SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Rabu (12/1/2022).

Solopos.com, SOLO — Pengamat ekonomi menilai pendeknya waktu tempuh Solo-Jogja setelah ada jalan tol akan berdampak signifikan terhadap banyak hal. Harian Solopos edisi Rabu (12/1/2022) menyajikan headline terkait dampak positif dibangunnya jalan tol Solo-Jogja.

Memangkas Hambatan Solo-Jogja

SOLO-Pembangunan jalan tol Jogja-Solo digadang-gadang bakal mempersingkat waktu tempuh antara kedua kota. Solo-Jogja yang biasanya ditempuh 1,5 jam dapat diperpendek menjadi 20 menit mulai 2023 jika tol rampung dibangun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengamat ekonomi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Lukman Hakim menilai pendeknya waktu tempuh itu akan berdampak signifikan terhadap banyak hal. Distribusi barang menjadi lebih cepat, begitu pula perjalanan kendaraan wisata antara kedua kota.

la menyebut para pelaju Solo-Jogja sempat menghitung jumlah traffic light di sepanjang ruas jalan itu mencapai 36 titik. Apabila di setiap titik pengendara harus berhenti selama satu menit saja, maka total waktu berhenti sampai 36 menit. “Saat pengendara lewat jalan tol, mereka sudah memangkas 36 menit sendiri,” kata dia kepada Espos, Selasa (11/1/2022).

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: 36 Traffic Light di Jalan Solo-Jogja, Puluhan Menit Waktu Terbuang

Lukman menyampaikan diskusi mengenai jalan tol Solo-Jogja itu sudah mulai mengemuka dari 1980-an. Namun, saat itu hasil diskusi dan studi dianggap tidak layak karena lalu lintas tidak sepadat saat ini.

Karena itu, keberadaan jalan tol saat itu tidak berpengaruh banyak. Begitu pula jumlah traffic light yang kala itu belum sebanyak saat ini. Berita selengkapnya bisa dibaca di Harian Solopos edisi Rabu (12/1/2022).

Di halaman Soloraya, Harian Solopos menyajikan headline terkait polemik rencana pemindahan Pasar Mebel Gilingan.

Pedagang Pasar Mebel Merasa Dibohongi

SOLO-Paguyuban Pasar Mebel di Gilingan, Banjarsari, Solo, merasa dibohongi Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, khususnya Dinas Perdagangan serta Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerperin).

Hal ini terkait rencana pembangunan kembali pasar mebel yang dianggap tidak sesuai kesepakatan awal. Mereka menyebut pada masa pemerintahan Wali Kota lama, FX. Hadi Rudyatmo, pedagang diperbolehkan kembali berjualan pascapembangunan. Sementara, kebijakan pemerintahan baru bakal membangun pasar tersebut menjadi sentra industri kecil menengah (IKM).

Baca Juga: Pasar Mebel Gilingan Solo, dari Bekas Kuburan Dipindah ke Eks Kuburan

Pedagang bakal direlokasi ke lokasi lain, yakni di eks Bong Mojo, Jebres. “Kami bersedia dibangun kembali, tapi menggunakan detail engineering design [DED] lama. Kami boleh berjualan kembali seperti pasar lain. Bukannya dipindah. Ini enggak adil buat kami. Wis merasa ditipu, gitu,” kata Ketua Paguyuban Pasar Mebel Pasar Gilingan, Sutarmi atau Nyemuk, 58, saat ditemui di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Solo, Selasa (11/1/2021) siang.

“Kami pernah diminta tanda tangan surat, waktu itu kami pikir DED lama [bukan IKM],” kata Sutarmi. Berdasarkan informasi yang dihimpun Espos, surat yang dimaksud Sutarmi merupakan surat pernyataan sebanyak dua lembar. Surat tersebut diedarkan pada Juni 2021 yang isinya menyetujui empat poin aturan Pemkot Solo terkait sentra IKM penuh kesadaran dan bertanggung jawab.

Poin pertama bersedia direlokasi atau menempati sentra IKM baru yang akan dibangun. Kedua bersedia memberikan data terkait nilai investasi mesin dan peralatan serta jumlah tenaga kerja. Berita selengkapnya bisa dibaca di Harian Solopos edisi Rabu (12/1/2022).

Masih di halaman Soloraya, Harian Solopos juga menyajikan berita terkait penerapan PTM 100% untuk SMK/SMA di Solo.

Semua SMK/SMA PTM 100%, SMP Belum

SOLO-Hampir seluruh SMA/SMK di Kota Bengawan mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) dengan kapasitas 100% mulai Senin (10/1/2022). Kendati demikian, di sebagian sekolah, penerapan PTM 100% itu membuat aturan jaga jarak sulit diterapkan di dalam kelas sehingga siswa harus dibagi dalam dua sif, pagi dan siang.

Kepala Cabdin Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah VII Jawa Tengah Suratno menjelaskan apabila ruang kelas di tiap sekolah tak cukup untuk jaga jarak, maka tak perlu ada pembagian sif.

Baca Juga: Seluruh SMK dan SMA Kota Solo Sudah Gelar PTM 100%, SMP Belum

“Pada pelaksanaannya, ada sekolah yang satu sif jalan, ada yang dua sif. Jadi menyesuaikan bagaimana luasan ruang kelasnya,” kata dia saat dihubungi Selasa (11/1/2022).

PTM semester genap maksimal enam jam pelajaran dengan durasi per jam pelajaran 30-45 menit sesuai kebijakan sekolah. Mayoritas per jam pelajaran hanya 30 menit sehingga siswa SMA/SMK sif pertama memulai PTM pada pukul 07.00 WIB hingga 10.00 WIB kemudian sif kedua mulai pukul 11.00 WIB sampai 14.00 WIB. Berita selengkapnya bisa dibaca di Harian Solopos edisi Rabu (12/1/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya