SOLOPOS HARI INI : Soloraya Hari Ini: Klaten Jadi Percontohan Gerakan Pengurangan Risiko Bencana

Halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini mengabarkan Klaten menjadi percontohan gerakan pengurangan risiko bencana.

Solopos.com, SOLO — Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Willem Rampangilei, meminta gerakan tersebut tak sebatas seremonial. Hal itu disampaikan Willem saat digelar Apel Pencanangan Gerakan Nasional Pengurangan Risiko Bencana di Stadion Trikoyo, Klaten, Minggu (13/11/2016).

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Willem mengatakan Indonesia merupakan negara kepulauan dengan beragam sumber kekayaan yang ada di dalamnya. Di balik sumber kekayaan tersebut, Indonesia merupakan negara rawan bencana.

Dari total 255 juta penduduk Indonesia, sebanyak 150 juta orang di antaranya tinggal di daerah rawan bencana gempa bumi. Sebanyak 60 juta jiwa tinggal di daerah rawan banjir, 40 juta orang tinggal di daerah rawan longsor, 4 juta orang tinggal di daerah rawan erupsi gunung berapi, serta 4 juta orang tinggal di daerah rawan tsunami.

Kabar ini menjadi headline halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Senin (14/11/2016). Selain itu, Solopos hari ini juga mengabarkan warga Sukoharjo kritik pengerjaan proyek city walk, pesona apam sewu & impian kampung wisata, dan mengenalkan kekayaan Karanganyar.

Simak cuplikan kabar halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Senin, 14 November 2016:

INFRASTRUKTUR JALAN : Warga Kritik Pengerjaan Proyek City Walk

Sejumlah warga mengkritik pengerjaan proyek city walk lanjutan di saluran irigasi sekunder Colo Timur, Sukoharjo, senilai Rp15,52 miliar. Mereka menilai pengerjaan proyek city walk dengan menutup saluran irigasi tak sesuai perencanaan.

Proyek city walk paket II dan III di saluran irigasi sekunder Colo Timur masih dalam tahap pengerjaan sampai akhir Desember 2016. Proyek dikerjakan dengan menutup saluran irigasi sekunder mulai dari depan rumah makan (RM) Es Degan Plus sampai RM Embun Pagi. Warga yang berdomisili di dekat saluran irigasi sekunder telah mendapat sosialisasi pengerjaan proyek city walk pada 2015.

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

KIRAB APEM SEWU : Pesona Apam Sewu & Impian Kampung Wisata

Saat rombongan peserta Kirab Apem Sewu meninggalkan garis start di depan Kantor Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres, Kota Solo, hujan turun rintik-rintik. Sejumlah warga yang menanti kedatangan rombongan kirab berdiri di teras-teras rumah.

Dalam rombongan itu dikirab sepuluh gunungan berisi apam dari sembilan RW dan satu dari lembaga pemberdayaan masyarakat kelurahan (LPMK). Apam dalam tradisi masyarakat Kampung Sewu merupakan simbol keberkahan.

Apam menjauhkan masyarakat Kampung Sewu dari pagebluk atau bencana yang terjadi pada masa silam. Dari sekitar 700 peserta kirab, 90 persennya adalah warga Kampung Sewu. Hanya ada dua kontingen yang berasal dari luar Kampung Sewu yaitu Marching Band Gita Praja dan Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra).

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

PAMERAN INTANPARI : Mengenalkan Kekayaan Karanganyar

Sejumlah pengunjung Pameran Intanpari 2016 di Plasa Alunalun Kabupaten Karanganyar memadati stan produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), hasil pertanian dan perkebunan, pariwisata, dan lain-lain, Minggu (13/11/2016).

Rata-rata pengunjung menyambangi stan untuk mencicipi contoh produk makanan dan minuman, menjajal pakaian, mengecek harga produk, maupun sekadar bertanya. Seperti di stan milik Dinas Pertanian Tanaman Pangan Perkebunan dan Kehutanan (Dispertanbunhut) Kabupaten Karanganyar.

Stan itu memamerkan sejumlah sayur, bumbu dapur, palawija, kebutuhan pokok, dan lain-lain. Harga 1 kilogram (kg) gula pasir Rp12.000, 1/4 kg bawang putih dari Tawangmangu Rp11.000, harga sayur rata-rata Rp4.500-Rp5.000 per kemasan, dan lain-lain.

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/