SOLOPOS.COM - Halaman Depan Harian Umum Solopos edisi Senin, 15 September 2014

Solopos.com, SOLO – Polemik RUU Pilkada masih jadi headline Harian Umum Solopos hari ini, Senin (15/9/2014). Diberitakan Presiden SBY mengaku tengah mencari solusi soal polemik sistem pilkada.

Sementara itu gelombang penolakan masyarakat terhadap pilkada melalui DPRD meluas di berbagai wilayah. Pada Minggu (14/9/2014), demo menentang pilkada oleh DPRD terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kabar lain, Jalur kereta api antara Stasiun Tuntang, Kabupaten Semarang, dengan Stasiun Kedungjati, Grobogan, mati sejak 1970, akan direaktivasi. Simak rangkuman berita utama Harian Umum Solopos edisi Senin, 15 September 2014, berikut;

RAPAT PRESIDEN: SBY Cari Solusi Pilkada

Polemik Rancangan Undang-undang Pemilihan Kepala Daerah (RUU Pilkada) terus bergulir dengan membelah dua kubu yang pro pemilihan langsung dan mereka yang mendukung pemilihan kepala daerah oleh DPRD.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku tengah mencari solusi soal polemik sistem pilkada. Sementara itu gelombang penolakan masyarakat terhadap pilkada melalui DPRD meluas di berbagai wilayah. Pada Minggu (14/9), demo menentang pilkada oleh DPRD terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

(Baca Juga: Demo di Berbagai Kota, SBY Cari Solusi, Sukarelawan Projo Desak SBY Tarik RUU Pilkada, Pakar Hukum: Ini Kesempatan SBY Tunjukkan Kekuasaannya, Tolak Pilkada Lewat DPRD, Aksi Serentak Digelar di 5 Kota)

TEKNOLOGI INFORMASI: Pengelola Tidak Optimal, PLIK Kurang Maksimal

Beberapa unit Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) di Boyolali bikinan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) yang bekerja sama dengan rekanan selaku penyedia perangkat keras dan perangkat lunak tak berfungsi optimal karena pengelola tak punya komitmen mendukung pengembangan budaya berinternet.

Salah satunya adalah PLIK di rumah Sutiyarso di Desa Sendang, Kecamatan Karang Gede, Kabupaten Boyolali. Saat Espos mendatangi unit PLIK itu, Kamis (11/9) siang, tak ada seorang pun warga sekitar yang datang ke fasilitas PLIK yang berlokasi di pinggir jalan alternatif menuju Salatiga itu. Sang pemilik rumah, Sutiyarso, yang merupakan bekas Kepala Desa (Kades) Sendang juga sedang tak berada di rumahnya.

Istri Sutiyarso, Sri Suhartini, 49, saat ditemui Espos di rumahnya, Kamis, mengatakan fasilitas PLIK tersebut memang belum pernah dibuka untuk umum sejak program PLIK digulirkan oleh Kemenkominfo pada 2011 lalu.

PEMILIHAN KETUA RT: 78 Kandidat Bertarung, Rela Menyuap agar Tak Dipilih

Malam hari selepas waktu Isyak, Sabtu (13/9), ratusan warga RT 002/RW 006 Mlangsen, Kelurahan Joho, Sukoharjo, berdatangan di balai pertemuan setempat. Di sudut teras balai itu, berdiri sebuah baliho.

Di sana, terpampang 78 foto wajah warga lengkap dengan nama terangnya. ”Yu…rasah milih aku ya? [Yu, jangan pilih saya ya?]” celetuk seorang warga kepada warga lainnya. Semua kursi terisi penuh. Acara pun dimulai dengan sebait doa.

”Alhamdulillah, partisipasi pemilih sangat luar biasa,” ujar sesepuh warga, Sartono, mengapresiasi kehadiran warga dalam acara pemilihan ketua rukun tetangga (RT) itu yang disebut sebagai Pilkaret.

Ya, inilah hajatan demokrasi kelas RT paling riuh. Sekilas, acara ini mirip pemilihan umum (pemilu). Selain dilengkapi komisi pemilihan RT, para pemilih sebanyak 278 orang itu juga harus masuk daftar pemilih tetap (DPT).

PENGEMBANGAN PERKERETAPIAN: Nostalgia Jalur Tuntang-Kedungjati

Jalur kereta api antara Stasiun Tuntang, Kabupaten Semarang, dengan Stasiun Kedungjati, Grobogan, mati sejak 1970, akan direaktivasi. Simak penelusuran wartawan Solopos, Insetyonoto, di jalur mati sepanjang Tuntang-Kedungjati ini.

Suatu siang di Stasiun Tuntang. Di dekat sebuah gudang tua, puluhan pekerja sibuk memadatkan tanah untuk rel kereta. Sebagian lainnya membersihkan dan mengecat bangunan yang berada di depan gudang kuno itu. Cat warna biru dan putih menjadi pilihan untuk dituangkan di bangunan Stasiun Tuntang, sebuah bangunan cagar budaya yang kini kembali bersolek.

“Sudah dua pekan lebih kami bekerja di sini [Stasiun Tuntang],” kata salah seorang pekerja asal Cilacap, Nasirin, ketika ditemui Espos, Kamis (4/9). Pembenahan fisik Stasiun Tuntang ini hampir rampung. Bagian belakang Stasiun yang dibangun pada pada 1871 dan dioperasikan pada 21 Mei 1873 ini tampak bersih.

(Baca Juga: Jalur Kedungjati-Tuntang Diaktifkan Lagi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya