ini, Sabtu (20/2/2016). Kabar lain, Pemerintah desa yang wilayahnya rawan bencana bisa memanfaatkan dana desa untuk antisipasi kebencanaan. Salah satu penggunaannya adalah untuk pembentukan sukarelawan penanganan bencana.

Simak rangkuman berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi hari ini, Sabtu, 20 Februari 2016;

PENATAAN PASAR IR. SOEKARNO: Pedagang Tunggu Aksi Bupati Pedagang di Pasar

Ir. Soekarno Sukoharjo menunggu tindakan nyata Bupati Wardoyo Wijaya terkait sepinya pasar tersebut. Setelah ditetapkan sebagai bupati terpilih, Desember 2015 lalu, Wardoyo berjanji turun tangan sendiri menyelesaikan masalah itu.

Pedagang daging ayam di Pasar Ir. Soekarno, Jarot Sujarno, saat ditemui Espos di losnya di zona daging, Kamis (18/2), masih ingat betul Wardoyo melalui media berjanji turun tangan sendiri mengatasi masalah sepinya Pasar Ir. Soekarno setelah dilantik.

Janji disampaikan saat politikus PDIP itu ditetapkan sebagai bupati terpilih 22 Desember 2015 lalu. “Pasar sampai sekarang sepi nyenyet. Kami tunggu akan menepati janji atau mblenjani [mengingkari],” kata dia.

Pedagang daging ayam lainnya, Marsono, pesimistis Bupati bakal merealisasikan janjinya. Dia tidak percaya lagi dengan janji-janji yang pernah diucapkan Wardoyo. Menurut dia Wardoyo menyampaikan janji itu sekadar basa basi seperti dahulu saat mau menggratiskan biaya balik nama kala pedagang akan menempati pasar. “Dulu janjinya juga gratis, nyatanya ada biaya balik nama sampai jutaan rupiah,” kata Marsono.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

DANA DESA: Penggunaan Bisa untuk Sukarelawan Bencana

Pemerintah desa yang wilayahnya rawan bencana bisa memanfaatkan dana desa untuk antisipasi kebencanaan. Salah satu penggunaannya adalah untuk pembentukan sukarelawan penanganan bencana.

Hal ini disampaikan Camat Bayat, Edy Purnomo, saat dijumpai Espos, Jumat (19/2). Sebagian dana desa yang diterima diharapkan bisa untuk pembentukan sukarelawan di setiap desa hingga pembiayaan operasional. “Untuk penggunaan sebagian dana desa pada kebencanaan kami mengimbau di desa-desa wilayah Bayat lebih pada pembentukan sukarelawan. Nanti bisa dianggarkan untuk operasional penanganan darurat,” ujar Edy.

Pembentukan sukarelawan tersebut bertujuan agar penanganan keadaan darurat bisa dilakukan secepat mungkin. Edy mengatakan sebagian desa di Bayat dilintasi Sungai Dengkeng. Selama ini, sungai tersebut kerap meluap hingga menyebabkan tanggul sungai ambrol serta air menggenangi permukiman dan sawah.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

PERBAIKAN PASAR: Revitalisasi Pasar Rejosari Masih Butuh Rp13,8 M

Pembangunan Pasar Rejosari, Jebres, Solo, dipastikan tak dapat selesai tahun ini. Pemkot baru memiliki dana Rp4,7 miliar dari total kebutuhan revitalisasi senilai Rp18,5 miliar. Batalnya bantuan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) senilai Rp5 miliar membuat penyelesaian proyek revitalisasi belum jelas.

Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo, Subagiyo, mengakui dana pembangunan Pasar Rejosari masih kurang sekitar Rp13,8 miliar. Pihaknya bakal memaksimalkan dana untuk mencicil proyek revitalisasi tersebut tahun ini. “Dana Rp4,7 miliar dari APBD kota akan dikucurkan dulu untuk pembuatan struktur bangunan.

Kalau untuk keseluruhan bangunan tidak nyandhak [cukup],” ujarnya saat ditemui wartawan di Gedung DPRD.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

MEMBACA BERSAMA SOLOPOS: Batik ”Menapak Sangiran” Jadi Kebanggaan

Kegiatan Ayo Membaca Bersama Solopos yang kembali digelar kali ini menyambangi SMPN 2 Plupuh, Sragen. Sekolah itu pun memberi sambutan khusus kepada kru Solopos yang datang, Jumat (19/2). Hari itu para siswa mengenakan seragam batik bermotif Menapak Sangiran yang biasanya dikenakan setiap Sabtu.

Seragam itu sengaja dipamerkan Kepala SMPN 2 Plupuh, Indriyani Palayaswati, karena motif batik tersebut ciptaan salah satu siswa yakni Badrul Wasath yang kini duduk di bangku kelas IX.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com



 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya