SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Jumat (1/7/2022).

Solopos.com, JAKARTA — Misi perdamaian yang dibawa Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Ukraina dan Rusia diapresiasi. Upaya diplomasi itu disambut baik oleh pemimpin Ukraina dan Rusia yang diiringi isyarat positif kedua pihak bertikai. Kamis (30/6/2022) Presiden Jokowi bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin. Dalam pertemuan itu, Putin menyambut Jokowi dan menerima Indonesia sebagai negara yang memiliki hubungan dekat dengan Rusia.

“Saya sangat senang bertemu Anda di Rusia, di Moskow. Saya tahu ini adalah kunjungan pertama Anda ke negara kami,” kata Putin dalam naskah sambutannya untuk Jokowi yang dirilis melalui laman kremlin.ru, Kamis.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Indonesia adalah satu dari negara yang memiliki ikatan baik setelah menjalin hubungan diplomatik selama beberapa dekade. Yang penting, kami sedang mengembangkan hubungan kita di semua area, seperti ekonomi, politik dan keamanan, serta tentu upaya memerangi teronsme,” kata Putin. Putin juga menggarisbawahi perdagangan Indonesia dan Rusia naik 42% dan terus tumbuh pada tahun ini.

Dia juga menyebut ketertarikan Indonesia untuk menjalin hubungan dengan blok Eurasian Economic Union (EAEU). Terkait hal itu, Putin mengakui posisi penting Jokowi dalam presidensi G20 tahun ini dan memimpin pertemuan ASEAN tahun depan.

“Saya percaya kita akan fokus pada seluruh isu tersebut saat ini,” kata Putin. “Saat kita berbicara lewat telepon, Anda menunjukkan kekhawatiran dan pentingnya penyelesaian krisis di Ukraina, di Donbass. Saya akan memberitahu Anda secara detail segala yang terjadi di sana dan perspektif kami tentang masalah ini,” kata dia.

Baca juga: Momen Presiden Jokowi Bertemu Presiden Putin di Istana Kremlin Rusia

Rombongan Presiden Jokowi dan Ibu Iriana tiba di Moskow, Rusia, dengan pesawat Garuda Indonesia GIA-1 mendarat di Bandara Vnukovo II pada Kamis sekitar pukul 11.00 waktu setempat. Jokowi dan Irana turun dari pesawat dan disambut pejabat Federasi Rusia. Mereka antara lain Kepala Protokol Negara Federasi Rusia lgor Viktorovich Bogdashev dan Wakil Menteri Luar Negeri Federasi Rusia Mikhail Bogdanov. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Jumat (1/7/2022).

Pembeli Pertalite Belum Dibatasi

JAKARTA — Pengguna Pertalite belum dibatasi selama masa uji coba pembatasan pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi itu. Sementara itu, pemerintah segera mengajukan usulan kenaikan harga BBM ke Badan Anggaran (Banggar) DPR. PT Pertamina (Persero) mulai membuka pendaftaran untuk uji coba pembatasan pembelian BBM jenis Pertalite melalui quick response (OR) code mulai Jumat (1/7/2022).

Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, mengatakan pihaknya akan membuka pendaftaran identitas kendaraan tersebut selama 30 hari ke depan untuk di 11 daerah. Selama masa tersebut, Pertamina akan terus mengevaluasi penerapan kebijakan tersebut di lapangan. Hal itu menyangkut dengan pengawasan, termasuk antusiasme pendaftaran masyarakat.

Baca juga: Konsumen Bisa Cetakan QR Code untuk Transaksi Beli Pertalite dan Solar 

“Pertalite masih terbuka, terbuka untuk semua kendaraan,” ujarnya dalam konferensi pers yang digelar pada Kamis (30/6/2022). Ito mengatakan rencana pembatasan pembeli Pertalite tersebut merupakan salah satu upaya untuk menekan jebolnya kuota subsidi yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Melalui pendaftaran identitas kendaraan dan penggunanya, setiap pembelian Pertalite dapat mudah didata.

Selain itu, penyaluran Pertalite bisa diawasi agar penyalurannya lebih tepat sasaran. “Ketika mencocokkan data kalau sudah sesuai maka user tadi itu akan tergolong sebagai masyarakat yang terdaftar untuk menerima BBM bersubsidi,” ungkapnya.

Pertamina juga menyebut pendaftaran kendaraan dan identitasnya ke aplikasi MyPertamina hanya ditujukan untuk kendaraan roda empat. Menurut Irto, pembukaan pendaftaran di 11 daerah yang telah ditentukan tidak diperlukan untuk kendaraan roda dua. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Jumat (1/7/2022).

Terancam Tak Dapat Siswa

SOLO — Beberapa satuan pendidikan sekolah dasar (SD) hanya mendapatkan pendaftar kurang dari 10 orang. Mereka menilai faktor geografis yang menjadi penyebab utama sekolahan hanya mendapatkan sedikit siswa. Berdasarkan pantauan Espos di laman ppdb.surakarta,go.id, Kamis (30/6/2022) pukul 17.00 WIB, hanya ada dua pendaftar yang masuk dalam data pendaftar SDN Sriwedari No. 197.

Dua pendaftar itu menempatkan SDN Sriwedari No.197 sebagai pilihan kedua. Apabila mereka diterima di pilihan pertama dan melakukan daftar ulang, maka dapat dipastikan SDN Sriwedari No.197 tak mendapat murid satu pun. Kepala SDN Sriwedari No.197, Bambang Suryo Riyadi, mengatakan lokasi sekolah menjadi salah satu faktor yang menyebabkan sedikitnya pendaftar.

Baca juga: Miris! Lokasi Tengah Kota, SDN Sriwedari Solo Terancam Tak Dapat Murid

Sistem zonasi menjadi faktor kedua. Sistem zonasi memprioritaskan jarak domisili siswa dengan sekolah yang dipilih. Sementara, SDN Sriwedari No.197 letaknya jauh dari permukiman. “Zonasi itu iya, selain itu di lingkungan sini ada perhotelan, kantor, GOR, stadion, kan otomatis seperti tak ada perkampungan. Misal ada perkampungan pun, jauh di sana, Di sini, belakang sekolahan pun hanya kecil kampungnya,”tutur dia saat ditemui Solopos, Kamis.

Sejak penerapan sistem zonasi,Mjumlah siswa dari tahun ke tahun cenderung menurun. Saat ini, hanya ada lima siswa di Kelas I, tiga siswa Kelas Il, dan delapan siswa Kelas III. “Sebelum ada zonasi ya sedikit. Ketambahan ada zonasi, yang banyak dari kelas Ill ke atas Kelas Vl ada 19 siswa,” tutur dia. Selengkapnya di halaman Soloraya Harian Solopos edisi Jumat (1/7/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya