SOLOPOS.COM - ran Solopos Hari Ini edisi Rabu (11/11/2020) mengulas tentang setop tambang pasir di Merapi.

Solopos.com,SOLO--Koran Solopos Hari Ini edisi Rabu (11/11/2020) mengulas tentang setop tambang pasir di Merapi.

Dengan volume magma yang melebihi 2006, potensi bahaya Gunung Merapi kini mengarah ke sisi tenggara dan barat. Namun aktivitas tambang pasir di lereng-lereng tenggara Merapi masih berjalan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan catatan BPPTKG, potensi arah luncuran material erupsi Gunung Merapi berada di wilayah tenggara dan arah barat.

Sekeluarga Meninggal Termasuk Pengantin Baru, DKK Sragen Belum Sebut Klaster Hajatan

Kepala BPPTKG Hanik Humaida menyatakan jika potensi utama Gunung Merapi berdasarkan bukaan kawah yang terjadi mengarah ke arah Kali Gendol atau ke arah tenggara. Akan tetapi, deformasi Gunung Merapi juga terjadi ke arah barat. Artinya, wilayah barat Gunung Merapi juga tak luput dari bahaya gunung yang sudah berstatus siaga (level tiga) ini.

"Ini berarti ancaman utama di Kali Gendol. Namun, demikian karena deformasi juga mengarah ke barat. Jadi, potensi ke sana juga ada," ujar Hanik Humaida saat diwawancarai di barak pengungsian balai desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Selasa (10/11/2020).

Selengkapnya baca E-paper Solopos.

Salam Takzim untuk Sang Maestro

Gamelan lirih mengiringi prosesi krobongan atau penghormatan terakhir jenazah komposer sekaligus maestro gamelan Rahayu Supanggah, 71, Selasa (10/11/2020) siang. Gending Bedhaya Amartya ciptaan mendiang yang pernah dibawakan saat pentas kolaborasi bersama Sri Astari Rasjid pada 2014an ini mengalun pelan.

Perlahan, para penari membukakan jalan peti jenazah dari rumah duka menuju mobil ambulance yang akan membawanya menuju peristirahatan terakhir di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Astana Loyo Benowo, Ngringo, Jaten, Karanganyar.

Dosen ISI Solo yang juga pengelola Garasi Seni Benowo, Suraji, Selasa, mengatakan gending Bedhaya Amartya dinilai sangat istimewa dan disukai mendiang Panggah. Dulu dibawakan ketika adegan Pandawa muksa, menggambarkan perpisahan antara raga dan sukma. Sebelumnya, gendhing pengiring duka seperti Ketawang Pamegatsih, Ketawang Yitma, Ketawang Dandhang Gula Tlutur, Ayak-Ayakan Mijil Layu-Layu, dibawakan berulang-ulang sejak pukul 11.00 WIB.

Selama 7 Hari, Klaten Dalam Status Tanggap Darurat Erupsi Merapi

Kepergian Panggah meninggalkan duka mendalam bagi seniman Solo yang pernah dekat dan nyantrik dengannya. Laman media sosial (medos) seniman Solo mulai ramai sejak kabar kepulangannya, Selasa dini

Ucapan doa dan bela sungkawa mengalir ramai. Sebut saja pesinden sekaligus komposer Solo yang merupakan putri angkatnya, Peni Candra Rini, koreografer Eko Supriyanto, penyanyi Endah Laras, juga sutradara dan budayawan Yogyakarta Garin Nugroho.

Selengkapnya baca E-paper Solopos.

Capaian Pajak Jateng II -14,38%

Penerimaan pajak di lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jawa Tengah II pada periode Januari - Oktober 2020 minus (-) 14,38% atau baru tercapai 66,93%. Capaian pajak ini minus sebagai dampak adanya wabah pandemi Covid-19. Di sisi lain, sektor usaha konstruksi mengalami tekanan paling berat dengan kontraksi -30,52%.

Kepala Kanwil DJP Jateng II, Rudy Bastari Gunawan, mengatakan realisasi penerimaan pajak di wilayahnya jelang akhir tahun baru tercapai 66,93%. Pertumbuhan mengalami tekanan sehingga -14,38% sebagai dampak Covid-19.

“Realisasi pajak KPP di Jateng II pada periode Januari - Oktober 2020 senilai Rp8,154 triliun. Capaian ini turun jika dibandingkan tahun lalu [year on year] pada periode yang sama terealisasi Rp9,524 triliun. Pertumbuhan pajak -14,38% ini lebih baik dari angka nasional yang tertekan hingga -18%,” kata dia, kepada wartawan, Selasa (10/11/2020).

Selengkapnya baca E-paper Solopos.

Pasien Kabur Belum Ditemukan, Anak-Istri Selesai Karantina

Hingga dua pekan, pasien Covid-19 asal Kecamatan Jebres yang kabur dari RSUD dr. Moewardi (RSDM) Solo belum juga ditemukan. Pria 41 tahun itu diketahui tidak pulang ke rumah sesaat setelah melarikan diri dari ruang isolasi pada Selasa (27/10/2020) pagi. Istri dan anak pasien itu rupanya ikut tertular dan wajib melakoni karantina mandiri.

Rabu (11/11/2020), keduanya dinyatakan sudah dua pekan rampung karantina dan bisa kembali beraktivitas. Karantina mandiri dianggap rampung jika termasuk kasus konfirmasi tanpa gejala (asimtomatik) yang tidak dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR dengan ditambah 10 hari isolasi mandiri sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi. Camat Jebres, Sulistiarini, menyampaikan sampai saat ini pasien yang kabur tersebut belum ditemukan.

“Sampai Selasa (10/11/2020) ini belum ada kabar pulang. Sedangkan untuk istri dan anaknya akan selesai karantina pada Rabu,” kata dia, kepada Espos, Selasa. Sulis mengatakan setelah rampung karantina, keduanya bakal diperiksa oleh petugas Puskesmas guna mengetahui kondisi terakhir. Mereka kemudian mendapatkan surat keterangan sehat dan selesai karantina mandiri.

Selengkapnya baca E-paper Solopos.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya