SOLOPOS.COM - Soloraya Hari Ini Rabu (28/12/2016)

Halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini mengabarkan tiga pelaku perusakan Restoran Social Kitchen ditangkap polisi.

Solopos.com, SOLO — Polda Jateng kembali menangkap tiga orang yang diduga pelaku perusakan, penganiayaan, dan perampasan di Social Kitchen Lounge and Bar di Sukoharjo. Penangkapan dilakukan Selasa (27/12/2016) di lokasi dua lokasi berbeda.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Total tersangka yang ditangkap polisi terkait kasus ini sebanyak 11 orang. Satu di antara tiga tersangka yang ditangkap kemarin diduga berperan sebagai penggerak massa perusakan Social Kitchen.

Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) III Kejahatan Kekerasan (Jatanras) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jateng, AKBP Nanang Haryono, mengatakan Polda Jateng masih terus menyelidiki kasus sweeping di Social Kitchen yang terjadi Minggu (18/12/2016).

Ketiga tersangka ditangkap di wilayah Bendosari dan Kartasura, Sukoharjo. Ketiga tersangka tersebut yakni Sri Asmorom Eko Nugroho, 39, warga Joyotakan, Serengan, Solo; Kombang Saputro, 26, warga Sukoharjo; dan Mujiono Laksito, warga Semanggi, Solo.

Kombang dan Eko ditangkap di salah satu ruko di Gading Regency 2, Kartasura. Sementara Mujiono yang diketahui sebagai Bendahara LUIS ditangkap di Bendosari. Eko berperan sebagai penggerak massa saat melakukan sweeping.

Tiga orang yang diduga pelaku perusakan Social Kitchen ditangkap polisi menjadi headline halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Rabu (28/12/2016). Halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini juga mengabarkan 46 pengecer pupuk bersubsidi di Sragen putus kontrak, Jembatan Tirtonadi segera dibangun, dan Festival Kuliner di Wonogiri.

Simak cuplikan kabar halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Rabu:

DISTRIBUSI PUPUK BERSUBSIDI : 46 Pengecer di Sragen Putus Kontrak

Sebanyak 46 pengecer pupuk bersubsidi di wilayah Sragen tidak melanjutkan kontrak dengan produsen pupuk bersubsidi, PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) dan PT Petrokimia Gresik, mulai awal 2017. Puluhan pengecer itu mengundurkan diri dan terkena pencoretan sebagai dampak tak tertib administrasi.

Berdasarkan data di Dinas Perdagangan (Disdag) Sragen, jumlah pengecer pupuk yang berstatus kios pupuk lengkap (KPL) sebanyak 458 kios. Data tersebut hampir stagnan sejak 2013-2015. Kepala Seksi Pembinaan Distribusi Disdag Sragen, Joko Suranto, mencatat ada pencoretan 18 pengecer pada 2016 karena bermasalah atau tidak sesuai dengan aturan pengecer.

Jumlah pengecer yang semula 458 kios menjadi 440 kios pada 2016. “Jumlah pengecer itu berkurang signifikan pada 2017, pengurangannya mencapai 46 kios karena ada penertiban administrasi. Tadinya belum berstatus KPL diajak agar KPL. Ada pengecer yang mau dan ada yang tidak. Akhirnya jumlahnya dari 440 kios hanya tinggal 394 kios,” ujar Joko, Selasa (27/12/2016).

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

INFRASTRUKTUR JALAN : Jembatan Tirtonadi Segera Dibangun

Setelah sempat tertunda, proyek pembangunan jembatan Tirtonadi dipastikan segera dikerjakan pada tahun depan. Sesuai rencana, ada dua paket pekerjaan yang akan digarap meliputi pembangunan jembatan baru Tirtonadi dan jembatan gantung.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Solo, Budi Yulistianto, menerangkan pembangunan jembatan Tirtonadi selama ini terganjal proses pembebasan lahan warga. Namun, saat ini proses pembebasan telah dirampungkan Pemkot Solo sehingga pembangunan jembatan bisa mulai dikerjakan pada tahun depan. “Sudah klir [pembebasan lahan]. Jadi tahun depan bisa dikerjakan,” kata Budi ketika dijumpai wartawan di Balai Kota, Selasa (27/12/2016).

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

FESTIVAL KULINER : Bolu Biji Pepaya dan Keripik Ontel Rasanya Hmmm…

Untuk kali pertama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri menggelar festival kuliner. Antusiasme masyarakat luar biasa. Kegiatan bertajuk Festival Kuliner Khas Wonogiri yang digelar di Alunalun Giri Krida Bakti Wonogiri, Selasa (27/12/2016) dipadati ribuan pengunjung.

Festival ini dimeriahkan 49 peserta dari pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) mulai pedagang bakso, mi ayam, tengkleng, dan puluhan kelompok wanita tani (KWT) dari berbagai kecamatan. Perhatian pengunjung banyak tertuju pada penganan yang disajikan KWT.

Berbagai makanan kudapan yang tak lazim tersaji di meja masing-masing kelompok. Dwi Prasetyo bertubi-tubi melontarkan pertanyaan kepada penjaga stan KWT Tapel Mandiri, Desa Gondang, Purwantoro. Ia penasaran dengan penganan bolu biji pepaya. ”Biji pepaya? Serius enggak ini Bu? Bagaimana cara bikinnya?” tanya pengunjung pria berusia 30 tahun asal Purwantoro, Wonogiri, itu.

”Ya serius dong. Biji pepaya banyak manfaatnya lo, salah satunya buat obat penyakit tipes. Itu menurut informasi di Internet. Caranya bikinnya mudah,” kata Ketua KWT Topel Mandiri, Darsini.

Membuat bolu biji pepaya seperti membuat bolu pada umumnya.  Bedanya hanya ditambah biji pepaya. Biji pepaya disangrai hingga kering lalu dihaluskan menggunakan blender atau alat lain. Setelah halus lalu dicampurkan ke adonan bolu.

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya