SOLOPOS.COM - Koran Solopos edisi Rabu (31/5/2023).

Solopos.com, SOLO–Berita tentang puluhan pemilik pangkalan elpiji 3 kilogram (kg) mendatangi Kantor Dinas Perdagangan (Disdag) Solo di kompleks Balai Kota Solo, Selasa (30/5/2023), menjadi headline Harian Umum Solopos edisi hari ini, Rabu (31/5/2023).

Diberitakan Koran Solopos hari ini, mereka sambat alias mengeluh lantaran kesulitan menggunakan aplikasi MyPertamina serta memberlakukan aturan pembelian elpiji 3 kg menggunakan kartu tanda penduduk (KTP).

Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan

Para pemilik pangkalan elpiji 3 kg itu mendatangi Kantor Disdag Solo sekitar pukul 09.00 WIB. Mereka ditemui oleh Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan dan Pengembangan Perdagangan Disdag Solo, Training Hartanto. Dalam kesempatan itu, mereka menyampaikan keluh kesah soal uji coba aplikasi MyPertamina dan pembelian elpiji 3 kg menggunakan KTP.

Koordinator pemilik pangkalan elpiji 3kg di Solo, Heru Purwanto, mengatakan penerapan aplikasi MyPertamina mempersulit para pemilik pangkalan elpiji 3 kg. Platform aplikasi tersebut digunakan untuk mengumpulkan data masyarakat by name by address atau tiap nama satu alamat agar distribusi tepat sasaran.

“Ternyata di lapangan banyak kendala yang muncul. Masyarakat membeli elpiji 3 kg harus membawa fotokopi KTP dan kartu keluarga (KK) serta foto. Mereka protes karena merasa dipersulit untuk membeli elpiji 3 kg. Kami jangan dibenturkan dengan masyarakat,” kata dia.

Heru yang membuka usaha pangkalan elpiji 3 kg di wilayah Kelurahan Nusukan, Banjarsari, menyebut aturan berbeda diterapkan bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang dinilainya juga merepotkan. Selain menunjukkan KTP dan KK, para pemilik pangkalan elpiji 3 kg wajib melampirkan dokumen foto usaha masing-masing pelaku UMKM.

Hal ini menurut dia menambah beban yang ditanggung para pemilik pangkalan elpiji 3 kg. “Kami tidak mungkin memotret satu demi satu usaha yang dijalankan pelaku UMKM. Pangkalan elpiji itu membantu pemerintah menyalurkan elpiji 3 kg. Kami berhadapan langsung dengan masyarakat,” papar dia.

Selengkapnya simak di Harian Umum Solopos edisi hari ini, Rabu (31/5/2023).

Dendam, Suyono Nekat Habisi Rekan

SUKOHARJO–Kasus penemuan potongan-potongan tubuh manusia di wilayah perbatasan Kota Solo dan Sukoharjo akhirnya terkuak setelah pelaku ditangkap polisi. Kemarahan dan dendam menjadi pemicu aksi penghilangan nyawa yang disertai mutilasi atau pemotongan tubuh korban.

Hal itu terungkap dalam jumpa pers pengungkapan kasus yang dipimpin langsung oleh Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Tengah, Irjen Pol. Ahmad Lutfi, di Mapolres Sukoharjo, Selasa (30/5/2023).

Kapolda mengatakan tersangka, Suyono, 50, menghabisi nyawa Rohmadi, 51 asal Solo lantaran telah memendam dendam yang cukup lama. Keduanya sebenarnya sama-sama bekerja sebagai penjaga malam gudang toko mebel.

Rohmadi dihabisi Suyono di gudang toko mebel yang terletak di Jl. Ir. Soekarno No. 36 Dukuh Ngasinan, Desa Kwarasan, Grogol, Sukoharjo, pada Jumat (19/5/2203) lebih kurang pukul 01.00 WIB (detail kejadian lihat grafis).

“Motif yang bersangkutan dari pemeriksaan saksi dan bukti yang ditemukan, motif pelaku adalah sakit hati dan merasa kesal. Selain itu motif lainnya adalah ingin menguasai harta korban yaitu kendaraan bermotor,” jelas Kapolda.

Selain itu Kapolda mengungkapkan motif lain pelaku yakni adanya cinta segitiga antara keduanya. Tetapi ia tak mengungkapkan lebih lanjut, menurutnya hal itu masih dalam penyelidikan. Dari motif tersebut Kapolda mengungkapkan pelaku mengakhiri hidup korban seorang diri atau tanpa bantuan orang lain.

Suyono yang dihadirkan dalam ungkap kasus tersebut mengaku awalnya tidak berpikir akan memotong tubuh korban. Tetapi karena sulit membawa korban keluar dari tempatnya membunuh dia akhirnya memotong tubuh Rohmadi. Ia mengaku takut dan gemetar tetapi rasa takut ketahuan lebih besar.

“Saya buang di tiga tempat untuk menghilangkan jejak. Sebenarnya saya tidak mau begitu. Saya hanya ingin membunuh saja,” ungkap Suyono.

Selengkapnya simak di Harian Umum Solopos edisi hari ini, Rabu (31/5/2023).

Patung Buddha dan Stupa Semarakkan Balai Kota

Ibarat seseorang yang selalu berganti penampilan dan bersolek agar rupawan dalam menyambut aneka perayaan, begitu pula yang terlihat di kawasan Balai Kota Solo dan sekitarnya.

Dulu saat perayaan Imlek, Balai Kota dan sekitarnya semarak dengan ornamen lampion dan patung karakter shio. Kemudian menyambut Ramadan dan Idulfitri giliran ornamen bernuansa Islami yang mendominasi.

Begitu pula saat menyambut rangkaian perayaan agama Hindu, Nyepi, rangkaian janur yang cantik dan ornamen khas Hindu gantian memanjakan mata. Kini, menyambut hari raya umat Buddha, Waisak, ornamen-ornamen Buddhisme pun menghias kawasan Balai Kota dan sepanjang Jl. Jenderal Sudirman hingga jembatan Kali Pepe di depan Pasar Gede.

Jembatan berhias instalasi lampu yang mayoritas berwarna kuning. Jembatan itu dihias gapura berbentuk stupa dengan tulisan “Selamat Hari Raya Tri Suci Waisak 2567 TB.”

Ornamen berupa stupa dan sebagainya sudah terpasang sejak Senin (29/5/2023). Stupa dan umbul-umbul warna-warni memagari median dan tepian Jl. Jenderal Sudirman.



Sementara itu tepat di depan Balai Kota, ada patung Buddha dalam posisi merebahkan diri atau yang biasa disebut The Reclining Buddha yang terpasang. Patung itu terbuat dari alumunium dengan warna kuning. Di dekatnya ada patung lima karakter yang melambangkan lima murid Sang Buddha.

Selengkapnya simak di Harian Umum Solopos edisi hari ini, Rabu (31/5/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya