SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Jumat (25/3/2022).

Solopos.com, JAKARTA — Setelah dua tahun mudik Lebaran dibatasi karena pandemi (2020-2021), warga yang akan mudik diperkirakan lebih banyak walaupun ada syarat vaksinasi booster. Penyediaan vaksinasi booster jadi tugas pemerintah. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengungkapkan syarat vaksinasi booster. Dengan ketentuan itu, diperkirakan warga akan berbondong-bondong mudik Lebaran setelah dua tahun dibatasi.

Warga yang berencana mudik diperkirakan 80 juta orang. Pelonggaran aturan mudik saat pandemi akan berpengaruh terhadap roda ekonomi. Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan keputusan pemerintah terkait mudik berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, terutama dari konsumsi rumah tangga. “Kita sempat kehilangan momentum pertumbuhan ekonomi pada saat Lebaran tahun lalu akibat larangan mudik. Tahun ini, kita bisa mengambil momentum tersebut,” kata Faisal, Kamis (24/3/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca juga: Wow, Arus Mudik Lebaran 2022 Diprediksi 80 Juta Orang

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah sebelumnya menyebutkan diizinkannya kegiatan mudik Lebaran akan mengembalikan perannya terhadap konsumsi, namun masih terbatas akibat masih adanya pandemi. Selain itu, dia juga menyampaikan kelompok menengah atas belum sepenuhnya berkonsumsi seperti sebelum pandemi.

Dengan demikian, aktivitas ekonomi pada Lebaran kali in akan mendekati normal, belum kembali ke normal. Namun, kebijakan ini bukan tanpa kritik. Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi dalam wawancara via WhatsApp (WA) menyatakan aturan wajib vaksin booster bagi pemudik Lebaran sama saja melarang mudik. Dia beralasan saat ini baru 12 jutaan warga yang menerima vaksin booster.

“Hal yang mustahil dalam satu bulan ke depan bisa mengejar vaksinasi booster, agar warga bisa mudik,” demikian pendapat Tulus. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Jumat (25/3/2022).

Disorot, Wajib Berbelanja Rp500.000 

KLATEN — Distributor memberlakukan syarat bagi warga yang akan membeli minyak goreng curah, yaitu berbelanja Rp500.000. Penjual berdalih itu untuk mencegah permainan joki minyak goreng. Pemilik Toko Sumber Hidup di Kelurahan Mojayan, Kecamatan Klaten Tengah, Rudi Santoso, mengakui memberlakukan ketentuan itu. Kewajiban berbelanja Rp500.000 hanya berlaku bagi pembeli nonpelanggan.

Sementara, warga yang tercatat sebagai pelanggan bisa membeli minyak goreng curah tapa harus berbelanja minimal Rp500.000. “Ya belanja minimal sekitar Rp500.000. Ini untuk meminimalkan joki. Kami sudah sampaikan ke kepolisian dan dinas,”  kata Rudi saat ditemui wartawan di tokonya, Kamis (24/3/2022). Rudi mengaku terpaksa memberlakukan ketentuan itu berkaca pada pengalaman sebelumnya. Minyak goreng kemasan banyak diburu, lalu bermunculan joki minyak goreng.

Baca juga: Distributor Minyak Goreng Klaten Beda-Bedakan Pembeli, Kenapa?

“Adanya joki itu, harga sampai di masyarakat lebih tinggi lagi. Kadang para joki itu dapat Rp20.000 sampai Rp30.000. Makanya kami melakukan itu supaya benar-benar yang dijual itu sama waktu kami mengeluarkan itu,” kata Rudi. Rudi menjelaskan saat ini pasokan minyak goreng curah dari produsen masih terbatas. Karena itu, ada pembatasan pembelian.

Untuk nonpelanggan, pembelian minyak goreng curah dibatasi satu jeriken ukuran 17 kg. Sementara, pelanggan toko itu bisa membeli sampai dua jeriken. Cara tersebut dilakukan agar ada pemerataan. Minyak goreng curah dari distributor sesuai harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp15.500 per kg. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Jumat (25/3/2022).

Peta Gerakan Tanah Berubah

SOLO-Rumah salah satu warga RT 005/RW 003, Kelurahan Pajang, Laweyan, Solo, ambruk setelah akibat gerakan tanah (gertan) atau tanah longsor, Kamis (24/3/2022) pagi. Kejadian itu menunjukkan peta gertan di Kota Solo berubah.  Sebab, Laweyan menjadi satu-satunya kecamatan di Kota Solo yang tidak disebut memiliki potensi dalam peta gertan milk Badan Geologi pada Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos, tanah longsor di Pajang terjadi Kamis sekitar pukul 08.30 WIB.  Rumah terdampak tanah longsor itu disebut sudah retak sejak 2021 dan sudah tak dihuni pemiliknya. Pemilik rumah, Warjinem, 83, mengaku mendengar suara reruntuhan bambu di rumahnya yang tepat berada di selatan SMK Santo Paulus.

Baca juga: Lagi, Rumah di Pinggir Sungai Brojo Pajang Solo Ambrol Terbawa Longsor

“Pas pagi saya kaget mendengar suara runtuhan bambu di belakang rumah, saya langsung melapor ke pak lurah,” kata Warjinem sat ditemui Solopos di lokasi kejadian, Kamis. Dia mengaku sudah setahun tinggal di rumah saudaranya. Sebab, rumah miliknya yang sudah ditinggali sejak 1973 itu retak. Dia khawatir tanah longsor dan banjir mengancam keselamatannya. “Dulu tempat tidur saya disitu [titik longsor Kamis],”  ungkapnya.

Lurah Pajang, Priadi, mengatakan sudah menginformasikan kejadian longsor itu ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo. Dia mengatakan sudah dua kali tanah longsor terjadi di wilayahnya sejak kejadian banjir Jumat (21/3/2022). Selengkapnya di halaman Soloraya Harian Solopos edisi Jumat (25/3/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya