SOLOPOS.COM - Monumen Peringatan (JIBI/Solopos/Arif Fajar S.)

Solopos.com, SOLO – Berita utama Harian Umum Solopos hari ini, Senin (18/8/2014) memberitakan dua tokoh nasional, Megawati Soekarno Putrid an Baharudin Jusuf Habibie tak bisa hadir dalam peringatan 17 Agustus di halaman Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Minggu (17/8/2014) pagi.

Berita lain, Sebanyak 127 narapidana (napi) di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Solo mendapat pemotongan masa tahanan atau remisi 17 Agustus, Minggu (17/8/2014).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Simak rangkuman berita Solopos hari ini, berikut;

PERINGATAN 17 AGUSTUS: Mega dan Habibie Absen di Istana

Sejumlah tokoh penting terlihat menghadiri acara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI di halaman Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Minggu (17/8) pagi.

Selain Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono, Wapres Boediono dan Ibu Herawati Boediono, serta para menteri kabinet, hadir pula sejumlah mantan pemimpin bangsa.

Tampak mantan Wakil Presiden Tri Sutrisno, mantan Wakil Presiden Hamzah Haz, serta mantan Wakil Presiden yang terpilih kembali menjadi Wakil Presiden Terpilih, Jusuf Kalla. Pasangan Jusuf Kalla untuk maju dalam ajang Pemilihan Presiden 2014, Joko Widodo, juga terlihat hadir bersama sang istri Iriana Joko Widodo.

Namun dua mantan presiden, yakni Presiden ke-3 RI, B.J. Habibie, dan Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, tidak terlihat menghadiri acara tersebut. Belum jelas alasan ketidakhadiran kedua mantan orang paling penting seantero Tanah Air tersebut.

Namun demikian, bagi Megawati, ini merupakan tahun ke-10 ia tidak menghadiri undangan acara peringatan detik-detik proklamasi dan pengibaran bendera di Istana. Padahal, setiap tahun pula ia selalu menerima undangan dari Presiden SBY untuk menghadiri acara peringatan proklamasi di Istana.

Politikus senior dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang dipimpin oleh Megawati, Pramono Anung, juga enggan menjelaskan alasan ketidakhadiran Megawati.

KISAH TRAGIS: 8 Bulan, Napi Rawat Buah Hati di Rutan

Sebanyak 127 narapidana (napi) di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Solo mendapat pemotongan masa tahanan atau remisi 17 Agustus, Minggu (17/8). Tak kurang dari 19 napi langsung bisa menghirup udara kebebasan. Ritual penyerahan surat keputusan (SK) remisi yang digelar di aula rutan setempat berlangsung lancar. Rupa kelegaan terpancar dari para napi yang mendapat remisi.

Namun, suasana ceria itu seketika memudar tatkala Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, bersama Kapolresta Solo, Kombes Pol. Iriansyah, Kajari Solo, Yuyu Ayomsari, dan Dandim 0735/Solo, Letkol (Inf) Ardian Triwasana, yang menghadiri acara, mengunjungi blok khusus perempuan. Mata semua orang langsung tertuju pada salah satu napi yang menggendong anak kecil.

(Baca Juga: 127 Napi Wonogiri Dapat Remisi, 12 Diantaranya Napi Narkotika, 5 Napi Lapas Klaten Dapat Remisi Bebas)

Monumen Peringatan (JIBI/Solopos/Arif Fajar S.)

Monumen Peringatan (JIBI/Solopos/Arif Fajar S.)

JEJAK PERJUANGAN: Penanda Heroisme di Solo

Banyak Terabaikan Kota Solo menjadi salah satu tempat pergolakan sengit perjuangan mempertahankan kemerdekaan pada periode 1945-1949. Hal ini dibuktikan dengan adanya sejumlah monumen penanda peristiwa bersejarah.

Seperti apa kondisi monumenmonumen itu? PascaproklamasiKemerdekaan, Indonesia harus menghadapi sejumlah operasi militer besar Belanda yang berupaya menegakkan kembali kekuasaan kolonialnya. Dengan kekuatan yang ada, bangsa Indonesia berupaya keras melawan serbuanserbuan ini, di mana salah satu perjuangan paling sengit terjadi di Kota Solo dan sekitarnya.

PENGHIMPUNAN DANA: Dulu Permen, Kini Sumbangan

Toko modern berjaringan besar di Indonesia, Alfamart dan Indomaret, memiliki program menghimpun dana sumbangan dari konsumen untuk kepentingan kemanusiaan.

Namun, mayoritas konsumen tak mendapatkan penjelasan konkret ihwal penggunaan dana sumbangan itu. Pekan lalu, Espos menelusuri model penghimpunan sumbangan yang memanfaatkan uang kembalian belanja hak konsumen yang dulu biasanya diganti permen dengan alasan tak ada uang receh tersebut. Penghimpunan sumbangan ini bisa dikatakan efektif menghilangkan pengganti uang kembalian bewujud permen yang dulu sering diprotes konsumen.

Penghimpunan dana tersebut biasanya dilakukan dengan menawarkan kepada pembeli yang berhak mendapat uang kembalian kurang dari Rp1.000 untuk menyumbangkan nya ke lembaga tertentu.

Kasir yang bertugas akan menanyakan kesediaan pelanggan menyumbangkan uang receh tersebut untuk program amal atau program ke manusiaan yang di selenggarakan toko modern itu bekerja sama dengan lembaga sosial tertentu.

(Baca Juga: Dulu Permen, Kini Sumbangan yang Ditodongkan…)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya