SOLOPOS.COM - Solopos Hari Ini, Sabtu (13/6/2020).

Solopos.com, SOLO -- Tragedi benang layangan yang merenggut nyawa warga Solo menjadi keprihatinan banyak pihak karena ruang publik atau terbuka di Solo masih minim. Sehingga menyebabkan terbatasnya lahan untuk bermain layang-layang.

Ruang terbuka hijau (RTH) publik Kota Solo masih jauh di bawah batas minimal yang disyaratkan UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yaitu 20%.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sesuai Pasal 29 UU 26/2007, proporsi RTH publik pada wilayah kota paling sedikit 20% dari luas wilayah kota. Staf Pengajar Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Andi Setiawan, mengatakan Kota Solo hanya memiliki luas RTH publik di bawah 10%. RTH terbagi dalam kategori antara lain taman, tempat permakaman umum, dan hutan kota.

Ulasan mengenai ruang publik di Solo yang masih minim itu menjadi sorotan utama di Harian Umum Solopos edisi hari ini, Sabtu (13/6/2020). Berita itu bisa dibaca selengkapnya di: E-Paper Solopos.

Ekspedisi Mudik 2024

Selain soal ruang publik di Solo yang minum, Harian Umum Solopos edisi hari ini juga menyoroti tentang kebijakan Pemkab Karanganyar yang melonggarkan penyelenggaraan hajatan di tengah pandemi Covid-19.

Longgarkan Hajatan, Larang Kegiatan Malam

KARANGANYAR -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar melonggarkan penyelenggaraan hajatan tetapi masih melarang kegiatan mengumpulkan massa di malam hari.

Pemkab Karanganyar telah menyelenggarakan rapat koordinasi lintas organisasi perangkat daerah (OPD) perihal tatanan semangat baru di Kabupaten Karanganyar, Rabu (10/6/2020). Wilayah yang dikenal dengan sebutan Bumi Intanpari itu memilih menyebut kenormalan baru dengan semangat baru. Pemkab Karanganyar sedang menggodok peraturan bupati (perbup) yang mengatur detail tatanan semangat baru di wilayah Kabupaten Karanganyar.

Simak secara lengkap di: E-Paper Solopos.

Sedangkan di halaman Soloraya, ada kabar mengenai kesiapan Dinas Pendidikan Solo menyiapkan sekolah di kenormalan baru. Ada pula kabar mengenai Masjid Agung Solo gelar salat Jumat perdana setelah vakum kurang lebih dua bulan karena pandemi Covid-19.

Disdik akan Tunjuk Sekolah Percontohan

Solo -- Dinas Pendidikan (Disdik) Solo akan menunjuk sekolah di tiap-tiap kecamatan untuk menjadi percontohan kenormalan baru.

Kepala Disdik Solo Etty Retnowaty mengatakan sekolah percontohan ini ada untuk jenjang mulai PAUD hingga SMP. "Rencananya memang begitu [ada sekolah percontohan kenormalan baru]. Nanti ada di masing-masing kecamatan, mulai PAUD hingga SMP baik yang negeri maupun swasta," ujar dia, Jumat (12/6/2020).

Menurut dia, sekolah yang akan dijadikan percontohan ini adalah sekolah yang siap dengan fasilitas sesuai protokol kesehatan. Di antaranya memberi jarak tempat duduk antarsiswa dan penyediaan wastafel untuk cuci tangan.

Baca secara lengkap di: E-Paper Solopos.

Covid-19 Ujian, Umat Diminta Tobat

Pengelola Masjid Agung Solo menggelar salat Jumat pertama di Masjid Agung Solo saat kenormalan baru, Jumat (12/6/2020).

Ratusan orang dari Kauman, Pasar Klewer, dan anggota jemaah perkantoran mendatangi masjid melalui tiga pintu, masing-masing pintu utama (timur), utara, dan selatan dengan pengecekan suhu tubuh, pemberian masker kepada anggota jemaah yang tidak membawa masker, pemakaian hand sanitizer oleh pengurus masjid.

Jemaah dengan suhu tubuh di bawah 37,5 derajat Celcius dapat melaksanakan salat Jumat. Jemaah yang belum wudu dipersilakan wudu menggunakan fasilitas masjid. Mereka membawa sajadah dari rumah dan mengisi saf yang sudah diatur dengan jarak satu meter.

Simak selengkapnya di: E-Paper Solopos.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya