SOLOPOS.COM - Soloraya Hari Ini Rabu (12/10/2016)

Solopos hari ini halaman Soloraya mengabarkan Citilink membuka rute Padang dan Palembang.

Solopos.com, SOLO — Bisnis penerbangan di Solo berkembang pesat selama dua tahun terakhir yang didukung perkembangan hinterland Solo. Momen ini pun dimanfaatkan Citilink membuka connecting flight (penerbangan lanjutan) menuju ke Padang dan Palembang melalui Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sales Representatif Citilink Solo, Ria Vitari, menyampaikan penerbangan lanjutan ke Padang berangkat dari Solo pukul 08.45 WIB, kemudian berangkat dari Jakarta pukul 11.30 WIB.

Kabar Citilink membuka rute Padang dan Palembang melalui Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, menjadi headline Solopos hari ini halaman Soloraya. Soloraya hari ini juga mengabarkan fenomena sosial, trabas motor, dan sayembara batik 2016. Simak cuplikan kabar Solopos hari ini halaman Soloraya, Rabu (12/10/2016):

Ekspedisi Mudik 2024

FENOMENA SOSIAL : Tim Gabungan Larang Kegiatan UN Swissindo

Tim gabungan yang terdiri atas TNI, Polri, Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpollinmas) Sragen, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), dan LSM Komite Penegakan Hak Asasi Manusia (Kompak HAM) Sragen mendatangi Kantor Perwakilan United Nation Swissindo (UN Swissindo) Sragen, Selasa (11/10/2016).

Puluhan anggota tim gabungan tersebut memasang spanduk bertuliskan “Seluruh Kegiatan UN Swissindo Dilarang di Kabupaten Sragen Karena Ilegal”. Spanduk itu dipasang di pintu masuk halaman Kantor Perwakilan UN Swissindo yang beralamat di Kampung Wonowoso No. 40, RT 001/RW 008, Kelurahan Sine, Kecamatan Sragen Kota, Sragen.

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

TRABAS MOTOR : Petani Tembakau asal Cepogo Dapat Rumah

Hanya dengan kaus berkerah dipadu celana jin panjang hitam dan sandal selop kulit, Joko Suranto, 45, warga Dukuh Kujon, Desa Wonodoyo, Kecamatan Cepogo, Boyolali, menyambangi Markas Kodim 0724/Boyolali, Selasa (11/10/2016) pagi.

Bermodal iseng mengikuti ajang terabas Delta 1 yang diselenggarakan Kodim 0724/ Boyolali dan Komunitas Trail Boyolali pada Minggu (9/10/2016) lalu, Joko berhasil mengantongi sertifikat rumah yang berlokasi di Kragilan, Mojosongo, Boyolali.

Baru kali ini saya ikut kompetisi motor trail. Hanya iseng sebenarnya, tapi alhamdulillah dapat hadiah rumah, saya senang sekali, kata Joko, saat berbincang dengan Espos, kemarin.

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

SAYEMBARA BATIK 2016 : 302 Desain Batik Bersaing Jadi Khas Sragen

Janur kuning menjadi hiasan kajang di bagian depan Galeri Batik Sukowati Sragen. Spanduk bertuliskan Gelar Karya dan Pemilihan Nominasi Sayembara Batik Sragen 2016 terpampang jelas di pintu masuk halaman galeri itu. Selasa (11/10/2016) siang, halaman itu disulap menjadi tempat pameran karya desain batik dari berbagai daerah di Jawa.

Sebanyak 302 lembar desain batik dengan motif dan aliran yang berbedabeda dipajang di halaman itu. Khalayak umum bisa menikmati pameran yang berlangsung sejak pukul 09.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Motif flora dan fauna serta manusia purba mendominasi Ratusan desain batik itu beraliran abstrak, realis, dan tradisional. Ada yang masih berupa sketsa dan ada pula yang sudah
pewarnaan penuh. Di setiap gambar desain batik diberi penjelasan singkat tentang judul, motif desain, dan diskripsi nilai
yang terkandung dalam desain batik itu.

Para pengunjung hilir mudik melihat pameran sehari itu. Dari sekian banyak pengunjung, terlihat seorang budayawan Sragen, Harjuno Toto, yang serius memandangi detail setiap desain batik.

“Sebagian besar desainer batik yang ikut sayembara batik Sragen ini masih terjebak pada gambar manusia purba Sangiran. Padahal di Sangiran itu banyak fosil yang bisa diangkat, seperti fosil kepala banteng, gading, dan fauna lainnya. Kendati Sangiran menjadi ikon Sragen, ya seharusnya gambar manusia purba dihindari agar kesannya tidak negatif,” ujar Harjuno saat berbincang dengan Espos, Selasa siang.

Mantan Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpor) Sragen itu menilai tata warna sudah pas dan gradasi warna juga bagus. Bila diselaraskan dengan visi misi Bupati yakni guyup rukun, ia menyarankan motif batik Sragen itu harus mencerminkan kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat.

Secara ekonomi bisa mengambil motif padi atau semangka. Secara budaya bisa mengambil gambar penari, hasil karya, dan fosil-fosil. Gambaran kehidupan sosial bisa diambil motif lumbung padi dan seterusnya.

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya