SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Kamis (7/7/2022).

Solopos.com, SOLO — Pembongkaran Jembatan Jurug B (jalur Solo-Karanganyar) di Solo segera dilakukan dan puluhan ribu unit kendaraan bakal mendapat imbas. Selain memberlakukan contraflow di Jembatan Jurug C (jalur Karanganyar-Solo), Pemerintah Kota (Pemkot) Solo sudah merilis jalur-jalur yang bisa dijadikan pengemudi sebagai alternatif.

Jalur alternatif itu bisa diakses dengan berputar via Ring Road Mojosongo, Solo, atau bisa berputar lewat Sukoharjo. Hal itu menjadi pilihan karena nyaris dipastikan contra flow yang disediakan di Jembatan Jurug C tak mampu menampung volume kendaraan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti disebutkan sebelumnya, potensi kendaraan keluar meninggalkan Solo sebanyak 70.000 unit/hari. Sementara untuk kendaraan masuk, sekitar 42.000 unit/hari. Dengan ditutupnya Jembatan Jurug B, diprediksi kemacetan akan terjadi di Palur, Karanganyar dan tentunya wilayah Jebres, Solo.

Ancaman kemacetan itu menyusul Jembatan Jurug B dibongkar pada September. Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo telah memperhitungkan secara cermat. Dishub harus cermat mengingat Jembatan Mojo, penghubung Solo-Sukoharjo terletak di selatan (Jembatan Jurug), juga bakal dibongkar untuk kebutuhan pemeliharaan.

Ekspedisi Mudik 2024

Jembatan Mojo juga mendapatkan perbaikan yang membuat ruas jalan hanya bisa dilewati sepeda motor. Dalam pantauan Solopos, Rabu (6/7/2022) pukul 08.00-09.30 WIB, jalanan penuh lalu lalang kendaraan bermotor, mayoritas melaju dari Karanganyar menuju Kota Solo.

Baca juga: Antisipasi Traffic Bottleneck di Jurug, Dishub Solo Akan Gelar Simulasi

Sekitar 700 kendaraan melintas di Jembatan Jurug C dalam waktu satu setengah jam Sedangkan pada sore hari, mulai pukul 15.00-16.00 WIB, tercatat ada sekitar 600 kendaraan melintas di Jembatan Jurug B.

Kasi Manajemen Rekayasa Lalu Lintas (MRLL) Dishub Kota Solo, Mudo Prayitno, kepada Solopos, Rabu, mengatakan sejumlah langkah antisipasi sudah disiapkan. Seperti memasang rambu-rambu untuk pengalihan jalan, sehingga sedikit bisa mengurai kepadatan di Jembatan Jurug C.

“Alternatif utamanya memang Jembatan Jurug C. Jadi apabila terjadi kepadatan, tentunya kami sudah antisipasi dan merencanakan dengan memasang, rambu-rambu pengalihan arus,” urainya. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Kamis (7/7/2022).

Tanah di Slamet Riyadi Tembus Rp65 juta per Meter

SOLO — Harga tanah di JI. Slamet Riyadi, Solo, sudah menyentuh harga Rp65 juta per meter persegi. Sementara, Real Estate Indonesia (REI) Komisariat Soloraya mencatat harga tanah termahal di Solo Rp30 juta per meter persegi. Baru-baru ini, beredar kabar tanah di Kota Solo mencapai Rp65 juta per meter persegi.

Lokasi tersebut berada di pusat kota, yakni Jl. Slamet Riyadi, Tanah tersebut memiliki luas 2.751 meter persegi sehingga total nilai dari tanah tersebut mencapai Rp178,8 miliar. Kepala Bidang Penetapan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Solo, Wulan Tendra Dewavani mengatakan hal tersebut sangat wajar.

Jl. Slamet Riyadi merupakan jalan protokol. Jalan yang menjadi pusat keramaian lalu lintas. Sehingga, menurut Wulan, harga tanah di kawasan tersebut mahal. Harga tersebut juga terbilang tinggi dibandingkan daerah lainnya di Solo.

Baca juga: Harga Tanah Di Jl Slamet Riyadi Rp65 Juta Per M2? Ini Kata Bapenda Solo

Berdasarkan penelusuran Solopos terhadap objek tanah lain di Kota Solo, ada lahan yang dijual dengan harga Rp3,5 juta per meter persegi hingga Rp10 juta per meter persegi. “Di JI. Slamet Riyadi itu benar dan wajar bila mencapai Rp65 juta per meter persegi. Karena itu jalan protokol,” jelas Tendra saat ditemui Solopos di kantornya, Rabu (6/7/2022).

Menurutnya, harga tanah di Solo pasti akan naik. Tendra mengatakan setidaknya tiap tahun terjadi kenaikan harga tanah, 6%-7%. “Harga pasaran tanah di Solo enegak mungkin turun pasti naik,” jelasnya. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Kamis (7/7/2022).

Wisata 24 Jam dan Layanan Hotel

SOLO — Perwakilan Humas Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo, Sistho A. Sreshtho, mengatakan layanan hotel akan menyesuaikan pola promosi Pemerintah Kota (Pemkot Solo), terlebih saat rencana penerbangan rute luar negeri-Solo terealisasi.

Dia juga berharap stakeholders mulai memikirkan aktivitas 24 jam supaya wisatawan betah di Kota Bengawan. Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, meminta penerbangan langsung dari luar negeri ke Solo. Permintaan tersebut bukan hanya untuk mendukung event internasional, namun juga untuk mendukung pariwisata.

Baca juga: Penerbangan Langsung dari Luar Negeri ke Solo Dikebut

“Hotel itu fleksibel. Tidak ada limit, tidak ada batasan dalam dunia perhotelan,” tutur Sistho, Selasa (5/7/2022). Penyesuaian yang bisa dilakukan oleh hotel, misalnya dengan memetakan dan menganalisis potensi tamu hotel. Contohnya, dari mana saja mereka, tujuan berkunjung ke Solo apa, dan kemampuan mereka dalam menentukan lama waktu menginap.

“Kami lihat karakter tamunya dari mana, seperti apa, bagaimana spending power mereka. Kita akan analisis itu,” jelasnya. Sistho mencontohkan penyesuaian tersebut bisa dilakukan dengan menyiapkan menu makanan dan merchandise, yang liner dengan negara asal. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Kamis (7/7/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya