SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Kabar mengenai perusakan tugu persilatan di Sragen menjadi topik utama di Harian Umum Solopos 8 Juli. Lewat tajuk Setop Provokasi Lewat Tugu Persilatan, Solopos mengabarkan ternyata kesepakatan yang diteken oleh para perwakilan perguruan silat di Sragen itu belum mampu menghentikan konflik.

Kesepakatan itu dilanggar dan aksi perusakan tugu perguruan silat terulang. Polisi pun memperingatkan agar perusakan tugu tak menjadi alat provokasi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Insiden perusahan itu terjadi kurang dari 24 jam setelah kesepakatan diketok bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Sragen di Gedung DPRD Sragen pada Senin (6/7/2020) sore.

Cek Fakta: 1.000 Santri Kudus Tak Sadarkan Diri Usai Rapid Test dengan RS Swasta dari China

Perusakan tugu perguruan silat teranyar terjadi Selasa (7/7/2020) dini hari. Aksi perusakan tugu tersebut diduga dilakukan empat remaja yang mengendarai dua sepeda motor sekitar pukul 00.30 WIB.

Sebelumnya, aksi perusakan terhadap tugu-tugu milik Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) juga terjadi Minggu (5/7/2020) siang.

Selengkapanya baca di E-Paper Solopos

KTP-El Buronan Djoko Tjandra Jadi 1 Jam 19 Menit

Kasus Naik Klaten Malah Zona Kuning

Topik lain yang tak kalah menarik di halaman 1 Solopos 8 Juli adalah kabar mengenai Kabupaten Klaten yang masuk dalam 36 wilayah beralih dari zona risiko sedang menjadi zona risiko rendah penularan virus corona per 5 Juli 2020.

Padahal, saat ini Klaten memiliki total 62 kasus positif Covid-19 dan 14 di antaranya masih dirawat. Koordinator Pusdalops Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 Klaten, Ronny Roekmito, mengatakan penilaian untuk menentukan warna zonasi dilakukan saban hari melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten.

Bisa Karaoke, Ini Sederet Fasilitas Bus Wisata Mabour di Madiun

“Setiap hari dari daerah melaporkan hasil penghitungan dengan kriteria yang dibakukan dari pusat. Ada 15 indikator yang digunakan untuk menentukan zona. Hasil penghitungan setiap hari fluktuatif, bisa berbeda-beda setiap hari,” kata Ronny.

Selengkapanya baca di E-Paper Solopos

Tiktok Pilih Cabut dari Hong Kong, Dipaksa Serahkan Data Pengguna?

Hitung Mundur Para Penghuni Prameks

Kisah para pelaju Solo-Jogja juga menjadi salah satu tema menarik di Solopos 8 Juli. Ribuan orang bergantung pada Kereta Api (KA) Prambanan Ekspres (Prameks) setiap Hari.

Kisah mereka bersama KA itu tak lama lagi berakhir sebab bakal digantikan kereta rel listrik (KRL). Salah satunya kisah Agustin, 35, yang pada Selasa (7/7/2020) pagi pukul 05.31 WIB berangkat menuju Stasiun Solo Balapan dari Stasiun Maguwo, Sleman, Jogja seperti biasa.

Setibanya di Stasiun Solo Balapan, dia segera menuju rumah penduduk yang menyediakan lahan parkir sepeda motor. Perempuan yang menjadi aparatur sipil negara (ASN) tersebut melanjutkan ke kantor mengendarai sepeda motor yang dititipkan.

Kasus Covid-19 Tinggi, Semarang Raya bakal Terapkan PKM

Begitu kesehariannya Sejak tujuh tahun lalu sebagai penumpang KA Prameks. Titin, sapaan akrabnya, menjadi pelaju Jogja-Solo sejak 2013 atau sejak menikah. Keputusan melaju diambil dengan pertimbangan sang suami bekerja dengan sistem sif.

“Pilih Prameks karena enggak macet, aman ada Polsuska sering berkeliling [polisi khusus KA], dan enggak capai dibandingkan naik sepada motor atau bus. Enggak pernah ada kendala perjalanan sejak 2017,” katanya.

Selengkapanya baca di E-Paper Solopos

Bocah Pembuat Sepeda Tinggi di Klaten Hobi Utak-Atik sejak SD

Warga Setabelan Dicatut Dukung Bajo

Di halaman Soloraya Solopos 8 Juli, satu keluarga warga RT 003/RW 006 Kampung Jogobayan, Kelurahan Setabelan, Banjarsari, Solo dikabarkan merasa identitas mereka dicatut sebagai pendukung pasangan cawali-cawawali Solo dari jalur perseorangan, Bagyo Wahyono-F.X. Supardjo (Bajo).

Hal itu mereka ketahui saat didatangi tim verifikator dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Solo pada Jumat (3/7/2020) sore. Tim verifikator KPU Solo yang mengenakan alat pelindung diri (APD) didampingi petugas dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Solo.



Karanganyar Larang Acara Hiburan

“Mereka ingin meng-cross check ihwal sikap politik keluarga saya apa benar mendukung pasangan dari jalur independen, Bajo. Lha saya kaget karena tidak merasa mendukung Bajo. Lalu saya tanya bapak, ibu, dan adik saya, ternyata juga tidak mendukung Bajo,” ujar Nicolous Irawan, anggota keluarga itu.

Selengkapanya baca di E-Paper Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya