SOLOPOS.COM - Solopos Hari Ini Senin (28/11/2016)

Solopos hari ini mengabarkan penghapusan Ujian Nasional diputuskan pekan ini.

Solopos.com, SOLO — Pemerintah akan memutuskan rencana penghapusan Ujian Nasional (UN) 2017 pada pekan ini. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan keputusan rencana penghapusan UN akan dibahas dalam rapat terbatas (ratas) pada pekan ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

”Di tingkat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah diputuskan agar UN itu didesentralisasi. Nanti akan kami rapatkan pekan ini. Di rapat terbatas. Kemudian akan diputuskan,” kata Jokowi seusai acara peringatan Hari Guru Nasional di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Minggu (27/11/2016).

Desentralisasi UN yang diusulkan Kemendikbud adalah ujian akhir bagi siswa di tingkat SMA/sederajat ditangani pemerintah provinsi (pemprov) dan tingkat SMP/sederajat dan SD diurus pemerintah kabupaten/kota.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyatakan penghapusan UN 2017 kemungkinan bisa berlanjut pada tahun-tahun berikutnya. Dia menyatakan moratorium (penghentian sementara) UN sejalan dengan konsep Nawacita.

Penghapusan Ujian Nasional diputuskan pada pekan ini menjadi headline Harian Umum Solopos hari ini, Senin (28/11/2016). Selain itu Solopos hari ini juga mengabarkan pelaku makar bukan GNPF MUI, Nico Rosberg juara dunia F1, dan sanggar tari tidak pernah mati.

Simak cuplikan kabar Harian Umum Solopos hari ini, Senin:

FORMULA 1 : Like Father Like Son

Nico Rosberg sekarang bisa membusungkan dada ketika bercengkerama dengan ayahnya Keke Rosberg. Sang anak baru saja menyamai pencapaian ayahnya 34 tahun lalu sebagai peraih titel juara Formula 1 (F1).

Finis posisi dua di Sirkuit Yas Marina, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) sudah cukup bagi Rosberg (Mercedes) untuk mengunci titel juara dunia kali pertamanya, Minggu (27/11/2016) malam WIB.

Ada pun balapan di Abu Dhabi dimenangi rival berat Rosberg, Lewis Hamilton. Rosberg langsung menghampiri istrinya,Vivian Sibold, begitu keluar dari mobil Mercedes seusai lomba. Masih mengenakan helm lengkap, pembalap Jerman itu memeluk erat sang istri. Tak lama, pembalap Jerman itu diangkat para kru Mercedes untuk merayakan gelar juaranya.

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

AKSI 2 DESEMBER : Kapolri: Pelaku Makar Bukan GNPF MUI

Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian memastikan ada kelompok yang memiliki agenda makar dalam aksi demo besar, namun bukan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI.

”Saya tidak pernah sekalipun menuduh teman-teman yang melakukan Aksi Bela Islam adalah kelompok yang makar dan saya sudah lakukan komunikasi dengan mereka,” ujar Tito di Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jl. Kramat Raya, Jakarta, Minggu (27/11/2016).

Dia menyatakan pernyataan dirinya ada kelompok yang ingin makar dengan menggulingkan Presiden dan menduduki Gedung DPR adalah sinyal untuk kelompok aksi pendompleng dari aksi 2 Desember yang akan digelar GNPF MUI.

Namun, Tito tidak membeberkan kelompok pendompleng itu. ”Ada kelompok-kelompok yang ingin menggunakan isu ini karena ada pengumpulan massa. Mereka mendompleng dengan membawa isu lain. Di antaranya menggulingkan Presiden dengan cara menduduki DPR,” kata Tito.

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

KESENIAN DAERAH : Karena Sanggar Tari Tak Pernah Mati

Sanggar tari menjadi jantung untuk menjaga lahirnya generasi penerus para penari di Kota Solo. Ratusan anak-anak dari Sanggar Tari Soerya Soemirat Mangkunegaran memadati Pendapa Ageng Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) Solo, Kamis (17/11/2016) sore.

Wajah mereka ceria dengan senyum. Seakan para bocah itu ingin memperlihatkan kecintaan terhadap tari tradisi kepada para orang tua mereka yang menonton di seputaran Pendapa Ageng. Pada Sabtu (19/11/2016) malam, mereka tampil dalam pementasan Tari Timun Emas untuk memperingati ulang tahun ke-34 Sanggar Tari Soerya Soemirat yang jatuh pada 2 Oktober.

Para pelatih tari terlihat sibuk mengatur dan memberi instruksi kepada ratusan anak-anak yang sebagian besar masih berusia empat hingga 12 tahun itu. Tentu bukan perkara mudah bagi para pelatih.

Terlebih lagi, jumlah pelatih tidak lebih dari 15 orang. ”Sing gojek tak denda sewu. Sewu ping piro iki sing gojek? Kanggo jajan Bu Neneng [Yang goyonan didenda seribu. Seribu kali berapa ini yang guyonan? Buat jajan Bu Neneng],” teriak seorang pelatih di tengah Pendapa Ageng. Anak-anak itu silih berganti menampilkan gerakan tarian sesuai tugas. Ketika selesai, mereka berlarian bermain dengan temanteman atau mendekati orang tua mereka.

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/



 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya