SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Sabtu, 23 Mei 2015

Soloraya hari ini memberitakan kabar-kabar terkini di Soloraya.

Solopos.com, SOLO – Sejumlah distributor beras di wilayah Sragen mengalami penurunan omzet hingga 50 %. Hal ini disebabkan adanya isu penemuan beras sintetis di sejumlah daerah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kabar ini menjadi berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Sabtu (23/5/2015). Kabar lain,  Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Boyolali hanya menerima anggaran untuk pengawasan pilkada senilai Rp2,99 miliar.

Selain itu ada laporan dari obyek wisata Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) hingga warga Gunungkidul temukan bayi laki-laki di perbukitan.

Simak rangkuman berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi hari ini, Sabtu, 23 Mei 2015;

BERAS SINTETIS: Omzet Distributor Turun 50%

Sejumlah distributor beras di wilayah Sragen mengalami penurunan omzet hingga 50 %. Hal ini disebabkan adanya isu penemuan beras sintetis di sejumlah daerah.

Dinas Perdagangan melakukan pemantauan di sejumlah distributor dan pedagang beras di Pasar Bunder, Jumat (22/5), Untuk mengantisipasi munculnya beras sintetis di wilayah Bumi Sukowati. Pegawai salah satu distributor beras Sumber Barokah di Pasar Bunder Sragen, Ayu, 28, mengatakan penurunan omzet penjualan tersebut terjadi sejak ditemukannya beras sintetis dua pekan lalu.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

(Baca Juga: Pasar Beras di Jateng Disisir, Beras Plastik Tak Ditemukan, Disperindag Pastikan Tak Ada Beras Oplosan Masuk Jateng, Bahaya Makan Beras Sintetis, dari Gagal Ginjal hingga Kanker)

OBJEK WISATA: Pedagang Merindukan Kejayaan TSTJ

Dua orang pengunjung Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) memasuki sebuah wahana yang berjarak sekitar 500 meter dari pintu masuk utama, Jumat (22/5). Di gapura terpampang penanda masuk bertuliskan ”Aquarium Ikan Air Tawar”.

Setelah lima menit berada di dalam wahana itu, kedua pengunjung keluar dengan raut muka cemberut. “Tidak ada ikannya. Ternyata kosong. Ayo ke tempat lain saja,” kata seorang pengunjung.

Mereka lalu menuju wahana lainnya dengan berjalan kaki menyusuri jalur utama di kawasan itu. Akuarium raksasa di TSTJ itu hanya terisi air hujan yang masuk melalui atap asbes yang sebagian ambrol. Di dalamnya masih ada sisa batu buatan yang menempel di dinding.

Akuarium raksasa itu dibagi dua yakni di sisi kanan dan kiri yang masing-masing berbentuk seperempat lingkaran. Satu akuarium memiliki panjang sekitar 12 meter dan tinggi enam meter dengan kedalaman 1,5 meter.

Di beberapa bagian lantainya ada yang jebol dan terdapat bekas genangan air. Bagian belakang wahana itu juga ditumbuhi tanaman liar, menutupi dua bekas bangunan yang tinggal rangkanya. Dua bangunan itu merupakan bekas kolam renang yang sempat menjadi wahana utama TSTJ pada tahun 70-an.

Kolam renang anak-anak berbentuk lingkaran dengan kedalaman sekitar 70 sentimeter dan diameter empat meter.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

(Baca Juga: Gembira Loka Aktifkan Terarium TSTJ, Warga Minta Pengelolaan Taman Jurug Tiru Balekambang, Direktur Baru Janjikan Revitalisasi Taman Jurug)

ANGGARAN PEMILU: Honor Panwaslu Masih Kurang

Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Boyolali hanya menerima anggaran untuk pengawasan pilkada senilai Rp2,99 miliar. Anggaran itu dialokasikan dalam APBD 2015.

Ketua Panwaslu Boyolali, Narko Nugroho, menjelaskan dengan dana Rp2,99 miliar itu, diperkirakan hanya mencukupi sebagian honor petugas pengawas pemilu. Nilai itu di bawah kebutuhan ideal yang diusulkan Panwaslu kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali senilai Rp3,593 miliar.

Menurut Narko, anggaran Rp2,99 miliar itu bisa mengaver honor panwaslu sembilan bulan, honor panitia pengawas kecamatan (panwascam) delapan bulan. Sedangkan honor panitia pengawas lapangan (PPL) hanya untuk empat bulan. “Untuk honor PPL itu hanya mengaver empat bulan. Mestinya, alokasi honor untuk PPL minimal untuk enam bulan. Kalau sesuai tahapan pilkada mestinya malah delapan bulan,” kata Narko, saat ditemui Espos, Jumat (22/5).

Saat ini, Panwaslu menerima alokasi anggaran tersebut. Namun, ada catatan Pemkab bisa memberikan dana tambahan jika ada revisi Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No.44 tahun 2015 tentang Dana Hibah Daerah pada Penyelenggara Pemilu.



Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

(Baca Juga: Anggaran Panwaslu Rp2,99 Miliar, PPL Hanya Dibayar 4 Bulan)

MASALAH SOSIAL: Warga Gunungkidul Temukan Bayi Laki-Laki di Perbukitan

Seorang bayi laki-laki ditemukan tergeletak di tepi jalan perbukitan Gunung Pegat yang berlokasi di Dukuh Brumbung, Desa Krakitan, Bayat, Jumat (22/5) pagi. Bayi tersebut ditemukan Wantoro, 33, warga Dukuh Trembono, Desa Tegalrejo, Gunungkidul, DIY.

Wantoro berkendara sepeda motor berniat mendatangi Rawa Jombor untuk memancing sekitar pukul 08.30 WIB. Ketika melintas di jalan wilayah perbukitan Gunung Pegat, pria tersebut melihat bayi yang diperkirakan berumur dua bulan tergeletak di rerumputan.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

(Baca Juga: Bayi Laki-Laki Ini Ditemukan Tergeletak di Rumput)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya