SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Senin, 4 Agustus 2014

Solopos.com, SOLO – Fenomena ISIS dengan cepat muncul di Soloraya. Sejumlah grafiti gerakan politik timur tengah ini muncul di Karanganyar Graffiti berlatar warna hitam dengan tulisan warna putih itu diperkirakan mulai muncul sejak Selasa (29/7/2014).

Laporan wartawan Espos ini jadi berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi hari ini, Senin (4/8/2014). Simak rangkuman berita Soloraya lain berikut;

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

AKSI VANDALISME: Graffiti Dukung ISIS Muncul di Karanganyar

Sejumlah graffiti yang menunjukkan dukungan terhadap kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) bermunculan di Karanganyar.

Berdasarkan penelusuran Espos, belasan graffiti berbagai ukuran terpampang di tembok toko maupun vila kecil, bahkan pos retribusi milik Pemkab Karanganyar. Graffiti berlatar warna hitam dengan tulisan warna putih itu diperkirakan mulai muncul sejak Selasa (29/7).

Sejumlah warga tampak abai dengan tulisan itu lantaran tak paham arti graffi ti yang tergambar di tembok. Salah satu graffiti berukuran besar tergambar di tembok toko sebelum Pasar Karangpandan, Karanganyar. Di tembok itu ada gambar bendera ISIS berikut tulisan Khilafah Baaqiyah, imbauan menjauhi minuman keras, dan berhijab syari.

(Baca Juga: Duh, Polisi Tak Tahu Ada Grafiti Dukungan ISIS, Wah, Lereng Lawu Penuh Grafiti ISIS)

LEMBAGA PEMASYARAKATAN: ”Napi Harus Diberi Jaminan Kesehatan”

Pemkab Klaten diminta menyediakan jaminan kesehatan yang layak bagi narapidana (napi) di daerah setempat. Hal itu menyusul tidak tercatatnya napi dalam kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Sejauh ini Pemkab dinilai kurang responsif terhadap isu kesehatan warga lembaga pemasyarakatan (LP).

Kepala Divisi Kemasyarakatan Kanwil Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM) Jawa Tengah, Hermawan Yunianto, mengatakan regulasi baru tentang layanan jaminan kesehatan membuat napi dalam posisi marginal. Bersama pengamen, gelandangan, dan orang terlantar (PGOT), napi menjadi kalangan yang tidak terkaver BPJS.

“Semua penduduk di Indonesia tanpa terkecuali dilayani program ini, asal tercatat sebagai penerima layanan. Yang jadi problem kan penghuni LP tidak terdaftar sebagai penerima layanan BPJS,” ujar dia saat mengunjungi LP Kelas IIB Klaten, beberapa waktu lalu.

Menurut Hermawan, Pemkab semestinya mengambil alih layanan kesehatan tersebut lewat pengalokasian dana. Pihaknya mengatakan pemerintah daerah juga mempunyai tanggung jawab untuk berpartisipasi dalam pengelolaan LP. Hermawan menyebut sejumlah daerah di Jateng seperti Wonogiri, Kudus, Tegal, dan Slawi telah menunjukkan keberpihakan kesehatan bagi napi.

“Mereka menggratiskan biaya perawatan napi yang tidak tertanggung BPJS di rumah sakit milik pemerintah. Di beberapa daerah bisa seperti ini, saya heran Klaten kok belum,” tutur dia.

Pihaknya sudah berkomunikasi dengan para kepala LP di Jateng untuk menyampaikan hal tersebut pada pemerintah setempat. Hermawan berharap segera ada solusi taktis untuk menjembatani kebutuhan kesehatan warga LP.

(Baca Juga: Kemenkum HAM Desak Pemberian Jaminan Kesehatan)

PEKAN SYAWALAN TSTJ: Bagikan Ketupat Sebagai Ungkapan Syukur

Ribuan orang mendekat ke tepi telaga di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo, Minggu (3/8) pagi. Mereka menyaksikan empat orang laki-laki berdiri di getek yang terbuat dari bambu menyeberang menuju pulau yang ada di tengah telaga.

Pengunjung tiba-tiba dikagetkan dengan aksi penyerangan empat orang berkostum bajul atau buaya dari pulau itu terhadap para penumpang getek. Aksi penyerangan itu membuat getek menjadi oleng dan hampir membuat salah satu penumpangnya, yakni tokoh Joko Tingkir yang diperankan Bandoro Raden Mas Suryo Triyono, cucu PB XII, tercebur ke dalam telaga.

Namun, Joko Tingkir mampu mengantisipasi serangan tersebut dan berhasil selamat. Tanpa diperintah, dua prajurit Joko Tingkir turun dari getek ke pulau dan langsung menyerang para siluman buaya itu. Lantaran jumlah siluman buaya yang lebih banyak, dua prajurit tersebut tampak kewalahan.

Joko Tingkir atau biasa dipanggil Mas Karebet itu kemudian ikut turun ke pulau. Dia membantu dua prajuritnya mengalahkan para siluman buaya.

(Baca Juga: Begini Padatnya TSTJ Solo saat Syawalan, Pengunjung TSTJ Tembus 13.000 Wisatawan, Syawalan, TSTJ Targetkan 60.000 Pengunjung)

PASAR IR. SOEKARNO: Seratusan Pedagang akan ”Duduki” PN

Seratusan pedagang Pasar Ir. Soekarno berencana “menduduki” Pengadilan Negeri (PN) Sukoharjo guna mengawal jalannya sidang perdana gugatan perdata terkait polemik pasar tersebut, Senin (4/8) ini.

Aksi mereka itu diklaim murni atas kesadaran pedagang demi memperjuangkan nasib mereka yang sudah hampir tiga tahun terkatung-katung di pasar darurat. Ketua Himpunan Pedagang Pasar Kota Sukoharjo (HPPKS), Fajar Purwanto, menyatakan pihak-pihak yang digugat pedagang antara lain Pemkab Sukoharjo dan PT Ampuh Sejahtera selaku pelaksana proyek.



Pedagang memercayakan penanganan gugatan perdata itu ke Pusat Konsultasi dan Bantuan Hukum (PKBH) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. “Kami sebagai pedagang yang memberikan kuasa kepada PKBH. Nanti pada setiap persidangan, seratusan pedagang dari berbagai jenis dagangan akan hadir dan menyaksikan jalannya sidang guna memberikan support moril,” papar dia saat ditemui Espos di lokasi darurat Pasar Ir. Soekarno, Minggu (3/8).

(Baca Juga: Pedagang Bakal Mengadu ke Komnas HAM)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya